Chap 14

3.1K 430 25
                                    

Yunho tengah menatap namja paruh baya didepannya dengan tatapan malas, meskipun begitu Raja muda itu tetap menerima uluran secangkir keramik cantik yang berisi arak. Tak lupa di kedua sisinya terdapat dua gisaeng yang terus membelai dadanya. Namun Yunho membiarkan kedua gisaeng menggodanya meskipun kepalanya terasa pening dengan aroma menyengat gisaeng itu.

"Jadi adakah keperluan penting hingga anda menyempatkan diri untuk bertandang kemari, Yang mulia?" namja itu bertanya dengan tangan yang sibuk membelai paha gisaeng disebelahnya.

"Saya dengar beberapa waktu lalu istana Balhae diserang." Yunho kembali meminum cangkir berisi arak didepannya sekali teguk lalu menatap Raja Kim santai.

"Eoh? Memang benar, bahkan dada hamba tertusuk sebuah anak panah, Yang mulia. Sayangnya hamba tidak dapat menangkap sang pelaku yang berhasil melarikan diri. Terlebih pelaku itu mengenakan cadar yang menutup sebagian wajahnya." Namja paruh baya itu menatap Yunho dengan pandangan sayu tanpa mengacuhkan para gisaeng yang terus membelainya.

"Hanya saja, anda tidak terlihat seperti orang yang baru saja terkena panah, Raja Kim. Mungkinkah anak panah itu meleset? Atau kurang dalam menusuk dada anda hingga anda masih terlihat segar bugar?"

"Y-yang mulia..." Joyeong, Raja Balhae itu menatap Yunho dengan tatapan tak percaya.

"Saya bisa saja menghancurkan siapapun yang sudah berniat jahat kepada keluarga saya, sekalipun ayah dari pasangan saya. Hanya saja saya masih menghargai sang Ratu. Itu hanyalah sebuah perkenalan kecil dari saya. Jika anda melakukan lebih, maka lihatlah apa yang akan saya lakukan nanti." Yunho segera meninggalkan ruangan yang dipenuhi aroma memuakkan. Yunho tahu jika Raja Kim yang menyerang Baekje untuk memancingnya keluar dari Silla dan hendak membunuhnya. Yunho rasa Raja culas itu berniat mengusai kerajaan Silla dengan memanfaatkan kedudukan Jaejoong. Seperti menghasut Ratu cantiknya lalu memaksa Sang Ratu untuk meracuninya. Terlebih jika dirinya tiada dan usia Putra mahkota masih terlalu kecil, maka kerajaan akan dipimpin sementara oleh pasangan sang Raja yang memimpin pada kala itu. Namun Yunho percaya jika Jaejoong tidak mungkin melakukan hal rendahan seperti itu.

Raja Kim hanya menatap pintu yang telah tertutup rapat dengan marah bahkan dia mendorong kasar gisaeng yang hendak menggodanya kembali. Raja Kim pergi meninggalkan ruangan dengan langkah penuh emosi diikuti dua orang kasim serta beberapa pengawal yang sedikit mabuk.

...

Jaejoong tengah menikmati angin malam dengan sebuah buku dipangkuannya yang menemaninya. Ratu cantik itu dikejutkan oleh dekapan erat membalut tubuh mungilnya yang berasal dari kedua lengan kekar. Dibalikkan tubuhnya utnuk melihat sang pemilik lengan, namun Jaejoong memundurkan wajahnya serata menyercit kecil ketika mencium bau arak dari mulut namja yang masih memeluknya itu.

"Yun... kau mabuk?"

"Tidak, Jae sayang. Aku tidak mabuk. Aku hanya sedikit pusing." Dengan segera mendekatkan wajahnya ke wajah sang istri, namun Jaejoong memegang kedua sisi wajah Yunho untuk menahannya. Ditatapnya wajah memerah dengan manik musang yang bergerak tidak fokus, Jaejoong menatap para dayang serta pengawal didekatnya yang masih menundukkan kepala.

"Kalian boleh meninggalkan kami." Mereka melangkah keluar dari paviliun itu setelah membungkuk sopan pada Jaejoong.

"Kau memang mabuk, Yun... sebenarnya apa yang kau bicarakan dengan Yang mulia Raja Kim hingga mabuk seperti ini, eoh?" Jaejoong segera membopong tubuh besar Yunho untuk membawanya ke atas ranjang yang berada di depannya. Namun dengan cepat Yunho menarik tangan Jaejoong sehingga terjatuh di atas tubuhnya, Yunho membelai pipi Jaejoong lembut dengan mata yang berkilat penuh hasrat bahkan sebelah tangannya mulai membuka ikatan hanbok yang dikenakan Jaejoong. Mereka terus bertatapan dalam sebelum Yunho mengecup lembut bibir ranum yang memerkah itu.

OannesWhere stories live. Discover now