Dibalik Topeng [END]

[BAB 8]

Di samping sang Duke, Paul berlari menyamakan langkahnya yang tak kalah cepat. Duke of Ailesbury sedikit tidak menyangka bahwa wanita muda-- putri dari anak sahabatnya tersebut nyatanya sangat tangguh, mirip seperti Erlan-- ayahnya.

"Kenapa kau ikut mengejarnya? Kembalilah ke estat!" teriak Duke of Ailesbury sambil terus berlari.

Sambil terbatuk-batuk, dengan mata dan hidung memerah karena menangis, Paul menjawab, "Aku ingin menyelesaikan ini sendiri. Dia yang telah membunuh ayah, ibu dan kakakku. Aku tidak akan membiarkannya lolos," ucapnya menggebu-gebu, penuh amarah.

Paul melihat pistol Binardo terancung ke arah Duke of Ailesbury. Sebelum peluru itu terjun dari lubang pistol, segera dia mendorong sang Duke, hingga pria paruh baya itu terjatuh. Dia terus berlari tidak mempedulikan sang Duke lagi. Dia yakin pria paruh baya itu bisa bangkit sendiri tanpa bantuannya.

Sekarang tujuannya hanya menangkap Binardo. Binardonya yang dia sayangi dan sudah dianggapnya sebagai ayah kandungnya. Namun, Binardonyalah yang pada kenyataannya telah membunuh keluarganya.

Sialan.

Binardo berhenti berlari saat melihat dia terjebak. Jurang menanti di depannya. Jalan buntu. Sementara Paul sudah berhenti di depannya dengan napas terengah-engah. Hanya tinggal beberapa langkah dia berhasil menangkapnya.

"Paul!" ucap Binardo, lemah.

"Kenapa kau tega membunuh keluargaku?" bentaknya emosi. Kepalanya mendadak pening, amarahnya memuncak hingga melebihi titik didih yang seharusnya. Rasa kecewa membludak, menguras semua tenanga yang dirinya punya. "Apa salah keluargaku?" tanyanya frustasi. "Kenapa aku bodoh sekali? Aku percaya dan begitu menyayangi pembunuh keluargaku sendiri? Kau ini manusia macam apa?"

"Paul. Maafkan ... maafkan aku!" ucap Binardo. "Jangan menyuruhku untuk melakukan hal mengerikan kepadamu, Sayang. Aku menyayangimu seperti anakku sendiri. Aku sungguh menyayangimu. Maafkan aku!"

Paul tidak menemukan kebohongan dari ucapan yang dikeluarkan oleh mulut Binardo. Bahkan Paul memperhatikan sorot matanya yang begitu menyayanginya. Itu sebabnya, Binardo tidak melayangkan pelurunya kepadanya sejak tadi.

"Tapi, kau membunuh keluargaku. Kau juga menyuruhku untuk mencari pembunuh keluargaku. Kau menjebakku dalam kesalahpahaman dengan Duke of Ailesbury. Kau ingin aku jadi pembunuh sama sepertimu? Rasa sayang seperti apa yang kau lakukan kepadaku, huh?" tanya Paul menggebu-gebu.

"Aku ... aku tidak bermaksud seperti itu, Paul. Percayalah kepadaku! Bukankah selama ini kau begitu mempercayaiku? Aku sudah menganggapmu sebagai anakku sendiri. Aku tidak mungkin melukaimu."

"Lalu apa yang kau lakukan kepadaku sekarang kalau tidak melukaiku, huh?" tanya Paul.

"Aku hanya ingin kau mengambil hakmu. Hartamu. Milikmu. Kepunyaanmu dari tangan tidak bertanggung jawab yang di rampas oleh keluarga Duke of Ailesbury! Aku hanya ingin kau menyelidiki itu. Setelah kau mendapatkannya aku akan menarikmu sebelum kau berbuat nekat dengan membunuh Duke of Ailesbury!" jelas Binardo.

"Apa maksudmu?" tanya Paul.

"Dia mengambil harta keluargamu!" Binardo menunjuk Duke of Ailesbury yang sudah berdiri tak jauh dari Paul.

"Apakah itu benar? Anda mengambil harta milik ayahku, Your Grace?" tanya Paul.

"Tidak Paul. Erlan menitipkan hartanya kepadaku bila sesuatu terjadi padanya, hartanya akan tetap aman jika anak dan istrinya selamat, atau bahkan hanya salah satunya. Jika tidak ada yang selamat, aku harus menyumbangkan harta tersebut ke masrakyat yang lebih membutuhkan. Dan aku tahu, salah satu anak Erlan selamat. Kamu. Jadi, aku mencari kamu kemana-mana, sekaligus menjaga hartanya untukmu." Duke Ailesbury menjelaskan. "Justru Binardolah yang telah membunuh keluargamu. Dia menyuruh anak buahnya untuk berpura-pura menyelamatkanmu, yaitu Jareth. Tapi, dia tidak tega jika dirimu dalam bahaya dan langsung memberitahuku semuanya. Dia ingin mengambil harta itu, lalu hidup bersamamu. Menutup kemungkinan, karena dia tidak mendapatkan ibumu, jadi dia memilih untuk merawatmu, yang mirip seperti ibumu."