W-Ten

14.1K 1.1K 49
                                    

Naruto memandang keluarganya yang menatapnya tajam berdiri di depan pintu masuk rumah dengan 1 koper besar dan 1 ransel yang juga cukup besar.

"Tou-chan?" Tanyanya bingung ia baru saja kembali dari sekolahnya dan mendapatkan seluruh keluarganya di depan pintu

"Jawab jujur Namikaze Naruto! Kau memgambil kalung milik Naruko?!" Tanya sang ayah membuat Naruto mengerutkan keningnya kemudia menatap sang saudara kembarnya yabg sedang menangis dalam pelukan sang ibu

"Kalung? Tidak!" Ujar Naruto menggelengkan kepalanya

"Ck sudahlah tousan pencuri tidak akan mengaku. Buktinya sudah ada kalung itu dikamarnya." Ujar kakak pertamanya Kurama dengan datar

"Aku tidak hiks tau apa salahku hiks tapi kenapa kau harus hiks menuncuri kalung dari Kaa-chan?" Tanya Naruko sambil terisak

"Aku tidak mengambilnya!" Ujar Naruto

"Baik jika kau tidak mau jujur, pergilah. Jangan pulang sampai kau sadar akan kesalahanmu. Uang saku perbulan tetapku kirim tapi itu akan berkurang" ujar Minato sang ayah datar sambil memberikan koper dan ransel pada Naruto yang kini menatap keluarganya tak percaya.

Tanpa pikir panjang Naruto langsung memindahkan ransel yang sedari ia gendong kedepan dan mengambil koper dan ranselnya yang langsung di gendong di belakang lalu pergi dari rumah tersebut. Sayup sayup ia mendengar ibunya menyesal karena melahirkannya

Naruto diam di depan gerbang bangunan yang ia sebut rumah yang sudah tertutup rapat. Ia mngadahkan kepalanya melihat cuaca sore yang tadi cerah mulai mendung menapkan awan awan hitam.

'Kenapa?'batinnya lalu pergi dari tempat tersebut menghiraukan air yang mulai menetes dari atas langit.

Naruto terus berjalan dengan pelan menghiraukan tatapan tatapan orang orang yang sedang berteduh, berjalan dengan payung ataupun orang orang yang melihatnya dari kendaraan.

Hari mulai petang Naruto masih terus berjalan lalu berhenti di dekat sebuah toko sebelah gang yang gelap dengan cahaya yang minim. Ia mengerutkannya saat mendengar suara rintihan dan pukulan dari gang tersebut, naruto menyipitkan matanya lalu matanya terbelak kaget saat melihat pengeroyokan yang tengah di lakukan 10 orang berbadan besar pada 2 orang yang sudah tak berdaya.

Naruto berjalan dengan pelan lalu beraembunyi di dekat tong sampah, ia mengeluarkan ponselnya lalu mengotak atik ponsel tersebut hingga terdengar suara sirine mobil polisi membuat pengeroyokan itu terhenti dan 10 orang itu berlari terburu buru keluar gang. Setelah melihat orang orang itu sudah jauh dan tak terlihat Naruto langsung mematikan suara sirine mobil polisi tersebut dan bergerak menghampiri 2 orang yang babak belur yang sedang mencoba untuk bangun.

"Kalian tidak apa apa?" Tanyanya

"Kau yang ugh menyalakan suara itu?" Tanya salah satu dari 2 orang itu sambil meringis yang di jawab anggukan Naruto

"Terima kasih" ujarnya lagi

"Sebagai rasa terima shhhhh kasih kami, akan aku antar kau pulang" ujar pria satunya dengan tangan memegang perutnya yang nyeri

"Tidak perlu..." Guman naruto

"Sudah ayo... Ngomong ngomong bawaanmu banyak sekali" ujar pria berambut orange sambil menarik tangan naruto dan berjalan diikuti pria berambut merah

Hujan sudah reda kini mereka berhenti di sebelah mobil. Pria berambut merah mengambil kunci mobilnya dan membuka mobilnya lalu mendorong naruto masuk dan memasukan koper naruto dan disimpan diaebelah naruto sedangkan pria berambut orange langsung duduk disebelah kursi kemudi.

Pria berambut merah akhirnya masuk kedalam mobil dan menyalakan mesinnya. Pria itu menolehkan kepalanya menatap naruto yang menatapnya dengan tatapan polos.

W-Ten[COMPLITE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang