2. Dance Practice

9 1 2
                                    

Gemerlap lighting membuyarkan konsentrasi Reya. Di bawah terpaan cahaya keemasan, Reya cs berusaha megingat ragam koreo saat menaiki stage. Ruang serbaguna mendadak hidup. Suara musik mengalun ditambah cahaya yang mengkilat. Seakan tak mau kalah, decitan lantai panggung ikut menyumbang glombang longitudinal.

"Stop !!" Kata bu Hellen, pakar seni lulusan ISBI yang bertubuh tinggi semapai dan berambut keriting rapi. Sebagai guru, ia sangat fashionable dan good looking.

"Gerakan kalian masih kurang kompak, dan untuk Gladys, tempo gerakan kamu tolong diperlambat, ok !" Sambung bu Hellen.

Musik diputar kembali, mula - mula Reya dan Chris menaiki stage beriringan dengan arah berlawanan. Sekitar 10 detik mereka berdansa ringan. Sedang yang lain membentuk formasi. Titik fokus tertuju pada Reya dan Chris. Dalam waktu kurang dari satu menit, opening selesai. Masing - masing pemeran melempar senyum kearah audience. Senyum yang mubazir, karena tidak ada satupun audience yang duduk manis di kursi auditorium.

"Excellent !!" Bu Hellen nampak puas. Dua jam lebih untuk latihan opening, akhirnya tertuntaskan.

"Oh ya, Fareya!" Panggil bu Hellen.

"Iya ??" Sahut Reya menunda aksinya untuk minum.

"Kamu latihan dansa lagi ya.. Harus lebih luwes !" Ucap bu Hellen diiringi senyum bernada ejekan yang terpasang jelas di wajah Priscilla.

Priscilla memang satu - satunya pemeran yang tidak bisa terima kalau Reya menjadi pemeran tokoh Belle atau Beauty. Dia iri, bahkan rasa iri itu semakin menjadi setiap kali Reya punya kesempatan untuk menyentuh bahu Chris. Apalagi, Chris sepertinya tidak keberatan sama sekali. Seolah tak peka dengan kobaran api cemburu di wajah pacarnya.

"Oke, sekarang ibu mau ajarin Reya, Priscilla, dan Gladys beberapa koreo untuk adegan tarian. Ibu juga mau ajarin kalian olah vocal. Nah untuk yang lain, kalian boleh istirahat." Kata bu Hellen disambut tawa riang anak - anak yang selamat dari latihan koreo.

"Kalian akan menyanyikan dua lagu. Dan untuk Fareya, kamu akan menyanyikan empat lagu." sambung bu Hellen. Reya hanya bisa mendengus halus. Untungnya Reya punya suara yang lumayan merdu dan pas untuk beberapa lagu mellow. Tapi, suara Priscilla jauh lebih bagus dan matang. Memang Priscil ini sudah lengkap satu paket.

Mula - mula bu Hellen mengajarkan mereka nada lagu "Kebahagiaan yang Sirna" ciptaannya. Lagu ini dinyanyikan ketika keluarga Belle ditimpa musibah dan kehilangan harta benda mereka.

Sementara mereka berlatih koreo baru dan beberapa lagu pengiring. Chris, Faris dan Alex (pemeran tokoh maurice) duduk malas di kursi audiens yang berderet persis deretan kursi di bioskop. Mereka berbincang asyik soal para gadis yang sedang berlatih vocal.

"Suara Priscilla bagus ya Chris ?" Tanya Alex tanpa melepas pandangannya ke arah Priscilla. Alex memang sosok pria yang suka ngegombal cewek cantik.

"Yaah.. Dia memang cewek yang multitalenta. Itulah yang bikin gue tambah cinta sama dia." Balas Chris kagum. Sementara Faris masih menatap serius ke arah Reya. Ia bingung melihat betapa luwesnya Reya untuk gerakan tim, beda jauh dengan gerakan dansanya yang ia lakukan bersama Chris.

"Tapi sayang, dia nggak dapet peran Beauty. Kenapa ya ?" Tanya Alex lagi.

"Mungkin Priscil terlalu cantik sebagai Beauty." Jawab Chris tertawa ringan. Tanpa disadari ada tatapan dan decihan kecil tak suka yang keluar dari mulut Faris.

"Kalo menurut lu gimana Ris ?" Kali ini Alex menepuk paha Faris yang duduk disebelahnya.

"Mm.. Karakter Belle lebih pas untuk Reya. Reya punya outter sama inner beauty yang balance. Bakat actingnya juga lebih bagus." Jawab Faris sempat menyinggung perasaan Chris. Argumennya diterima baik oleh Alex. Cowok itu tampak setuju dengan apa yang dikatakan Faris barusan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 30, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Between Two HeartsWhere stories live. Discover now