Chapter 13

162 12 5
                                    

"Aku akan bicara padanya setelah kelas ini berakhir agar aku tahu apa alasannya melakukan semua ini?" ujar Haerin

To: Rina
Kabari aku jika kelas sudah berakhir. Aku akan menceritakan semuanya jika aku sudah baikan. Sebaiknya setelah kelas berakhir kamu langsung pergi ke asrama karena aku masih ada keperluan yang penting. Terima kasih.

***
Handphonen Rina bergetar di dalam tasnya. Dia pun mengambilnya.

From: Haerin
Kabari aku jika kelas sudah berakhir. Aku akan menceritakan semuanya jika aku sudah baikan. Sebaiknya setelah kelas berakhir kamu langsung pergi ke asrama karena aku masih ada keperluan yang penting. Terima kasih.

To: Haerin
Apa kamu sakit?. Apa ada masalah?. Kau bisa menceritakannya padaku.

Rina segera memasukkan handphonennya di dalam kotak pensilnya. Beruntunglah guru Mark masih sibuk menulis di papan tulis.

From: Haerin
Aku merasa tidak baik. Maaf Rina tapi aku tidak bisa menceritakan padamu sekarang. Aku harap kamu mengerti.

Rina langsung mengambil  handphonennya dan membaca pesan dari Haerin, setelah itu dia membalas pesannya.

To: Haerin
Baiklah jika itu kemauanmu. Ceritalah padaku jika terjadi sesuatu. Aku harus menyimak guru Mark, jika tidak dia akan mengusirku.

Karena mengerti dengan keadaan Rina, sahabatnya itu tidak mengirim pesan balasan.

***
From: Rina
Kita sudah selesai...

Haerin yang selesai membaca pesan itu langsung beranjak dari kasur yang ditempatinya dan langsung pergi meninggalkan ruang kesehatan.

Tepat di depan pintu ruang kesehatan, Haerin dikejutkan dengan kehadiran Jimin yang tiba-tiba ada di hadapannya.

"Hai Haerin" sapa Jimin

"Ada hal penting yang mau aku bicarakan denganmu, tapi jangan berbicara disini. Sebaiknya kita ke atap sekolah" ujar Haerin

"Hmm..."

Setibanya di atap sekolah, Haerin bersiap-siap untuk berbicara dengan Jimin. Dimulai dengan deheman.

"Berkata jujurlah padaku, kenapa kau tadi pagi tidak datang ke acara pernikahan ayahku?"

"Aku ke rumah ibuku, Haerin. Aku tidak berbohong"

Haerin tersenyum sinis saat Jimin mengatakan bahwa dia pergi ke rumah ibunya.

"Masih mau berbohong?"

"Haerin, aku jujur"

Plakk...

Tanpa berpikir panjang, Haerin langsung menampar pipi kiri Jimin.

"Apa salahku? Kenapa kau menamparku?"

"Heh... masih bertanya apa kesalahanmu? Biar aku jelaskan, kesalahanmu sangat fatal Park Jimin. Aku ini sahabatmu bukan patung yang hanya bisa diam mematung. Kau seharusnya cerita padaku dan Rina tentang pertunanganmu dengan Jung Ah. Mungkin aku dan Rina sudah tidak berguna lagi bagi kehidupanmu, jadi jangan temui aku lagi. Dan ambil gelang ini"

Haerin pun meninggalkan Jimin setelah melempar gelang pemberian Jimin.

"Aku tidak akan pernah menangis dan menyesali hal ini. Ini keputusanku" ujar Haerin

Haerin langsung membuka pintu asrama dan merebahkan tubuhnya di kasur. Beruntung, Rina tidak bertanya tentang hal apapun. Saat ini, dia sedang tidak ingin berbicara dengan siapa pun termasuk Rina.

Save Me (Jimin BTS Fanfic)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora