Bagian 6 ▣ He's Really Crazy

192K 19.3K 565
                                    

"Aduh tante, cantik banget. Tante suka ke salon ya? Wah, bisa ajak mama saya sekalian dong."

Begitulah kata-kata manis yang Angkasa lontarkan pada wanita berusia empat puluh tahunan itu. Dia Ibu Alana, wajahnya cantik dan terlihat masih muda.

Ibu Alana itu tersenyum, "Apaan sih kamu, udah ah, malu deh tante dari tadi kamu puji terus." gumamnya dengan geli.

"Alana!" teriak wanita itu.

Dua detik kemudian, Alana muncul. Rok mini berwarna abu-abu di padukan dengan baju berwarna biru dongker dengan lengan pendek membuatnya terlihat manis.

"Ya udah tante, Angkasa pergi dulu ya." ujarnya sopan dan menyalam Ibu Alana.

Ibunya tersenyum dan menatap dua remaja yang sudah melangkahkan kakinya ke sebuah mobil.

Alana menutup pintu mobil dan bersedekap dada sambil mengangkat alisnya. "Kok lo bisa manis sih?"

Angkasa menoleh, mengusap rambutnya dengan gaya paling tengil.

"Gue udah ditakdirkan manis dari dulu. Terima aja dah." cetusnya sombong.

Alana memutar bola matanya dan memilih menatap jalanan dibalik jendela. Angkasa kenapa kelihatan tambah ganteng coba? Kemaja biru kotak-kotak dengan dalaman kaos berwarna abu-abu menjadi terlihat cocok dengan pakaian Alana.

Mengingat acara ulang tahun, Alana langsung tersadar. "Kita belum beli kado buat Fahri!"

Laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya. "Kita?" ia terkekeh dengan nada terdengar menjengkelkan.

Alana mendengus, "Gue sama elo maksudnya."

"Udah gue kirim duluan, gue kemarin pesan sepatu, besok pagi kayaknya sampe di rumah Fahri."

Mobil mereka berbelok ke arah sebuah cafe yang cukup ramai.

"Kayaknya gue telat. Si Liana udah ngasih surprise kayaknya buat si Fahri." gumam Angkasa pelan dan melihat wajahnya di handphone.

Alana meletakkan tali tasnya di pundaknya. Laki-laki itu terdiam, membuat Alana melihatnya dengan heran.

"Kenapa? Gak turun?" tanya Alana heran.

Angkasa merogoh kantung jeansnya. Lalu mengeluarkan sebuah benda yang membuat Alana sempat mencak-mencak padanya.

Badannya condong ke arah Alana dan memakaikan kalung itu padanya. Lima detik yang menegangkan. Alana gugup ketika mencium Wangi maskulin dari Angkasa.

Setelah selesai, Angkasa menetap kalung itu sebentar.

"Napas woi! Nanti lo mati gue yang repot." ketus Angkasa.

Alana menghela napas kecewa. Angkasa memang benar-benar menyebalkan.

***

Angkasa menatap sekitarannya dengan meneliti. Mencari sosok Aldo dan Fahri. Alana masih disampingnya dengan wajah cemberut.

"DOR! HAYO NGAPAIN? NYARIIN GUE YA?"

Teriakan Fahri hampir saja membuat Angkasa melempar cowok itu dengan sepatunya.

"Anjing ye lo."

Fahri tertawa, merangkul Liana, pacarnya. Perempuan disamping Fahri itu kelihatan anggun dengan gaun yang melekat di tubuhnya yang pas. Alana jadi minder dengan badannya yang kurus tetapi pendek.

"Cie bereng Alana." goda Fahri.

"Apaan dah, btw Liana, ini titipan lo." laki-laki itu merogoh sesuatu dari kantungnya. Mengeluarkan sebuah kotak jam yang terbungkus rapi.

IrresistibleWhere stories live. Discover now