Coming

740 108 43
                                    

Sehun mulai melangkah mendekat kearah Taehyung. Taehyung sendiri hanya memutar bola matanya jengah dan membuka tutup botol jus jeruk ditangannya acuh.

Hingga Taehyung tersentak kecil saat tangan dingin Sehun menyentuh pipinya lembut. "Kenapa tidak kau lepaskan saja mereka, Tae? Kenapa tidak berpaling saja padaku?"

-0-

Taehyung membalas tatapan sendu Sehun dengan tatapan datar. "Harus berapa kali aku menjadi orang jahat agar kau berhenti mengatakan itu?" Taehyung menatap mata Sehun lekat, meskipun tatapannya sedatar kata-katanya namun jujur saja Taehyung merasa dirinya tak pantas untuk mengatakannya. Taehyung merasa berdosa.

"Ku mohon, berhentilah." Ujar Taehyung sebelum menyingkan telapak tangan Sehun dari pipinya dan berlalu pergi keluar, sejujurnya Taehyung merasa nyaman dengan kehangatan dari telapak tangan besar milih Oh Sehun, namun Taehyung memilih untuk tidak terbuai dengan kehangatan yang disuguhnya Sehun padanya.

Katakanlah kalau Taehyung itu bodoh karena menolak perhatian dan cinta dari pemuda seperti Oh Sehun. Taehyung sadar bahwa pernyataan cinta yang berkali - kali Sehun layangkan padanya semenjak kedua kekasihnya menghilang itu benar - benar tulus.

Katakanlah Taehyung itu bodoh karena sejak awal dia tidak menyadari tatapan berbinar dari seorang bocah berkulit pucat yang duduk di baris depan saat dia memperkenalkan diri di kelas Hyun saem sewaktu masih pertama kali menjadi siswa BigHit Elementary School. Saat itu Taehyung hanya berpikir bahwa tatapan berbinar darinya bukan sesuatu yang special, karena hampir seluruh kelas menatapnya demikian.

Dan katakanlah bahwa Taehyung itu benar - benar bodoh untuk tetap bertahan mencintai kedua kekasihnya yang bahkan sampai detik ini tidak berniat mengabarinya. Tidak seorang pun.

Setelah meninggalkan Sehun yang masih terpaku ditempatnya -bahkan setelah Taehyung melangkah menjauh dari supermarket- Taehyung berjalan pelan dengan kepala menunduk. Dia benci menjadi seorang yang jahat. Dan dia telah menjadi seorang yang jahat untuk Sehun.

Taehyung akui, meskipun terlalu banyak kata - kata kasar yang sering dilontarkan Sehun padanya, Taehyung tahu pemuda itu tidak benar - benar berniat mengatakan itu. 

Taehyung merasa sesak memikirkan semua ini, rasanya ada yang meremas kuat jantungnya. "Sial. Aku membenci ini semua. AKU BENCI!" Teriaknya dengan tangan meremas dada sebelah kirinya.

-0-

From: Jimin Cebol Hyung
Bagaimana pertunanganmu?

Jungkook membaca pesan dari Jimin, sang rival yang harus Ia akui akan menjadi suami Taehyung juga, hingga tanpa Jungkook sadari Ia telah terkekeh kecil namun tetap disadari oleh seseorang disebelahnya.

"Oppa, kenapa tertawa sendiri?" Tanya yeoja disampingnya.

Jungkook saat ini sedang pergi menemani tunangannya memilih baju untuk reuni dengan teman-temannya semasa Junior Highschool dulu, "Ani, bukan dari siapa - siapa. Dan bisakah Noona berhenti memanggilku oppa? Aku lebih muda darimu." Jawab Jungkook dengan menatap datar dan menekankan kata noona untuk tunangannya. Tangan kanannya masih menggenggam ponsel dan tangan kirinya di rangkul mesra oleh tunangannya ini.

"Kau tidak asik, Kookie-ah. Bukankah setiap namja suka dipanggil oppa oleh kekasihnya, eoh!" sungut sang yeoja menuntut dengan pura - pura merajuk.

"Mianhae, Nayeon noona. Tapi aku bukan salah satu dari namja seperti itu. Dan aku menjunjung tinggi etika. Satu lagi. Berhenti memanggilku Kookie, aku tidak suka itu." -karena hanya dia yang boleh memanggilku seperti itu, lanjut Jungkook dalam hati.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 27, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TrustWhere stories live. Discover now