ditembak

893 154 53
                                    

seperti yang dijanjikan shawn, sepulang sekolah, kita akhirnya makan bareng. kita nggak satu motor, gue sama shawn bawa motor sendiri sendiri karena nggak mau ribet pas pulang. tadi juga kita sempet ribut di jalan; bingung mau milih tempat makan dimana. lalu pilihan kita jatuh pada kfc di tengah kota.

sesampainya di kfc, gue memarkir motor gue dengan cekatan, begitu juga shawn yang memarkir motor laki-lakinya dengan amat cekatan. udah kebiasaan kali. kita masuk ke dalam kfc dan memilih tempat di dekat jendela.

"lo mau pesen apa, chak?" shawn meletakan ransel dan jaket kulitnya begitu saja di meja. "gue yang bayarin dah, gue pesenin juga." sambungnya sambil merapikan rambutnya yang agak kacau karena helm.

"mocca float sama kentang goreng aja. gue udah makan bekal soalnya di sekolah." bukannya sok jaim, tapi emang bener gue udah makan siang di sekolah. jadi nggak begitu pengin makan besar disini.

lalu setelah itu shawn menghilang dari penglihatan gue, bergabung dengan kerumunan orang-orang yang sedang mengantre di depan meja kasir. dari kejauhan, shawn sempat tersenyum dan melambaikan tangannya ke gue. dan, disini lah gue, memainkan hp dan jemari gue. nggak tau kenapa, gue tiba-tiba jadi gugup.

ini memang bukan kali pertama kita makan bareng, tapi setelah mengingat perkataan teman-teman cowok gue—yang katanya shawn mau nembak gue—firasat gue jadi agak aneh.

"nih," shawn menyodorkan baki berisi pesanan gue. "dimakan dulu aja." katanya.

"makasih," gue mencomot satu kentang goreng. "lo nggak makan?" tanya gue dan shawn hanya menggeleng.

tak terasa, kentang goreng dan mocca float gue udah ludes. tapi sampe detik ini, shawn belum juga ngajak gue ngomong. tumben. biasanya juga kalo lagi makan dia nyerocos mulu sama gue. lah ini, kenapa hari ini dia diem aja?

"shawn, lo kenapa sih diem aja? sakit? laper?" tanya gue bertubi-tubi, lagi-lagi hanya mendapat gelengan pelan dari shawn. "terus kenapa?"

"gue mau ngomong bentar deh, chak." mukanya keliatan serius sekarang.

gue mendengus kesal sambil menyedot sisa-sisa tetes terakhir mocca float. "lah ilah, kaya nggak biasanya ngomong sama gue lo bu—"

"echak, gue suka sama lo. lo mau nggak jadi pacar gue?"

lantas jawaban dari pertanyaan kemarin adalah: semua memang terasa diburu-buru; dikejar waktu.

tejo | shawn ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang