Sorry

3.3K 308 0
                                    

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Eunha pada Mingyu yang baru saja ia obati.

"Em sudah lebih baik Eun.Gomawo sudah mengobatiku" jawab Mingyu sambil memakai jaketnya.

"Ingin pulang sekarang?" Tanya Eunha melihat Mingyu sudah mengenakan jaketnya.

"Ne.Kau ingin aku menginap?" Jawab Mingyu dengan sedikit gurauan.

"A-aniyo.Ehm Gyu" panggil Eunha.

"Ne?" Mingyu sudah berdiri di hadapan Eunha.

Eunha pun ikut berdiri sebelum mengeluarkan suara lagi.

"Mianhe" ucapnya pelan.

"Eoh?" Mingyu merasa kebingungan atas perilaku Eunha.
Tadinya gadis itu begitu cuek dan dingin padanya.
Tapi hanya karena semalam, sifatnya berubah.

"Mianhe untuk kejadian tadi." Jelas Eunha seraya menundukan kepalanya lemas.

Mingyu menarik seulas senyum.
Bukan senyum licik yang biasanya ia tampilkan.
Kali ini benar-benar senyum tulus dari seorang Kim Mingyu.

Kedua tangannya terangkat menangkup kedua pipi Eunha dan membawa wajah gadis itu untuk menatap tepat ke arahnya.

"Kau tak perlu meminta maaf.Tadi itu bukan kesalahanmu.Untuk apa minta maaf?" Jelas Mingyu dengan kalimat terlembut yang ia bisa

Eunha menyunggingkan senyum dan berkata

"Em.Jika kau ingin pulang akan kuantar sampai area parkir"

Mingyu melepas kedua tangannya dari pipi Eunha.

"Geurae kajja"

Mingyu dan Eunha keluar dari apartemen dan berjalan menuju area parkir.

Tak jarang Mingyu membuat sebuah candaan untuk mencairkan suasana.

*******

Langit malam yg luas nan gelap terasa kesepian tanpa bintang.

Seorang lelaki dengan suasana hati yang hampir sama dengan keadaan langit malam itu sedang berdiri di balkon kamarnya.

Menatap kosong lurus ke depan.

Kedua tangannya mengepal penuh kebencian saat memori ingatannya kembali ke beberapa jam lalu.

Tepukan di pundak menyadarkannya dari api yg menggebu di pikiran dan benaknya.

Ia kembali ke kenyataan.
Kenyataan bahwa ia sungguh menyedihkan.

"Oppa.Gwencanayo?"
Seorang gadis dengan tatapan cemas bertanya keadaannya.

Ingin ia berteriak pada gadis itu bahwa ia sedang hancur.
Ia sedang limbung.
Ia butuh sebuah tonggak yg dapat ia jadikan pegangan.

Namun ia meredam itu semua.
Tak ingin kehancurannya berimbas pada gadis yg ia sayangi di hadapannya itu.

"Eoh. Ndo gwenchana.Kau tidak tidur?" Jeon Jungkook mengusap penuh kasih pada puncak kepala sang adik yg masih mempertahankan tatapan sendunya.

"Hei ada apa dengan uri Yolhee? Sejak kapan lingkar hitam matamu terlihat jelas? Aigoo"

Sebuah candaan terlepas penuh kehati hatian agar tak jatuh pada kecurigaan.

"Harusnya itu pertanyaanku untukmu oppa." Jeon Yolhee menatap risau sang kakak yg sangat ia tahu bahwa dalam benak lelaki itu sedang remuk tak tertata.

Usahanya menutupi kehancuran hatinya dari Yolhee benar benar sia sia.

Gadis itu sangat mengenal sang kakak.

You're My BadBoy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang