New Story

115 1 0
                                    

Tidak ada hal yang lebih indah selain hanya mencintai-Nya. C.I.N.T.A adalah suatu anugerah yang luar biasa yang diberikan Allah SWT. Untuk kita semua makhluk-Nya. Tanpa cinta hidup akan terasa hampa, dan hanya cinta pada-Nya hidup akan tentram. Kehancuran hidup akan sangat terasa bila kita tidak dekat dengan-Nya. Dengan segala rahmat dan hidayah-Nya mengantarkan ku pada kebaikan. Kebodohan yang sangat berakibat fatal dalam hidupku adalah terlalu berharap kepada cinta. Cinta yang dilandaskan bukan karena-Nya hanya akan mengundang kepedihan dan luka.

Masa muda yang begitu indah yang diwarnai era jaman now ini terkadang membutakan kita dan melalaikan kewajiban kita kepada Yang Maha Kuasa. Ntah berapa banyak muslim yang rusak akhlaknya karena jaman semakin maju dengan banyaknya media yang menyesatkan. Sungguh miris ketika melihat diri ini larut kedalamnya. Ini adalah perjalanan hidup yang aku rasa akan panjang tapi ternyata perjalanan ini bisa pendek kapan saja. Usia yang terasa seperti akan hidup selamanya tapi ternyata maut senantiasa menanti kapan saja. Maka dari itu bekal amal haruslah banyak agar dapat membantu dikemudian hari.

Kisah remajaku ini memang jauh dari kata baik dan terkesan berantakan dan tidak patut untuk dicontoh keburukannya. Aku hanyalah manusia biasa yang tak luput dari dosa. Mungkin kalian bisa ambil hikmah dari setiap pengalamanku ini, dan aku rasa mungkin hanya sedikit kebaikan yang bisa aku berikan. Untuk selebihnya segala hal keburukan yang aku lakukan sangat tidak pantas untuk di contoh, ambilah sisi kebaikannya. Dan semua ini tergantung dari cara kalian memandang. Tapi yang pasti aku dan penulis sangat berharap kisah ini dapat menginspirasi para pembaca dan kami berharap kita semua dapat banyak belajar dari kisah ini.

Masa muda adalah masa yang paling indah dan tidak akan bisa terulang kembali. Masa dimana tingkat emosi masih terbilang cukup tinggi dan rentan terhadap segala pengaruh yang ditimbulkan oleh kemajuan jaman. Sebelum tua semua orang pasti mengalami masa muda kecuali mereka yang memang tidak ditakdirkan untuk mengalami masa itu. Dan dijaman sekarang ini pergaulan sangat berpengaruh bagi kehidupan para remaja. Ntah itu pengaruh baik atau malah sebaliknya. Dan disini pastinya didikan kedua orang tua sangat dibutuhkan. Namaku Aisyah, aku tidak sebaik dan seindah namaku.

Aku memiliki seorang saudara perempuan bernama Fatimah, usianya lebih tua dariku 2 tahun. Sifat dan karakternya sangat berbeda 180° dariku, walaupun kita sering bertentangan namun dia adalah sosok yang sangat luar biasa bagiku. Ibu kami telah meninggal saat melahirkanku, maka dari sejak aku dilahirkan hingga sekarang aku tidak pernah mengenal sosok ibu. Dan kini aku dirawat oleh nenek di kota sedangkan Ayah dan kakakku mereka berada di desa. Di desa Ayah melanjutkan amanah dari kakek untuk mengurus sebuah pondok Pesantren yang didirikan bertahun-tahun yang lalu secara turun temurun. Sudah sangat lama pondok tersebut berdiri dan masih kokoh hingga sekarang.

Biasanya aku mengunjungi Ayah dan kak Fatimah setiap liburan atau hari raya besar tiba seperti Idul Fitri. Semenjak lebaran tahun lalu sudah hampir tiga tahun rasanya aku belum mengunjungi mereka di desa. Kesibukan ku sebagai pelajar dan jarak yang sangat jauh menjadi alasannya. Dan alasan terbesar nya adalah dengan Nenek. Dari sejak aku kecil Ayah ingin sekali membawa ku ke pesantren bersamanya. Namun waktu itu nenek dari Ibu ku menolak karena kehidupan di kota pendidikannya lebih terjamin dan masa depanku lebih cerah dan mudah jika ingin kuliah atau bekerja. Maka dari itu Ayah hanya dapat membawa kak Fatimah bersamanya. Dari sejak itulah aku dan kak Fatimah sangat jarang sekali bertemu. Bahkan nenek sebenarnya melarangku untuk pergi menemui Ayah.

Nenek selalu bilang kalau Ibu meninggal karena Ayah tidak mampu membiayai sakitnya Ibu. Dia selalu bilang kalau Ayah itu miskin dan takan mampu memberikan kehidupan yang layak bagiku. Tapi semua tetap saja dia adalah Ayah ku, dan aku selalu merindukannya tapi nenek selalu menghalangiku untuk bertemu dengannya. Mungkin memang benar kelayakan hidup yang nenek berikan dapat menjamin pendidikanku. Semua apapun yang ku mau bisa aku dapatkan hanya dengan meminta padanya. Tapi satu hal yang fatal adalah nenek tidak mendidiku dengan agama. Dia hanya mendidikku dengan uang dan uang, sehingga aku tidak pernah merasakan kepuasan dan kedamaian yang selama ini aku cari.

Cinta Suci AisyahWhere stories live. Discover now