Are u back for me?

5.1K 719 28
                                    

"Yerin-ah," panggil Jungkook saat wanita itu baru saja keluar dari apartemennya.

"Ah,Jungkook.Lama tak bertemu."

Jungkook tersenyum lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Ada hal yang sebenarnya ingin ia sampaikan pada Yerin namun bingung harus bagaimana mengutarakannya.

"Ada apa?" tanya Yerin yang mulai mencium sesuatu yang aneh dari gerak-gerik Jungkook.

"Sebenarnya aku ingin-" Yerin memotong ucapan Jungkook yang begitu lelet.

"Cepat katakan.Maaf,aku sebenarnya sedang terburu-buru."

"Taehyung membutuhkanmu," ceplos Jungkook.

Yerin menghembuskan nafasnya kasar.Lalu memutar bola matanya jengah."Tolong katakan pada Taehyung bahwa jangan menggangguku lagi.Kita berdua sudah berpisah,kita berdua tidak memiliki hubungan apa-apa lagi.Aku juga akan-"

"Tidak Yerin,bukan begitu," cela Jungkook."Aku hanya merasa kesulitan saat melihatnya begitu.Kemarin malam kami mengunjunginya dan dia mengatakan tidak terjadi apa-apa,padahal jelas-jelas dia tidak baik-baik saja.Ia juga demam tinggi.Dan dia bilang ingin menyendiri,aku yakin dia belum makan apapun."

"Lalu,kenapa kau kemari? Aku bukan dokter.Dia sakit tidak ada hubungannya denganku," ucap Yerin dingin.

"Karena dia terus mengigau namamu.Setidaknya temui dia,aku tau kau mungkin sangat membencinya tapi....,"

"....,dia juga sangat terluka.Ia bahkan menjadi pendiam selama beberapa tahun terakhir.Dia tidak lagi priang seperti biasanya,ia tidak lagi cerewet.Aku merindukan dia yang dulu."

Hati Yerin bergetar,pikirannya kalut.Semua orang pasti mengira ia membenci Taehyung.Padahal itu hanya presepsi awalnya.Setelah di pikir-pikir,ia tidak membenci Taehyung,ia hanya membenci jarak yang membuatnya mengerti definisi seseorang yang merindu.Namun sikap yang di tunjukan Yerin-lah membuat semua orang berpikir bahwa ia membenci Yerin.

"B-baiklah." Yerin merogoh tasnya lalu mengambil sebuah note books dan sebuah pena."Silahkan tulis alamat Taehyung."

"Terimakasih Yerin," ujar Jungkook dengan senyum tulusnya.

Yerin meraih note books tadi dari tangan Jungkook yang terulur."Mengapa kau sangat peduli dengannya?"Yerin kemudian bertanya.

"Taehyung maksudmu?" Jungkook bertanya.Yerin mengangguk.

Jungkook tertawa renyah lalu menatap Yerin yang pasti kebingungan dengan tingkahnya yang mulai aneh."Tentu saja aku peduli.Aku pergi ke Seoul saat berumur 15 tahun,para hyung yang membesarkanku,bahkan mereka yang menyaksikan aku meminum bir pertamaku.Itulah mengapa aku sangat dekat dengannya,aku sangat menyayanginya."

Yerin mengangguk mengerti."Baiklah aku akan mengunjunginya setelah menemui pacarku."

"Kau punya pacar?" tanya Jungkook kaget.

Yerin mengeluarkan sebuah undangan dari tasnya.Kemudian menyerahkan undangan tadi ketangan Jungkook."Jangan lupa datang ke acara pertunanganku."

"Tapi kenapa? Aku pikir kau dan Taehyung saling mencintai.Tolong jangan begini Yerin."

"Hahahagha." Tawa Yerin menggelegar di tempat itu.Untung saja masih sangat pagi,jadi tak banyak orang yang berada di sana."Apa yang kau katakan? Aku berhak memilih kebahagiaanku.Dan kau pasti mengenal tunanganku itu."

Jungkook membuka undangan itu.Seketika matanya membelalak melihat nama yang bercetak tebal di undangan itu.

"Lee Dongmin.Itu berarti Eunwoo?"

Yerin mengangguk."Kalian semua akan datang bukan?"

Jungkook menghela nafas,pantas saja Taehyung terlihat begitu jauh lebih gelisah dan depresi.

Jungkook tersenyum.Seakan-akan ikut senang dan bahagia dengan kabar itu.Tidak baik jika ia menampilkan ekspresi kecewa.Bagaimanapun,setiap orang berhak memilih kebahagiaannya masing-masing.

"Semoga keputusanmu ini benar dan membuatmu bisa bahagia,aku pamit dulu."

Jungkook berjalan gontai,seakan dunianya baru saja diruntuhkan.Jelas-jelas bukan ia yang merasakannya.Lantas bagaimana dengan Taehyung.
.
.
.
.
Yerin mengecek setiap nomor yang terpatri di bagian atas pintu.Yerin mengecek sekali lagi,dan sepertinya memang benar.Lalu ia menatap password itu dan terseyum kecil.Tanggal pernikahan mereka,sepertinya Taehyung memang gila.Akhirnya ia memasukkan kode itu dan membuka pintu.

Hal yang pertama kali yang ia tangkap adalah 'berantakan' barang-barang berserakan dimana-mana.Ia memasuki kamar yang cukup besar itu dan benar saja,kamar ini jauh lebih berantakan dari ruang tengah.

Dilihatnya Taehyung yang sedang tertidur pulas di sana.Lagi dan lagi Yerin tersenyum.Lalu mata gadis itu membulat ketika melihat banyak botol minuman disana.Taehyung sepertinya minum alkohol terlalu banyak.Meskipun keadaan kamar sangat gelap,tapi Yerin masih bisa melihat dengan jelas samua barang yang tersepak di depannya.

"Dia sudah dewasa rupanya," ujar Yerin kesal.

Ia pun menatap plastic bag yang sedari tadi di tentengnya.Tadi Yerin memang menyempatkan diri untuk mampir ke supermarket.Ia ingin memasak untuk Taehyung.

Ditutupnya kembali kamar itu dengan sangat pelan agar Taehyung tak terusik.Ia pun menuju ke dapur Taehyung.Keadaan dapur sedikit lebih rapi,mungkin karena Taehyung sama sekali tidak pernah memasak.

Yerin kemudian membuka kulkas.Ditatapnya isi kulkas itu dengan raut wajah yang kesal.Ternyata Taehyung sudah memiliki semua bahan yang Yerin beli.

"Percuma saja aku membeli ini." Yerin mengomel sendirian di dapur.

Gadis itu mulai mengambil panci,pisau,talenan dan beberapa alat lainnya.Dulu memang ia tidak bisa memasak,bukan tidak bisa sebenarnya.Tapi masakan yang ia buat selalu terasa lebih asin.

Beruntung sahabatnya Brayn adalah salah satu koki di sebuah restoran.Yerin sangat berterimakasih kepada Brayn yang mengajarinya memasak.

Yerin dengan lihai memainkan alat-alat dapur.Ia bergerak lincah layaknya seorang chef profesional.Dan terakhir,ia menyusun makanan itu di piring.

Dari tampilannya makanan itu terlihat enak mungkin Taehyung akan menyukainya.

Yerin mendorong pintu di depannya dengan kaki karena kedua tangannya sedang memegang baki besar yang berisi makanan untuk porsi dua orang.Pintu sedikit berdecit sehingga Taehyung yang matanya tadi terpejam mulai membuka matanya secara perlahan.

"Hyung,aku ingin sendiri," ujar Taehyung parau.

Yerin meletakkan makanan tadi di atas meja lalu kembali ke depan pintu dan mulai meraba dinding.Biasanya saklar lampu terletak di dekat pintu.Dan Yerin menekan saklar itu kemudian lampu menyala.

"Ckkk."Taehyung menoleh."Aku tidak suka jika lam...,Yerin."

"Kenapa kaget?" Yerin memutar bola matanya.Lalu kembali membawa baki itu kemudian duduk di tepi ranjang.

Taehyung bangun dan menyandarkan kepalanya di kepala ranjang.Kemudian menatap Yerin dengan tatapan tidak percaya.

"Kau disini? Bagaimana bisa?"

"Ceritanya panjang,ayo makan.Aku memasak ini untukmu."

"Aku pikir kau tidak akan menemuiku lagi!"

Yerin menundukkan kepalanya kemudian teesenyum getir.Sedetik kemudian ia mengangkat kepalanya kemudian tersenyum.Senyum senang,kecewa,sedih,rindu,bahagia.Semua menjadi satu hingga gadis itu bingung,apa yang terjadi?

The First Boy I Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang