SATU : Alvin Geraldo

111K 4.1K 113
                                    

Seorang murid laki-laki terlihat sedang memejamkan matanya sambil duduk bersandar di salah satu sofa yang terjejer di perpustakaan. Tempatnya yang terletak persis di bawah AC benar-benar nyaman dan siapapun akan mengantuk jika duduk di sana. Sayangnya tidak ada yang bisa merasakan kenikmatan tadi kecuali dirinya. Tempat itu adalah miliknya.

.

.

KRINGGGGGG

.

.

Bel tanda pelajaran ke-empat baru saja berbunyi. Suara yang dipancarkan ke seluruh penjuru sekolah itu berhasil mengusiknya. Anak laki-laki itu pun mengerjapkan matanya lalu meregangkan tubuhnya yang pegal karena memang sedari pagi dia tidur dengan posisi seperti itu.

"Ck! Sialan!" Kata pertama yang terucap dari bibirnya adalah sebuah umpatan. Karena suara bel tadi mengganggu tidur nyenyaknya, rasanya dia ingin merusak bel itu sekarang. Hanya sebuah bel tapi berani sekali mengganggu tidurnya.

Perkenalkan! Dia adalah Alvin Geraldo. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, seorang Alvin bahkan mempunyai kuasa untuk menghancurkan bel sekolah. Sungguhan. Jika memang dia ingin, bel sekolah itu akan hancur sekarang juga. Alvin sudah pernah merusak kaca jendela, LCD, AC, dan bahkan gerbang sekolah pernah dia tabrak dengan mobilnya. Dan alasan dari semua hal itu hanya satu, karena dia marah.

Untunglah kali ini moodnya bisa dikategorikan sedang dalam kondisi cukup baik. Bel sekolah itu tidak jadi dihancurkan olehnya. Pihak sekolah pun tidak perlu mengeluarkan biaya perbaikan atau pembelian bel baru. Alhamdullillah.

Oh iya! Tentang tidur di perpustakaan. Alvin selalu datang kesana jika sedang tidak mood mendengarkan pelajaran. Padahal hampir tiap hari dia merasa begitu. Bagi Alvin tidur lebih berguna. Saat tertidur setidaknya dia tidak perlu pusing memikirkan masalah yang sering membuat kepalanya berdenyut.

Ngomong-ngomong ada sebuah tulisan tertempel di dinding perpustakaan.

DILARANG TIDUR
DI PERPUSTAKAAN

Alvin bukannya buta huruf sehingga tidak bisa mengerti arti dari tulisan tersebut. Dia bahkan termasuk jajaran murid paling pandai di sekolah. Bagaimana bisa seseorang yang presensi kehadirannya tidak pernah menyentuh angka lima puluh persen bisa sepintar itu? Karena di dunia ini memang ada orang-orang yang terlahir pintar.

Bahkan siswa yang rajin belajar dan mengikuti bimbel di luar sekolah terkadang masih bisa mendapat nilai jelek. Tapi Alvin? Setiap ada ulangan nilainya selalu bagus. Padahal ketika di dalam kelas pun dia tidak pernah serius belajar. Benar-benar membuat siswa lain iri hati. Menyebalkan.

Kembali ke topik semula yaitu peraturan perpustakan. Kenapa Alvin bisa tidur di sana bahkan memiliki tempat khusus yang hanya boleh dipakainya? Alvin memang bukan anak Raja Arab Saudi sampai-sampai harus memiliki sebuah singgasana. Tapi nyatanya di situ memang kursi kebesarannya. Tidak ada yang berani menyentuh sofa itu selain dirinya dan tukang bersih-bersih.

Alvin bisa diibaratkan seorang pangeran di sekolah itu. Kenapa? Karena sekolah swasta itu adalah milik keluarganya. Jadi sekalipun ada petugas perpustakaan yang melihat Alvin tidur di sana, mereka tidak akan berbuat apa-apa. Menegur Alvin sama dengan minta dipecat. Begitu juga dengan semua guru di sana, tidak ada yang berani menegur Alvin jika dia terlambat, bolos, atau apapun.

Lalu bagaimana tanggapan keluarga Alvin? Apa mereka membiarkan anaknya tidak terdidik dan berkelakuan buruk seperti itu? Jawabannya adalah iya.

Mereka tidak pernah mempermasalahkan jika Alvin memang hobi cari keributan dan suka menjadi biang onar. Selama kamu pintar maka tidak akan ada masalah, begitulah prinsip keluarga Alvin. Yang dipikirkan keluarganya hanya satu. Alvin harus menjadi anak pintar agar bisa meneruskan perusahaan. Bagaimana sifat dan kelakuan anaknya bukanlah sebuah masalah.

Ngomong-ngomong semua nilai bagus yang Alvin dapatkan bukanlah hasil nyogok. Walau banyak siswa yang berpikir begitu. Sekolah itu memang milik keluarga Alvin tapi keluarganya tidak pernah meminta para guru untuk memberikan nilai dengan cara curang. Ingat! Prinsip keluarga Alvin adalah mengharuskan anaknya pintar. Benar-benar pintar bukan sekedar tipuan nilai, karena dia harus mewarisi perusahaan.

"Males banget pelajaran bahasa."

Alvin bangkit dari duduknya dan berjalan keluar. Setelah mendengar bel masuk tadi akhirnya Alvin bangun dan sekarang dia ingat jika barusan sudah skip tiga jam pelajaran. Memang dasarnya Alvin itu siswa 'teladan' kan ya? Bukannya masuk kelas dia malah berjalan ke arah kantin. Tidur dari pagi membuatnya lapar karena dia tidak sempat sarapan. Lebih tepatnya memang tidak pernah sarapan. Sekolah sudah Alvin anggap sebagai rumah sendiri yaitu tempatnya untuk tidur dan makan.

######

Sudah dua jam Alvin duduk sendirian di kantin. Sama seperti di perpustakaan, Alvin juga memiliki singgasana di sini. Sebuah meja yang terletak persis di tengah kantin yang besar itu. Alvin benar-benar seperti raja yang duduk di antara kerumunan rakyatnya. Alasan Alvin selalu duduk di situ sebenarnya simpel, dia menyukainya. Titik. Mungkin itu juga alasan untuk tempat yang ada di perpustakaan. Intinya Alvin selalu mendapatkan segala sesuatu yang disukainya.

Di depan Alvin kini terdapat mangkok kotor bekas bakso dan jus jeruk yang tinggal tersisa setengah gelas. Alvin tidak suka makan nasi, dia hanya makan mie, bakso, siomay, atau burger dan segala jenis junkfood lainnya. Tentu saja selama dua jam bukan hanya aktifitas makan yang Alvin lakukan. Lalu apa yang dia lakukan sehabis makan?

Alvin suka menyibukkan diri dengan laptopnya. Untuk mengerjakan tugas? Tidak, dia main game. Ah! Selain berkutat dengan laptop, kadang Alvin juga sibuk bermain dengan smartphonenya. Entah apa yang dia lakukan dengan benda itu. Selain laptop dan smartphone? Ada lagi satu benda yang setia menemani kesehariannya, yaitu sebuah PSP. Bagi Alvin semua benda itu lebih bermanfaat daripada manusia. Dia tidak butuh teman karena itu cuma buang-buang waktu, pikirnya.

Beberapa saat kemudian terdengarlah suara bel istirahat. Para siswa berhamburan keluar kelas dan langsung menuju ke kantin sehingga tempat itu kini dipenuhi siswa siswi yang kelaparan. Berbeda dengan bel masuk tadi pagi yang membuat Alvin hampir naik pitam karena mengganggu tidur nyenyaknya, bel kali ini terdengar seperti suara yang datang dari surga. Tanpa alasan yang jelas sudut bibir Alvin tertarik ke samping, ya benar dia tersenyum.

Alvin adalah cowok paling dingin di sekolah, terutama pada makhluk bernama perempuan. Meski begitu banyak cewek di sekolah itu yang naksir Alvin bahkan katanya ada yang sampai membuat fansclub untuknya. Seperti sekarang ini, di seberang meja kebesarannya terdapat gerombolan gadis dengan make up tebal dengan rok pendeknya terus menatap ke arah Alvin sambil berbisik pada gadis lain di sebelahnya. Bahkan ada yang senyum-senyum manja, mengedipkan mata, dan segala bentuk kecaperan ditujukan para cabe-cabean itu kepadanya. Sayang sekali Alvin bukan penggemar makanan pedas, jadi tidak sedikit pun dia tertarik untuk sekedar membalas senyuman mereka.

"Jennie!"

Sebuah nama yang mampu membuat Alvin seketika menghentikan apapun yang sedang dikerjakannya. Dia langsung berbalik ke arah sumber suara dan benar.. gadis itu ada di sana. Gadis yang belakangan ini memenuhi pikiran Alvin. Tanpa sadar senyumannya kembali mengembang. Hanya karena melihat gadis itu tersenyum Alvin merasa senang. Karena itulah yang ditunggu olehnya sedari tadi. Melihat gadis cantik bernama Jennie.

.

.

.

TBC

.

.

.

Hai gaes ^^

Ini adalah salah satu comeback author di dunia wattpad. Bukan lagi FF atau cerita receh. Kali ini author abal-abal ini ingin mencoba membuat tulisan yang ala-ala novel gitu deh :')

Masih ada bau-bau Koreanya hehe

Castnya adalah member BLACKPINK dengan pemeran utama wanita JENNIE karena author adalah fansnya hehe

Dan pemeran utama prianya adalah every woman's future husband MANURIOS 😍

많이 기대해 주세요 🙇

Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now