KSB 9

2K 298 27
                                    

KSB 9
Calon Ayah
🍁🍁

Batinku terus bersuara jika aku sangat merindukannya saat ini,  satu minggu tidak bertemu dengannya ternyata cukup menyiksa juga.  Apa aku sudah mulai mencintainya sekarang?  Kenapa dia terus menghantui ku lagi dan lagi hingga membuatku tak konsen bekerja seharian ini. 

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi kerumahnya setelah jam kantor usai dan disinilah aku sekarang.  Di teras rumahnya menunggu dia pulang.  Terdengar lucu memang,  seorang Al rela berdiri mondar-mandir hanya untuk menunggu yang ia rindukan datang.  Oke aku memang sekarang tak perduli keanehan itu,  karena yang aku mau hanya bertemu dia. 

"Duduklah nak, minum teh hangat dan makanlah dulu di dalam, nanti Yuki juga pulang." itu suara ibu Yuki mengingatkan aku untuk yang kesekian kalinya. 

Aku hanya bisa tersenyum untuk membalas ucapannya. Ibu pasti akan tertawa jika aku bilang "aku tidak akan makan dan minum sebelum bidadariku itu pulang" tapi semua itu hanya terucap di dalan hati.  Aku tak mau ibu menertawanku, sumpah aku benar-benar sudah seperti abg labil sekarang. 

"Tak apa bu,  biar Al menunggu Yuki disini.  Ibu temani Ayah saja di dalam."

"Baiklah,  kalau begitu.  Tapi jangan lupa minum teh mu.  Ibu sudah buatkan,  ibu tinggal ya.. "

Aku mengangguk,  setelah meletakkan secangkir teh yang masih mengepul ibu akhirnya masuk ke dalam rumah,  meninggalkanku sesuai permintaan. 

Brum

Aku mendengar deru suara mobil masuk ke halaman rumah Yuki.  Aku menajamkan penglihatanku,  disana dia,  wanita yang aku tunggu keluar dari sebuah mobil.  Aku tak tahu siapa yang mengantar karena kaca mobilnya gelap. 

Yuki tersenyum manis dan melambaikan tangan pada si pengemudi. Membuat sisi hatiku terusik.  Siapa si yang ada di dalan sana, tak rela rasanya melihat dia mengumbar senyum manisnya selain padaku. 

Setelah Mobil itu keluar,  aku segera Mendekati wanita yang sangat aku rindukan.  Dia masih tak menyadari keberadaanku sepertinya.  Dia masih asik memunggungiku melihat kearah mobil tadi melaju.  Ternyata mobil itu masuk kedalam rumah yang letaknya di depan rumah Yuki. 

Grep

Aku memeluk pinggang Yuki dengan satu tangan. Aku merasakan tubuh mungil Yuki menengang.  Sebelum dia memalingkan wajah kearahku,  aku lebih dulu mendaratkan kecupan  di jidatnya. 

" I misssss uuuuu... "

"Ehhhh... " suara Yuki kaget. 
Dia celingak-celinguk entah mencari siapa,  akupun mengikutinya. 

"Kamu nyari apaan? " kepo-ku. 

"Untung nggak ada orang,  kamu mah main cium aja.  Kalau ada yang lihat kan malu. "

Ohh sekarang aku tahu kenapa dia celingukan nggak jelas,  rupanya dia takut ada orang yang melihat adegan mesra kami barusan. 

"Nggak ada orang,  yang! " godaku,  membuat mukanya kembali merah. 

"Abang udah lama disini? " tanyanya mengalihkan  pembicaraan. 

Oiya mengenai panggilan barunya "abang" aku sangat suka meski terdengar aneh.  Tapi entahlah aku suka dan tak memprotes panggilan Yuki padaku.

"Isss mengalihkan pembicaraan.  Aku memang sudah lama,  aku juga sempat memperhatikanmu turun dari mobil,  nebar senyum sama orang yang nggak aku tahu namanya,  aku juga lihat kamu terus memperhatikan dia pergi dari halaman rumah ini hingga hilang di balik gerbang rumah depan.  Memang dia siapa si? "

KEKSIH BAYANGAN √Where stories live. Discover now