PART 18

1.4K 83 1
                                    

[REVISI.03/10/2017]

"Ali??"

"Kalian apa-apaan sih!? Kalian gausah nyembunyiin perasaan kalian demi gue!!!" Ali menghampiri kakaknya dan Mira. Dia menatap keduanya bergantian.

Mira segera menghapus air matanya.

Dan Al? Dia bungkam. Bungkam karena Ali pasti sudah mendengar semuanya.

"Kalian jangan egois sama diri kalian sendiri!! Dan jangan pernah bohongin perasaan kalian masing-masing!! Gue gapapa" Ali tersenyum simpul setelah mengatakan itu.

"Kalo Lo nurutin permintaan kakak Al tadi, gue bakal marah sama Lo" Ali masih mengoceh, dia menoel hidung Mira.

Al dan Mira tetap tidak mengeluarkan sepatah katapun karena mereka memang sudah tertangkap basah oleh Ali.

"Dan gue juga bakal marah besar sama Lo!! Karena Lo adalah pembuat ide gila itu!!" Ali menatap mata hazel milik kakaknya.

Ali menghembuskan nafas panjangnya.

"Gue lebih bahagia kalo liat kalian jadi satu!!" Ali mengaitkan tangan keduanya.

Ini adalah opsi paling tepat. Menyatukan kakaknya dengan Mira.

Ali rela sakit demi Mira. Ali rela sakit demi Al. Dan intinya, rasa sakit yang dirasakan oleh Ali tidak lebih penting dari pada kebahagiaan keduanya.

***

Keesokan harinya setelah Al pulang dari rumah sakit, Zahra mengundang Mira dan Sisi untuk makan malam di rumahnya.

Zahra, Mira dan Sisi sedang menyiapkan masakan untuk makan malam nanti.

"Sisi tolong panggilkan Ali sama kak Al di atas ya!! bilangin kalau makanan udah siap" pinta Zahra setelah semua masakannya sudah matang.

"Oke tante"

Sedangkan Zahra, Mira dan Bi Sumi membawa hidangan ke meja makan.

Tak lama kemudian Sisi bersama Ali dan Al menuruni anak tangga dan duduk di meja makan.

"Baunya kecium sampe' atas Mah!! Mantep nih keknya" Ali menatap semua makanan yang sudah tersusun rapi di meja makan.

"Biasa aja dong!! Jangan ngiler gitu Li!!" cerca Al.

"Enak aja!! Gue ga ngiler kali!!"

"Masa sih?? Tuh udah ngeces aja"

"Wahh bener-bener ya Lo kak!!"

Al tersenyum devil.

"Udah-udah!! Ayo makan!! Mira sama Sisi udah laper nih!! Kalian malah pake acara ribut"

"Kakak duluan Mah!!"

"Ali ya Mah!!"

Mira dan Sisi terkikik pelan. Pasalnya mereka baru tau kalau Ali dan Al seperti tikus dan kucing kalau di rumah.

Acara makan-makan telah berlangsung. Makanan nya terkuras habis oleh Ali dan Al-_-

"Coba aja ada Papa, pasti lebih lengkap ya Mah??" ucap Ali seraya meraih sebuah tisu.

"Iya Mah, jarang banget kita bisa kumpul bareng" imbuh Al.

"Sebenarnya Mama juga pengen kumpul bareng keluarga, terutama sama kalian. Tapi Mama sama Papa gabisa ninggalin kantor gitu aja di USA" tutur Zahra.
"Nanti kita bikin schedule buat liburan bareng deh" lanjutnya.

"Bener ya Mah??" mata Ali berbinar.

"Dih!! Kek gapernah liburan aja Lo!!" sahut Al.

"Suka-suka gue lah!!"

"Mama pusing denger kalian ribut teruss"

Ada perasaan ingin dari Mira dan Sisi. Ingin merasakan bagaimana rasanya berbincang dengan seorang Ibu.

"Kapan kita bisa ngerasain gitu Mir??" bisik Sisi. Matanya mulai memanas.

"Gue juga pengen kaya gitu Si!!" lirih Mira. Dia tersenyum getir.

Mereka berdua menundukkan kepalanya.

Al melihat gerak-gerik Mira dan Sisi sejak tadi. Kemudian dia menyikut lengan Ali. Ali menoleh ke arahnya dengan tatapan apaan??

Zahra ikut menyimak kedua putranya yang memperhatikan Mira dan Sisi.

Yang Zahra lihat adalah raut kesedihan. Beliau paham apa yang Mira dan Sisi rasakan. Mereka merindukan sosok ibu. Zahra tau semua cerita tentang mereka karena Ali dan Al sudah menceritakan nya.

"Kalian kenapa?" Zahra menatap keduanya.

"Hah? Kit--kita gapapa kok Tan" alibinya.

"Iya Tan. Kita gapapa" Sisi mengiyakan.

"Kalian itu ngga pinter bohong. Tante tau kalian lagi ngga baik-baik aja" Zahra beranjak lalu mendekati Mira dan Sisi.

Mira dan Sisi dibuat bungkam. Entah kenapa matanya mulai memanas.

"Kalian boleh kok anggap tante sebagai Mama kalian. Tante tau kalian baru mengenal Tante beberapa hari saja. Tapi Tante yakin kalau kalian adalah gadis yang baik dan hebat" Zahra berdiri di tengah-tengah Mira dan Sisi. Beliau mengelus pucuk kepala keduanya.
"Tante ngga keberatan kalau kalian panggil Tante dengan sebutan Mama" lanjutnya.

Mira dan Sisi saling memandang. Kemudian mereka ikut berdiri dan memeluk erat tubuh Zahra.

"Udah sekarang kalian gaboleh sedih lagi!! Kalau kalian butuh apapun atau kalian lagi kangen sama Mama pas Mama lagi di USA, jangan sungkan buat hubungin Mama ya" Zahra mencium keduanya bergantian.

Mira dan Sisi menangis bahagia. Mereka menganguk samar mengiyakan ucapan Zahra.

Ali dan Al menyaksikan itu ikut merasa bahagia.

Bahkan sangat bahagia. Bahagia memiliki seorang ibu yang berhati mulia seperti Zahra.

Ali melihat kebahagiaan di dalam tangisan Mira dan Sisi ketika berada di pelukan mamanya. Kebahagiaan yang tak pernah terpancarkan oleh kedua gadis jutek itu.

"Eh cewek jutek!! Kenapa kalian jadi cengeng sih!" Ali mulai mencairkan suasana. Ia ikut menghampiri mereka.

Mendengar ejekan Ali, dengan segera mereka melepas pelukannya dan menghapus air mata mereka dengan kasar. Mereka lupa kalau disana ada Ali dan Al.

"Gausah malu kali!! Kalo masih pengen nangis ya nagis aja" tukas Al dengan sisa tawanya.

"Tau nih!! Pake malu-malu segala!! Biasanya malu-maluin!!" cerca Ali.

"Apaan sih!!"

"Hahaha!!"

TBC..

Fix PART ini Garing😭😭

SORRY!! Lagi gada ide hoho

Vote komen YESS!!

Happy reading 💙

By : one_andaresta

Aku, Kamu dan Kakak ku - [END] ✅️Where stories live. Discover now