Chap 10

3.2K 451 11
                                    

Beberapa gisaeng cantik terlihat menggerakkan tubuh sekalnya dengan indah. Tubuh yang terbalut chima bersulamkan benang emas yang indah, wajah ayu rupawannya yang memikat serta aroma tubuh yang menggoda. Diiringi alunan lembut para penggiring musik melatari suasana istana utama, tempat yang diadakannya acara penyambutan kedatangan Yunho sebagai perwakilan dari kerajaan Silla. Terlihat Raja Balhae ditemani Ratu serta keempat selirnya tengah menikmati pertunjukkan didepannya dengan mata yang menatap penuh minta beberapa gisaeng. Sesekali Raja baya menjilat bibirnya yang terasa kering.

Sedangkan Jaejoong mengedarkan manik bulatnya kesekeliling. Dia merasa jenuh dengan pertunjukkan dihadapannya. Kaki jenjangnya melangkah menjauhi istana utama tanpa memperdulikan keempat kakak laki-lakinya yang mulai mabuk oleh arak. Manik musang Yunho terus memperhatikan gerak-gerik namja cantik sambil terus menahan diri untuk menyusul langkah namja itu.

'Raja Kim mempunyai seorang Ratu serta empat selir. Dari keempat selir, Balhae mendapatkan dua orang Putri serta empat Pangeran yang salah satunya akan menggantikannya untuk memimpin Balhae. Namun pada musim panas dua puluh tahun yang lalu, sang Ratu melahirkan seorang putra berwajah rupawan. Awalnya Raja Kim menyambut gembira kelahiran sang Ratu yang membuat selir pertama merasa iri. Tanpa sengaja selir pertama mendengar perbincangan beberapa tabib jika bayi yang dilahirkan Ratu berbeda dari bayi laki-laki pada umumnya. Selir pertama yang mengetahui hal itu lantas memberitahu Raja Kim. Beliau tidak dapat menerima perbedaan yang dimiliki putranya dan memutuskan untuk mengasingkan Pangeran ke paviliun belakang istana yang jauh dari istana utama. Salah satu dayang memutuskan untuk mengurus Pangeran hingga beliau beranjak dewasa. Bayi laki-laki itu adalah Kim Jaejoong, Yang mulia. Pangeran Jaejoong tumbuh dengan paras ayu nan rupawan yang membuat kedua Putri iri akan keindahannya. Bahkan sempat beberapa kali terjadi perselisihan hingga membuat sang Ratu mengasingkan diri bersama Pangeran Jaejoong yang masih sangat kecil. Namun entah kenapa sang Ratu kembali ke istana dan mulai mengabaikan putra cantiknya lantas lebih memihak kepada Raja Kim. Bahkan Raja Kim mengutus Pangeran Jaejoong ke Kerajaan Silla yang saat itu tengah terjadi konflik politik yang panas dengan Silla, yang bisa saja membuatnya kembali dalam keadaan tak bernyawa. Hingga saat ini Pangeran Jaejoong masih tinggal di paviliun.'

Yunho memejamkan matanya ketika teringat dengan perkataan salah satu jenderal kepercayaannya sebelum dia mendatangi jamuan ini. Manik musangnya menatap pertunjukan yang masih berlangsung seraya mencoba menikmatinya. Sesekali ditenggaknya gelas keramik yang berisi arak pada meja dihadapannya.

Jaejoong melangkah perlahan menuju perpustakaan istana yang terletak didekat paviliun Ratu. Sesekali manik bulatnya menatap beberapa penjaga yang tengah menikmati pesta jamuan itu sebelum memasuki perpustakaan dengan mengendap-endap. Jaejoong mulia menyalakan lilin yang dibawanya. Manik bulatnya  berbinar ketika menatap rak-rak besar dipenuhi berbagai macam buku yang tersusun rapi. Diambilnya salah satu buku dongeng anak-anak. Dengan senyum lebar Jaejoong mendudukan tubuh mungilnya pada sudut ruangan. Dibukanya lembar demi lembar dengan mata yang menatap penuh minat tiap kata didalamnya. Dalam kesunyian Jaejoong ditemani suara merdu jangkrik serta angin sejuk yang memasuki ruangan. Kencangnya genderuh gendang yang saling bersahutan tak membuat dirinya terganggu. Malam yang tadinya terasa membosankan, kini tidak lagi. Sebuah buku dalam keheningan yang menenangkan sudah lebih dari cukup membuat Jaejoong merasa nyaman. Dirinya semakin terbuai dalam kesunyian malam yang membuat mata bulatnya menyerjap sayu dengan konsentrasi yang semakin lemah. Hingga akhirnya tubuhnya terkulai di dinding dengan kedua tangan yang mendekap erat buku itu. Sebuah senyum cantik terulas dibibir plum merahnya. Terlebih Jaejoong merasakan dirinya yang dilingkupi kehangatan dari sesuatu yang mendekap tubuhnya hingga membuat tubuhnya seolah melayang.

Ketika pertunjukan telah usai, Yunho segera melangkahkan kakinya dengan cepat melewati tiap lorong sepi nan gelap. Tangannya terhenti ketika hendak menggeser pintu bermotif teratai biru indah. Manik musangnya menajam ketika menatap sebuah ruangan yang diterangi cahaya samar dari dalam. Dengan penuh rasa penasaran, Yunho melangkahkan kakinya mendekati ruangan yang dipenuhi rak dan menggeser pelan pintu yang tidak tertutup rapat itu. Didekatinya cahaya yang berasal dari sebuah lilin pada sudut ruangan.

OannesWhere stories live. Discover now