PART 10. Move On

231 17 0
                                    

It's not an ending, it's just the point in the story where you turn the page.

-unknown-

🍰🍰🍰

Hidup tidak lantas berakhir karena putus cinta. Serius. Apa gunanya perjuangan kita hidup selama ini jika hanya masalah sebutir debu seperti itu harus mematahkan semangat hidup kita?

Ya, hidup adalah perjuangan, bukan? Kalau sampai ada yang berani menyangkalnya, sini datang ke Banyuwangi dan rasakan sensasi paku atau besi di dalam perut.

Bagaimana bisa kita menyangkalnya jika sejak masih berupa sel telur saja kita semua sudah berjuang? Berjuang mencari ovum yang mau dibuahi oleh jutaan sperma agar menjadi sebuah janin. Setelahnya, semua juga berjuang dalam kandungan ibu masing-masing, berjuang untuk dapat dilahirkan ke dunia. Ada yang perjuangannya berhenti dan ada yang perjuangannya berlanjut karena kehidupan baru saja akan dimulainya.

Tahap demi tahap, bayi-bayi mungil itu berjuang untuk tumbuh besar dan belajar apa saja yang diajarkan oleh orang tua, orang lain dan alam sekitarnya. Beranjak remaja, manusia juga berjuang di sekolahnya. Berjuang untuk menjadi yang terbaik dan membanggakan orang tuanya. Saat dewasa, manusia berjuang kembali untuk mencari kerja demi menyambung hidupnya, berjuang akan cintanya demi mempunyai kehidupan rumah tangga. Dan hingga kematian menjemput manusia hanya bisa menunggu hasil dari perjuangannya selama hidup, bekal amal yang bisa membantu mereka menuju surga atau justru menjerumuskan ke dalam neraka.

Jadi, hidup juga tidak lantas berhenti hanya karena berakhirnya kehidupan rumah tangga seseorang. Malah seharusnya banyak sekali pelajaran yang masih bisa diambil. Eza misalnya, fase terburuk pasca perceraiannya lima tahun yang lalu membuat dirinya lebih mawas diri. Setelah berjuang lepas dari segala kebrengsekannya dan kelakuan buruknya, Eza berjuang kembali untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Kini Eza siap membalik halaman baru dengan orang baru dengan cara yang benar. Eza tahu jalannya tidak akan mudah, orang tua mana yang ingin menyerahkan anak gadis mereka kepada seorang duda sepertinya? Namun Eza akan berusaha. You've to try and when it won't works, you've to try harder.

"Pak Eza, pengganti chef Heli sudah datang," lapor Robby, seorang assistant F&B di resort ini.

"Oh baik, saya ke dapur sekarang," ucap Eza sambil kemudian berdiri dan melangkah ke dapur.

Sesampainya di dapur, dia melihat Krisna sedang berbincang-bincang dengan juru masak yang lainnya. Potret wajah Krisna memang sempurna, pantas saja Icha pernah begitu mengagumi pria di depannya ini sehingga mengabaikan dirinya. Belum lagi kemampuan memasak Krisna yang pasti sangat luar biasa, dia pernah bekerja di Grosvenor house di Dubai, man.

Untunglah Krisna sudah mempunyai calon istri, sehingga Eza tidak perlu bersaing dengannya demi mendapatkan Icha. Sudah tidak bisa memasak, duda pula. Damn! Suram amat idup lu, Za, ejeknya dalam hati.

"Hei Kris," Eza menghampiri Krisna dan kemudian menyapanya, "Wah saya tidak mengira bahwa mantan chef dari Dubai itu kamu. It's really an honour for us," ucap Eza seolah-olah baru pertama kali bertemu.

Krisna tertawa, "Saya juga tidak mengira bahwa pacar adik saya adalah atasan saya, pak," ganti Krisna meledek Eza.

Ya, Krisna memang menganggap Icha layaknya adik sendiri. Bukan, Krisna bukan tipe seseorang yang menganut paham kakak-adik zone, namun lebih dari itu Krisna memang berusaha menyayangi Icha sebagai adik kandungnya sendiri. Itu semua karena Ibrahim Fahreza, papa Icha yang selama ini juga membantunya secara finansial selama dirinya bersekolah di STP Bali dan menganggapnya sebagai anak sendiri sehingga Krisna menganggap Icha benar-benar adik, tidak pernah memberikan kode berlebih yang membuat Icha salah tangkap dan akhirnya baper. Krisna bukan orang seperti itu. Lagipula Krisna tahu diri siapa dirinya. Itu sebabnya Krisna selalu berusaha menempatkan diri layaknya seorang kakak.

S(hit)weet LoveWhere stories live. Discover now