BAB 9

8.3K 386 0
                                    

Keesokan harinya...

Indah tengah membaca buku pelajarannya. Devi pun sedang memakan sarapannya. Tiba tiba masuk sekumpulan cewek cewek. Mereka pun mulai mengosip.

"Lihat gak sih wajahnya si Agung itu, ya ampun kok bisa ya?" ucap cewek pertama.

"Ya mungkin aja dia berantem." jawab cewek kedua.

"Ya setau aku sih ya, kalau Agung itu mana mau berantem gitu." ucap cewek ketiga.

"Bener juga sih." jawab kedua cewek itu.

Devi yang mendengar itu melihat kearah Indah. Indah hanya biasa saja. Devi pun menyenggol Indah. Indah pun melihat ke arah Devi.

"Ada apa?" tanya Indah.

"Gak denger apa yang dibicarain mereka?" tanya balik Devi.

"Oh... Itu. Dengar memangnya kenapa?" jawab Indah santai.

"Ini anak. Tengok gih.. Kasihan tau." ucap Devi.

Indah menatap Devi. Devi pun tersenyum. Indah hanya bisa menghela nafasnya. "Iya. Nanti juga ketemu." jawab Indah santai.

"Terserah deh." jawab Devi sambil mengangkat bahunya.

Tak lama bel masuk pun berbunyi. Dan mereka pun mengikuti pelajaran.

###

Di kantin

Indah tengah membaca novelnya sambil memakan makanannya. Devi dan Teguh pun mengobrol tentang apapun. Tiba tiba terdengar suara berisik. Indah pun lantas menurunkan novelnya.

Matanya menangkap Agung tengah duduk. Semua orang yang ada di kantin membicarakannya. Indah pun melihat kearah Agung lagi. Dan tatapan mereka bertemu. Kilasan kejadian semalam dan kejadian yang lalu membayangi mereka.

Tak ada yang ingin melepaskan tatapan mata mereka satu sama lain. Tiba tiba Agung pun tersenyum diikuti Indah. Lalu Indah pun tersadar kala Agung mengedipkan salah satu matanya. Indah pun buru buru menutup matanya pakai novelnya. Diam diam dia tersenyum. Agung pun tertawa pelan melihat reaksi Indah.

Sementara itu, Devi dan Teguh yang melihat itu juga tersenyum dan sedikit tertawa. Sedangkan Indra yang melihat kejadian tadi hanya geleng geleng sambil tersenyum simpul. Dia merasakan kebahagian sahabatnya itu.

Agung pun jalan bareng gengnya untuk kekelas. Tiba tiba Indah bersama Devi dan Teguh sudah sejajar dengan mereka. Tiba tiba Agung berhentikan jalannya. Indah pun menatap Agung.

"Gimana lukanya?" tanya Indah.

"Ya udah gak sakit sih. Kayaknya lo khawatir banget." jawab Agung sambil tersenyum.

Indah pun berdecak. "Sebenernya sih biasa aja, tapi mumpung gue yang obatin tuh luka jadi gue sedikit khawatir. Sedikit aja ya. Gak usah ge'er." jawab Indah ketus.

"Itu tandanya lo khawatir. Walaupun sedikit. Lo suka ya sama gue..?" tanya Agung sambil tersenyum jail.

Indah pun menatap Agung garang. "LO! Iss... Dasar kutu kupret lo. Udah sukur gue bantuin, malah kayak gitu jawaban lo. Malah gak ada terima kasihnya lagi. Dasar cowok sombong." jawab Indah marah.

"Gue suka lihat lo marah. Cantik." ucap Agung sambil tersenyum menggoda.

"Kalau aja lo gak luka luka kayak gini, udah gue hajar lo. Dasar bawel banget lo!" ucap Indah menahan amarahnya.

"Oh ya... Lakuin aja." jawab Agung sambil menaikkan alisnya.

"Ya ampun!! Yaudah gue cabut. Dasar cowok kutu kupret lo." ucap Indah.

Indah pun langsung pergi. Tiba tiba Agung memanggil Indah.

"Indah!" panggilnya.

Indah pun berbalik.

"Terima kasih buat yang semalam. Kalau gak ada lo, mungkin gue gak disini." ucap Agung tulus.

"Mumpung lo tulus bilangnya, gue jawab sama sama." jawab Indah.

"Ya... Cewek tomboy manisku." ucap Agung sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda Indah.

Indah pun menatapnya garang.

"Ya.. Cowok kutu kupret super rese!" jawab Indah.

Indah pun langsung berbalik dan pergi. Indra pun melihat Agung yang tersenyum ikut tersenyum.

"Kayaknya temen kita lagi jatuh cinta nih..?" ucap Indra.

"Ya.. Kayaknya gue udah kemakan sama ucapan gue, Dra. Gue suka tuh cewek." jawab Agung sambil melihat Indah yang menghilang dari koridor.

"Ya.. Lo kelihatannya gak main main ya." ucap Indra menatap Agung.

"Karena gue percaya dia adalah jodoh gue. Gue yakin yang gue rasakan ini beda sama mantan mantan gue. Dia beda." jawab Agung sambil menatap balik Indra.

Indra tertawa. "Semenjak lo kayak gini, otak lo mulai gak beres." ucap Indra.

"Entahlah. Ya udah kekelas yok." ucap Agung.

Mereka pun mulai jalan menuju kelas mereka.

Sementara itu di kelas Indah.

Indah pun menutup wajahnya dengan novelnya. Devi pun tertawa bersama Teguh melihat wajah indah. Indah pun langsung bangun dan menatap mereka.

"Ih.. Kok ketawa aja sih. Sumpah aku malu banget. Dasar cowok kutu kupret. Bisa bisanya dia godain aku. Apa bener ya otaknya ada masalah? Ah..entahlah. Aku malu banget." ucap Indah frustasi.

"Udahlah Indah." ucap Devi menenangkan Indah.

"Kayaknya si Agung itu suka deh sama lo?" ucap Teguh.

"Gue gak akan pernah suka sama cowok ketua basket sombong itu. Gak akan pernah!!" jawab Indah.

Teguh dan Devi pun tertawa melihat reaksi Indah. Indah pun langsung menutup wajahnya dengan novelnya. Tapi.. Apa yang hatinya ucapkan berbeda. Jantungnya deg degan. Apa gue jatuh cinta lagi? Gak mungkin. Gak! Kata Indah dalam hati.

###

Vote dan comen ya...

ketua basket dan ketua silatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang