5. Demi Zi ku.

5K 191 9
                                    

"Ya Allah" Teriak ibu Zi histeris.

"Tenang tante " aku memeluknya.

"Bagaimana kami bisa tenang nak Anya, pernikahan Rizky akan dilaksanakan lusa dan hari ini dia memberi tahu kami bahwa pernikahannya batal, bagaimana kami bisa menanggung malu". Ayah Zi  terlihat prustasi.

"Ayah" Zi menangis dan suaranya bergetar.

Aku yang juga tak tega ikut menangis, benar undangan sudah di sebar dan pernikahannya lusa, ya Allah keluarga ini bisa malu.

Aku bingung harus bagaimana untuk membantu Zi.

Tiba-tiba ada seseorang datang, seorang perempuan seksi dan aku tak tahu dia siapa.

"Ada apa ini ?" dia bertanya dengan raut muka orang kebingungan.

"Kak , Wulan". Serempak Zi, Ayah dan Ibu memanggil perempuan itu.

"Ada apa bu, lusa hari bahagia kenapa kalian bersedih?". Tanya nya.

"Wulan, pernikahan Rizky wulan". Suara Ibu Zi.

"Ada apa bu dengan pernikahan Rizky?".

"Pernikahannya batal". Ibu semakin histeris.

"Mengapa bisa?". Dia sangat kaget.

"Rizky tak bisa punya anak dan keluarga laki-laki tak bisa terima itu".

"Apa benar Rizky ?" tanya nya pada Rizky.

Rizky hanya mengangguk.

Aku hanya bisa diam mendengarkan percakapan mereka.

Aku tak bisa tidur saat ini, terus saja memikirkan Zi, bagaimana ini, aku tak ingin sahabatku menanggung malu.

Tok tok tok..

"Ya siapa ?". Ada yang mengetuk pintu kamarku.

"Aku". Ternyata Devan.

"Masuk saja".

"Aku mau bertanya boleh?".

"Mau bertanya apa?".

Gak biasanya dia mau masuk kamarku.

"Apa yang  datang ke sini adalah Rafa?". Tanya nya to the poin .

"Siapa Rafa?" aku malah balik bertanya.

"Yang datang kesini".

"Itu temanku, namanya Rizky". Kenapa dia bertanya tentang Rizky yah.

" Rizky fauzia buka". Kenpa dia bisa tahu nama lengkap Zia.

"iyah, kok kamu tahu".

Dia hanya menggaruk kepalanya yang aku yakini tidak gatal, lalu langsung keluar kamarku.

Dasar pria batu.

Tunggu dia mengenal Zia, apa jangan-jangan dia pernah mempunyai hubungan dengan Zia, tapi tidak mungkin Zia Belum pernah pacaran.

Apa ini jalan satu-satunya untuk menyelamatkan Zia dari rasa malu, apa aku akan sanggup.

Aku mengirim pesan pada Zia.

"Zi aku mau bertemu denganmu besok bisa?".

"Ada apa Anya ?".

"Bagaimana bisa tidak?, aku akan bicara besok saja".

"Baiklah, di Kafe Neng Zahra yah jam 08.00".

"Ok, terima kasih".

Mungkin ini jalan satu-satunya yang bisa menyelamatkan keluarga Zia dari rasa malu.

dret dret.

Suara pesan masuk di handphoneku .

"Assalamualaikum". Nomor tak di kenal

"Waalaikumsalam, ini siapa ya?"

"Ini bang Faeza".

"Bang Faeza, tahu dari mana no ku Bang?".

"Dari Bundamu, besok kamu jemput aku yah di bandara".

"oh, jam berapa bang ?"

"jam 10.00 pagi".

"oh iya siap bang".

"ya sudah, wasalamualaikum"

"waalaikumsalam".

Bang Faeza ini adalah sepupuku, anak dari tante Rania sama om Aditya .

Sekarang sudah jam sepuluh lewat lima menit, tapi aku belum juga melihat Bang Faez.

Aku sudah seperti orang bingung di bandara celingak-celinguk mencari dia.

Tiba-tiba ada yang menjitakku dari belakang.

Sungguh aku sebal aku sudah mengepalkan tangan untuk memukul orang iseng itu.

Baru saja tanganku terangkat untuk memukul ternyata seorang gadis mungil yang sedang di gendong ayahnya.

Yah dia keponakanku, dan ayahnya Bang Faeza .

Dasar tidak Bapaknya tidak Anaknya kalau bertemu denganku selalu menjitak kepala.

Di mobil.

"Bang istrinya mana?".

Aku bertanya padanya, sekedar jahil.

"Istriku masih belum di temukan mungkin dia masih bersembunyi".
Jawabnya.

"Ah bukannya kau yang tak pernah ingin mencarinya".

"Ah sudah jangan membahas itu".

"huh dasar singgel fatrher ".

"Bang sahabatku besok menikah". Aku sebenarnya ingin curhat.

"Lalu kenapa mukamu masam seperti itu?".

"Tapi pernikahannya akan di batalkan". Jawabku sedih.

"Kenapa?".

"Keluarga calonnya membatalkan sepihak".

"Kasihan sekali".

"Bang".

"Hmm".

"Mau gak bantu aku?".

"Bantu apa?".

"Abangkan singgle, bagaimana jika besok abang .."

Belum selesai aku meneruskan kalimatku dia sudah menolak.

"Jangan gila, pernikahan bukan main-main".

"Please". Aku tunjukan muka memelasku.

"Nggak".

"Abang".

"Nggak Devanya ".

"Ya sudah". aku memalingkan mukaku.

Hari pernikahan Zia.

"Saya terima nikahnya Rizky fauzia binti Samsudin dengan maskawin tersebut di bayar tunai".

End sementara.

Haha gaje banget ini lanjutannya,  huhu bagaimana kelanjutannya nantikakan ya

Update tan terakhir.

Crazy Dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang