Sun <> That Happily Ever After

36.1K 2.9K 136
                                    

Sun <> That Happily Ever After

=== === ===

Kedua tangan Ammabel saling meremas, matanya bersinar kalut, kedua kakinya tak henti berjalan ke sana-ke mari, kekalutannya tercetak jelas begitu ia melihat Wira baru saja turun dari tangga. Ammabel langsung menghampiri tunangannya itu dengan nafas sesak.

Oke, hari ini Amma akan menerima konsekuensi dari tindakan gilanya.

"Bagaimana tidurnya?" tanya Wira ramah sambil berlalu menuju dapur, sama sekali tidak menyadari kekalutan di wajah Amma. "Aku harap kamu suka rumah kecil-kecilan ini. Hasil nabung aku. Buat kita nanti."

Buat kita nanti.

Mata Wira sekarang berbinar. "Besok kita nikah. Besok kita bakal tau apa yang namanya rumah tangga. Besok, dan ke depannya, mungkin kita bakal punya anak. Kamu mau nama anak kita siapa?"

Anak kita.

Amma menurunkan pandangannya, menatap sepasang sepatunya yang berwarna merah, dadanya sesak, dan jika dia tidak mengatakannya, dia bisa mati.

"Wira ... ada ... ada yang mau aku omongin."

"Tentang nama anak kita?"

"Bu--bukan," Amma menggigit bibirnya, dia jahat, egois, dan tidak berperasaan. Bagaimana dia bisa mengatakan ini? Seolah ada bongkahan batu besar di tenggorokannya. Amma mengusap air mata yang mendadak keluar.

Lalu, apa salah jika Amma mencintai ...?

Mencintai yang bukan Wira ...?

"Amma, semuanya okay?" Wira mendekati Amma dengan mata penuh cemas. "Kau sakit? Apa kita ke dokter aja? Uh, di luar masih musim dingin, sebaiknya kamu pakai mantel--"

"Bukan, Wira," ucap Amma penuh penekanan. "Aku gak sakit, aku cuman ..."

"Cuman apa?"

"Cuman ..." Amma menarik nafas panjang, menghembuskannya, dia melakukan hal itu beberapa kalo hingga ketenangan di hatinya terkumpul.

"Boleh aku batalin pernikahan kita?"

That's it.

Sesuatu yang ingin Amma katakan sejak bertemu pria itu, sesuatu yang tidak sampai di bibirnya sejak pria itu membantunya memungut berkas-berkasnya, sesuatu yang membuatnya gelisah sejak pria itu tersenyum.

Dan semua yang pria itu lakukan, membuat Amma rindu. Dia rindu pada masa lalu yang entah pernah ia lakukan bersamanya atau bukan. Dia rindu pada sesuatu yang semu. Pada masa lalu. Pada hari-hari yang tidak pernah Amma ingat dengan jelas.

Ini membuat Amma tidak menentu.

Hingga sekarang.

"Boleh ... 'kan?" tanya Amma ragu.

Wira membeku. Dia tidak mengatakan apapun. Sebenarnya, Wira tahu hari ini akan datang, dia tahu, tapi sengaja tidak tahu. Wira ingin sebentar saja bersama Amma, tapi yang Wira tahu pasti,

Amma bukanlah burung dalam sangkar emas, dia bisa pergi kemanapun dia mau, sesuai kata hatinya.

Dan manipulasi milik Mason tidak bisa merubah hal itu.

Bahkan jika bayarannya adalah Wira.

"Sebelum itu ..." Wira menahan nafasnya. "Boleh aku ambil first kiss-nya?"

Mata Amma mengerjap. Melihat pipi Amma bersemu, Wira tertawa pelan, tawa yang terdengar putus asa.

"First kiss ... on the cheek?"

ST [8] - Summer and Ammabel's PainWhere stories live. Discover now