11

2.8K 214 100
                                    

[Dont play the music now]

Hembusan lembut angin musim panas terasa begitu menyejukan tatkala mengenai kulit seorang Lalisa. Gadis itu tersenyum cerah mendengarkan cerita seorang Jeon Jungkook tentang sebuah game yang ia suka.

Kebetulan yang hebat, mereka sama-sama pecinta video game. Namun Rose pernah bilang padanya bahwa tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Jadi boleh kan jika Lisa menganggap ini adalah takdir? Takdir yang sangat menyenangkan.

Dan Lisa menganggap ini adalah sebuah pertanda, bahwa dia dan Jungkook memang harus bersama. Oh Tuhan, membayangkannya saja sudah membuat jantung Lisa berdegup tak karuan. Lisa yakin, saat ini pipinya sudab merah, semerah magma.

Kenapa magma? Lisa juga sedikit aneh, tapi karena Jisoo yang mencetuskan perumpamaan aneh itu, maka.. begitulah? Namanya juga Jisoo.

"Bagaimana denganmu? Game apa yang kau suka?" Lisa tersentak, menatap Jungkook dengan penuh tanda tanya. Sial sekali, Lisa melamun.

"Mian, kau bilang apa?"

Belum sempat Jungkook menjawab, sebuah suara menyela perkataannya. Jungkook kenal betul suara siapa itu, lebih tepatnya dia kenal baik si pemilik suara.

Itu Taehyung. Lee Taehyung. Berdiri dengan wajah tanpa ekspresinya, namun cukup untuk membuat hampir semua siswi yang melihatnya menjerit.

"Kookie.." Jungkook menghela nafasnya sebelum tersenyum paksa menatap Taehyung. "Ah, iya Senior?"

Taehyung tertohok, sudah lama sekali sejak Jungkook memanggilnya seperti itu. Taehyung menghela nafasnya pelan, perlahan dia tersenyum manis pada adiknya yang satu itu.

"Kookie, kenapa kau memanggilku begitu? Aku kan Hyungmu."

Tunggu, apa? Hyung?

Lisa menatap Taehyung dan Jungkook bergantian. Dia merasa tak paham dengan apa yang terjadi disini, lantas Lisa memutuskan untuk pergi.

Meski sebenarnya Lisa sangat tak rela.

"Jungkook-ah, aku harus pergi. Lain kali kita mengobrol lagi, oke?" Lisa tersenyum, membungkuk pada Taehyung dan melambaikan tangannya pada Jungkook.

"Lalisa, sebentar!!"

Lisa berbalik. Jungkook berlari mendekati Lisa, pemuda itu mengeluarkan note kecil miliknya. Setelah menuliskan sesuatu, Jungkook menyobek kertas note nya dan memberikan itu pada Lisa.

"Ini nomorku, nanti malam hubungi aku, oke?" Lisa mengangguk, menyambar cepat kertas kecil yang Jungkook pegang--dengan senyum kelewat lebar--sebelum melambai dan lanjut berlari masuk ke dalam sekolah.

Taehyung mengamati interaksi keduanya, kernyitan terlihat jelas di dahi pemuda itu. Setau Taehyung, Jungkook selalu canggung pada wanita, dekat-dekat dengan wanita menimbulkan kesan menyeramkan bagi Jungkook. Tapi, apa yang baru saja ia lihat?

Jungkook mengobrol santai dengan gadis tadi, bahkan Jungkook memberi gadis itu nomor teleponnya! Itu mengejutkan karena Taehyung tau adiknya bukanlah tipe seperti itu.

Taehyung duduk di kursi taman yang sebelumnya diduduki dua insan barusan. Menyadari Taehyung menunggunya, Jungkook mengumpat dalam hati. Dia berbalik, menatap Taehyung sesopan yang ia bisa. "Ada perlu apa, Senior?"

 "Ada perlu apa, Senior?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tell Me Why ;BANGTANPINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang