Pertunangan atau????

118K 4.7K 42
                                    

Semuanya siap, Dea menggunakan dress biru tosca dengan panjang selutut, rambutnya tergerai bebas menggelantung menutupi bahunya. Malam ini calon suami yang mungkin jodohnya akan datang melamarnya.

"Ayah, Adam datangnya jam berapa?" Tanya Bunda pada Ayah yang tengah memakai arloji.

"Adam? Adam siapa sih Bun?" Ucap Dea dengan tampang super polos.

" suami kamu Dea." Ucap Ayah dengan senyum yang terpancar beribu kegembiraan.

Dea sibuk ber-ohnya dalam hatinya sumpah serapah sudah siap jika bertemu suaminya, suami? Calon kali muka aja juga belum tahu ntu bocah kayak apa mukanya.

Tidak tahu apa yang ada di fikirannya hanya bisa menyesal seandainya saja Dea mengiyakan ajakan Fania, mungkin momen seperti ini akan Ia hadapi di umurnya yang cukup untuk bertemu jodoh pilihannya.

Meski yakin pilihan Ayah dan Bunda yang terbaik namun keraguan masih menyelimuti, fikiran yang labil dan sifat yang manja membuatnya takut hidupnya tak berjalan mulus setelah melakukan momen sakral ini.

" tolongin Dea!" Ucap Dea memohon dengan pejaman mata tulus pada Sang Maha Pencipta.

Bagaimanapun ini terlalu cepat bagi gadis yang baru menginjak dewasa. Bahkan belum bisa di katakan dewasa di umur 18 tahun.

Adam oh Adam bagaimana denganmu?

***

Laki-laki itu tampak gelisah dan gusar, begitu terpancar di matanya yang mengarah keluar jendela mobil. Dengan pakaian yang cukup membuatnya elegan, tuxedo hitam dan rambut sedikit di naikkan.

Diam seribu bahasa, gusar dia sudah beberapa kali berhadapan dengan banyak gadis tapi ini beda situasi pasalnya dia akan menjalin hubungan yang sakral di hadapan Sang Khalik.

" Dam, biasa aja kali mukanya, tegang banget." Ucap Papa Adam yang duduk di samping sopir pribadi mereka. Mama yang mendengar hanya tersenyum geli melihat raut wajah anaknya yang terlihat gusar untuk pertama kali.

"Yaelah pa, namanya juga mau ketemu calon istri." Canda Adam.

"Tapi kan kamu udah biasa deket sama banyak cewek Dam." Ucap Mama menepuk pelan bahu anaknya.

"Ya tetep beda lah ma, banyak gadis mah wajar orang Adam ganteng. Lah ini calon istri ketemu aja belum." Ucap Adam sedikit ketus menanggapi ucapan Mamanya.

Kedua orang tuanya justru cekikikan mendengar ucapan Adam. Sebegitu pentingnya bisnismu Papa sampai kau merenggut kebebasan anakmu yang cakep ini.

"Emm.. Adam sebenarnya nanti kedatangan papa kerumah Om Dito bukan untuk hanya melamarkan anaknya untuk kamu.tetapi langsung ke resepsi pernikahan." Ucap Papa bijak menunggu respon anaknya yang masih sibuk menikmat indahnya kota di malah hari.

"What????" Ucap Adam spontan mendengar penjelasan Papanya. Pertunangan aja masih bimbang apalagi nikah. Ehhh Buset mimpi apa semalem.

"Pa, apa ini gak terlalu cepat. Pertunangan ini aja masih kayak mimpi lah udah main di nikahin. Adam gak nghamilin anak orang Pa." Ucap Adam di akhir kalimat dengan nada seadanya.

" yang bilang kamu nghamilin dia juga siapa sih Dam?" Tanya Mama menahan tawa.

" candaanya gak lucu ma, lagian kalok langsung nikah kok kerabat gak ada yang di undang." Ucap Adam mencoba berfikir positif seolah orang tuanya sedang mengujinya.

" siapa bilang itu di belakang kamu udah berbaris mobil kerabat mengiringi acara pernikahanmu." Ucap Papa menunjuk ke belakang dengan dagunya.

Adam langsung menengok ke belakang dan Damn it! Sederet mobil kerabat yang Ia kenali sudah mengiringi mobilnya.

"Mati gue." Umpat Adam.

Fikirannya sudah mati ingin rasanya dia pingsan di tempatnya sekarang. Urat nadinya udah mau putus.

***

Suara mobil memasuki halaman rumahnya, membuat gadis yang tengah memandang keluar jendela kamarnya merasakan sensasi aneh dalam dirinya. Sensasi seperti akan melihat pengumuman hasil ujian.

Bagaimana pun dia tak pernah menjalin hubungan serius dengan cowok manapun. Dekat pernah tapi gak sampai tahap pacaran. Polos apa punya tipe tinggi beda tipis.

Matanya menyipit ada puluhan mobil yang terparkir di halamannya. Jika pertunangan kenapa malah kayak acara kondangan. Dia pun keluar kamar menuruni tangga dengan nggun ketika tamu-tamu memasuki rumahnya.

"Bun, apa gak berlebihan pertunangan tapi kenapa tamunya banyak bener." Ucap Dea heran.

Menanggapi itu Bundanya hanya tersenyum geli, seperti ada yang.di sembunyikan dari kedua orang tuanya. Mata Dea beralih menyipit pada Ayahnya yang sejak tadi terdiam dengan raut menahan tawa.

" sebenarnya kamu gak tunangan sih nak, tapi langsung nikah." Ucap Ayah enteng.

Jdeeerrrr.....

Bak di sambar petir, wajah Dea memucat. Dia tidak siap sama sekali tidak siap pasalnya sudah dia persiapkan untuk menghadapi acara pertunangan ini. Sekarang justru yang terjadi terlalu jauh dari angan-angan. Menikah????

"Boleh nggak gue pingsan disini aja." Bisik Dea pelan.

TBC

Hai terimakasih sudah membaca kemudian memberi bintang jalan lupa tinggalkan jejak ya buat penyemangat cerita yang lainnya...

Diamond's Bad BoyWhere stories live. Discover now