Angin ^tengah^

182 29 5
                                    

seorang gadis dengan kamera di gengamannya tengah mengabadikan pemandangan taman yang hijau nan menenangkan di hadapannya.

gadis itu wajahnya mirip sekali denganku saat remaja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

gadis itu wajahnya mirip sekali denganku saat remaja. ya, aku yakin itu memang aku saat usia sekitar 15 tahun.

tapi anehnya jika itu benar-benar aku, mengapa di sini aku sebagai orang lain yang hanya mengamati apa yang terjadi?

seakan-akan aku sebagai pengamat yang tau segalanya.

tanpa dirinya ketahui, aku melihat laki-laki sebayanya menghampiri gadis itu dengan langkah ragu. ragu dengan apa yang akan dia lakukan nantinya.

lihatlah, aku seperti tau akan segalanya. sungguh aneh.

"hmm hai" sapa laki-laki itu.

gadis itu menoleh ke belakang, menatap laki-laki yang tidak di kenalinya itu. "siapa ya?"

dia tersenyum hangat. "panggil saja aku angin. mungkin aku lancang meminta hal ini kepada kamu, tapi aku harap kamu mau."

kerutan muncul di dahi si gadis. "apa yang kau inginkan?"

"aku sendirian di sini. maukah kau menemaniku pergi hanya untuk sehari ini saja? "

gadis itu tertegun. di satu sisi dirinya khawatir akan terjadi hal yang berbahaya, tapi di sisi lain dia ingin menerima ajakan itu. lagipula, dia pun bosan hanya memotret pemandangan di sini saja.

walaupun belum mengenal baik, gadis itu akhirnya tetap mengangguk dan tersenyum simpul. "oh iya kau belum tau namaku." gadis itu mengulurkan tangannya. "salam kenal, namaku nyoman."

laki-laki itu dengan senang hati menyambut tangan hangat perkenalan gadis bernama nyoman itu. "sebelum kamu terkejut, aku kasih tau kamu dulu bahwa aku bukan manusia biasa lagi. aku adalah peri angin. aku di tugaskan memilih seorang manusia untuk mengantarkan manusia itu ke mana saja. "

nyoman tercengang lalu terkekeh geli. "kau aneh. hei! aku ini udah berumur 15 tahun dan mana mungkin aku percaya akan hal itu. "

laki-laki itu menanggapi ucapan nyoman hanya dengan senyuman.

perlahan angin di sekitarnya berpendar mendekat ke arah mereka. menciptakan kumpulan angin bagaikan tornado.

aku yang melihat itu secara langsung tentu tercengang. sama halnya dengan gadis itu. seiring banyaknya kumpulan angin itu disertai pantulan cahaya matahari ke arahnya, semakin silau mataku melihat mereka.

Angin dan Angkasa |end|Where stories live. Discover now