4

2.1K 147 3
                                    

Natalie's POV

Aku masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru sambil menjinjing tasku. Sejujurnya keringat dingin sudah mengucur sedari tadi, aku terus bertanya sensasi macam apa yang ia berikan sehingga aku selalu tidak bisa berkutik didepannya. Aku menggerakan tanganku ke dahi, aku mengecek keadaanku sendiri apakah aku sedang terkena demam atau penyakit lainnya.

Terakhir aku merasakan sensasi ini sudah sekitar 1 tahun yang lalu dan aku selalu mencoba melupakan kenangan yang membuatku muak itu, kuharap itu tidak terjadi lagi padaku.

Merasa begitu beruntung karena rumah sepi, itu berarti mereka semua sudah terlelap ditidurnya. Cepat-cepat aku menuju kamar untuk membasuh badan dan tidur agar bisa melupakan tatapannya yang membuatku mati berdiri.

Kulihat kamarku gelap, aku segera menyalakan lampunya dan melempar tasku keatas ranjang.
"Ahhh!"
Tunggu? Suara siapa itu? Astaga itu Andrea yang sedang tiduran dikasurku, dasar kakak yang aneh apakah ia tidak memiliki kamar sendiri untuk tidur sehingga harus mengungsi kesini?
"Andrea! Cepat menyingkir dari kamarku, aku ingin tidur dan jangan ganggu aku." Ucapku sambil menarik nafas panjang dan tergesa-gesa.

Andrea mulai bangkit dari tidurnya, ia sedikit tertawa melihat wajahku yang sekarang ini sedang kebingungan seperti orang bodoh dan sambil mengusap kepalanya yang tadi terkena tas yang kulempar.
"Tidak biasanya kau begini Nat, ada apa?"
Seakan-akan ia tau kalau aku sedang didera sensasi aneh saat ini dan ia mulai mengintimidasiku.

"Aku tidak apa-apa aku hanya ingin tidur, badanku remuk dan aku sangat lelah, jadi tolong keluar."

"Hmm baiklah, padahal niatku baik disini untuk menemanimu dan mendengar ceritamu."

"Cerita? Apa maksudmu?" Aku menaruh curiga pada Andrea dan aku pun duduk diatas ranjang sambil melepas flat shoes ini.

"Tidak tidak, baiklah selamat malam ingusan!" Andrea langsung berlari keluar dari kamarku dan ia langsung masuk kekamarnya dan cepat-cepat mengunci pintu. Setelah Andrea keluar aku juga tak lupa mengunci pintu kamarku dan sesekali menghela nafas dan sesekali bertanya pada diri sendiri.
"Apakah aku berlebihan tadi? Apa seharusnya aku membiarkannya? Tapi dia kan bukan siapa-siapa, teman pun bukan."

Daripada ambil pusing aku memilih menanggalkan pakaianku lalu menaruhnya di keranjang cucian kotor. Melangkahkan kaki menuju kamar mandi aku tetap terpikirkan hal itu, wajar bukan? Jika kalian mengalami hal seperti diriku kalian juga akan merasa bingung dan seperti orang bodoh. Terakhir kali aku merasakan hal ini dengan orang yang sangat aku sayangi tapi sayangnya itu tidak bertahan lama.

******

Selesai mandi aku langsung berpakaian piyama dan membanting diri dikasur kesayangn yang sudah kuanggap kekasihku. Aku mulai memejamkan mataku dan mencoba untuk rileks.

5 mins...

10 mins...

15 mins...

20 mins...

30 mins...

"SIAL!!" Umpatku detik itu juga karena aku terjaga selama 30 menit dan tidak bisa tidur sama sekali, aku yakin ini karena kejadian menyebalkan itu. Aku sudah berjanji aku tidak akan menemui orang sialan itu lagi. Karena dia aku terkena imbas sialan ini, belum lagi besok aku harus kembali ke Nat's pizza, oh tuhan aku butuh seorang manager. Aku akan meminta bantuan mom untuk masalah ini agar aku tidak lelah setiap hari.

Aku memilih duduk di pinggiran kasur, meraih ponsel ku lalu aku kembali menyalakannya, siapa tau dengan memainkan ponsel sebentar aku bisa tidur nyenyak.
"Kurasa aku butuh susu." Ucapku sendiri
Aku segera membuka pintu dan menyalakan lampu dapur. Kurasa disini benar-benar tidak ada kehidupan, sejak aku pergi dengan Mr. Sialan itu orang tuaku tidak kunjung keluar untuk menanyaiku atau sebagainya.

My Dangerous CEO // H.SWhere stories live. Discover now