3.

455 28 6
                                    

"Hei. Kamu dimana?." Kazuha melihat sekitarnya, dia tidak melihat Heiji di manapun.

"Aku ada di belakangmu. Tenanglah, aku akan melindungi mu." Suara Heiji terdengar di earphone Kazuha.

"Lalu bagaimana?."

"Jika perkiraan ku benar. Dia adalah seorang pelajar dari intensitas waktunya. Kamu mulai merasa di ikuti saat sore hari kan?." Tanya Heiji. "Jangan berbicara. Cukup berdehem saja."

Kazuha mengerti lalu menjawab "Hem."

"Sabtu adalah hari libur, jadi kemungkinan besar kamu akan di ikuti olehnya sedari pagi." Heiji terdiam sejenak. "Jika jawabanmu tidak, jangan di jawab."

"Hem."

"Sekarang keluarlah dari taman. Kita akan mulai perburuannya sekarang." Heiji menyeringai.

Kazuha jalan keluar dari taman itu lalu dia berhenti di persimpangan jalan.

"Jika kamu bingung mau kemana apa sebaiknya kita ke toko kaset atau ke toko buku?." Heiji yang berdiri lumayan jauh dari Kazuha. 

Kazuha berfikir sejenak. "Kenapa aku harus menyetujui permintaan nya? Tapi dia ingin menolongku. Baiklah aku ingin lihat apa yang akan dia lakukan nanti." Dia jalan menuju toko buku. "Sudah lama aku tidak ke sini." Gumamnya. Kazuha yang memakai kacamata hitam serta topi hitam yang awalnya untuk menutupi jati dirinya namun tetap saja karena kepopulerannya ada saja seorang fans yang menyadari dan meminta berfoto bersamanya.

"Benar kan kamu Kazuha?." Tanya seorang gadis berkali-kali.

"Bukan. Aku hanya mirip saja." Kazuha mencoba menghindar tapi wanita itu terus memaksa meminta berfoto bersama. "Maaf. Jangan seperti itu." Kazuha menjauhkan ponsel milik fans nya itu.

"KAZUHA ASLI ADA DI SIMPANG JALAN."

Teriakan itu menimbulkan keriuhan, Kazuha pun masuk ke toko buku itu.

"Siapapun itu, aku selamat. Untung saja." Gumam Kazuha.

"Bukan aku yang melakukannya. Aku akan menyelidiki siapa yang berteriak barusan." Suara Heiji terdengar di earphone Kazuha.

"Bukan kamu? Lalu siapa?." Tanya Kazuha. Dia mengambil buku novel.

"Apa yang kamu baca?." Tanya Heiji.

"Kamu di mana? Temani aku di sini." Pinta Kazuha.

"Bukankah sudah aku bilang untuk tidak bicara." Heiji berdiri di rak buku yang lain. Dia mantap Kazuha melalui celah rak buku itu.

"Apa penguntit itu ada di sini?." Tanya Kazuha.

Heiji melihat sekelilingnya. "Tadi aku melihat tapi sekarang tidak ada. Mungkin dia lelah."

"Jadi. Bisakah kita pulang?."

Heiji jalan lalu mendekati Kazuha, berdiri di sampingnya lalu berkata. "Jangan lengah. Ayo kita keluar dari sini."

Kazuha terlihat masih khawatir.

"Aku akan menangkapnya." Kata Heiji. "Jangan khawatir."

Kazuha jalan beberapa langkah di depan Heiji.

Dari belakang Heiji melihat Kazuha dengan tenang. Dia berhenti jalan karena dia pikir terlalu dekat.

Kazuha melewati persimpangan jalan. "Kenapa jalan di sini begitu ramai?." Pikirnya.

Persimpangan jalan itu terkenal dengan beberapa komunitas yang melakukan cosplayer. Setiap weekend mereka akan berlalu lalang di sana dengan memakai kostum karakter kesukaan mereka. Ya, jalan itu layaknya catwalk bagi mereka.

"Heiji? Heiji kamu masih di belakang ku kan?."

Tak ada jawaban dari Heiji.

Kazuha mulai khawatir, dia menoleh ke belakang dan tiba-tiba dia di senggol dan membuat earphone yang di gunakan ya terjatuh.

"Earphoneku..." Kazuha jongkok hendak mengambil earphonenya.

Seorang cosplayer memberikan earphone milik Kazuha lalu berkata. "Maaf. Aku tak sengaja menginjak."

Kazuha memandangi earphone tersebut. "Heiji. Bagaimana ini?." Pikirnya. "Terimakasih." Kazuha mengambil earphonenya lalu hendak pergi.

"Eh. Tunggu. Aku akan. Menggantinya." Katanya.

"Tidak usah Sebastian." Ujar Kazuha sambil berlalu dari hadapannya.

"Sebastian?." Cosplayer itu melihat dirinya di pantulan etalase toko. "Oh iya. Aku sedang memakai cosplayer Sebastian Michael."

"Heiji... kamu di mana?." Pikir Kazuha. Dia melihat ke sekitar namun tak di temukannya sosok Heiji.

"Hei. Kamu mencari siapa?." Tanya seorang pria yang berdiri di belakang Kazuha.

Kazuha menoleh. "A... Aku mencari..."

Heiji tersenyum dia melihat earphone yang di pegang Kazuha. "Yah rusak."

"Maaf..." air mata Kazuha mengalir.

Heiji melihat Kazuha yang menangis lalu menyeka air matanya. "Jangan takut lagi. Aku sudah menemukan stalker itu." Kata Heiji. "Setelah mengantarmu pulang aku akan melacak dia dan jika kamu setuju aku akan laporkan dia ke kantor polisi."

"Kantor polisi?."

"Ya. Itu sudah termasuk tindak pidana. Dia bisa di hukum berat dan jika kamu mempunyai pengacara yang bagus dia akan di kenakan beberapa pasal..."

"Tapi..."

"Kazuha. Apa yang kamu pikirkan?."

"Aku mau pulang dulu." Pinta Kazuha.

"Ya. Aku akan antar kamu pulang."

Sesampainya di apartemen Kazuha.

"Masuklah." Ajak Kazuha.

Heiji melepas jaketnya lalu dia duduk di ruang tamu.

"Jangan pergi."

"Apa maksudmu?."

"Aku memang terganggu dengan penguntit itu tapi aku tidak mau dia di penjara." Kazuha menundukkan kepalanya.

Heiji mengerutkan keningnya. "Lalu apa yang kamu mau?."

"Bicarakan baik-baik..."

"Itu tidak akan berhasil."

"Tapi aku tidak mau ada orang yang di penjara..."

"Dia sudah melakukan tindak kejahatan.

"AKU TIDAK MAU..."









Heiji & Kazuha : pelindung bintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang