29. Kehilangan

1.2K 274 87
                                    

Minho Oppa 😈
Eomma kritis tadi siang
Skrg sdh stabil
Datanglah eun, sekali saja

Euna menutup aplikasi pesan. Semakin lama keinginannya untuk datang semakin besar. Namun, dia tidak mau mengakui. Dia takut dia justru hanya memperburuk keadaaan.

Helaan napas Euna yang kencang membuat Donghyun menoleh padanya.

"Kamu kenapa, Eun?" tanyanya.

Euna hanya menggeleng. Berbohong lagi. "Nggak apa-apa, pusing banyak tugas dan mau UTS. Terus pusing juga mikir peraturan mapres diubah-ubah mulu sama rektorat."

Donghyun terkekeh kecil.

"Kamu nggak pulang?" Euna balik bertanya.

Melihat ekspresi pura-pura tidak tahu Donghyun, matanya memicing curiga.
"Heh, nggak ada acara nginap-nginap di sini, ya? Sana pulang," usirnya.

Donghyun cemberut kemudian menarik Euna sampai terduduk di tempat tidur. Ia mengambil bantal, meletakkannya di pangkuan Euna, lalu berbaring dengan kepala di pangkuan gadis itu.

"Eh, eh?!" Euna panik sendiri.

"Sebenar aja," pinta Donghyun sembari meraih tangan kiri Euna ke dalam tangannya. "Twenty minutes nap. Habis itu aku balik."

Ah, Euna tidak tega juga ketika melihat mata Donghyun mulai tertutup. Kasihan Donghyun yang hari ini cuma tidur dua jam karena tugas dan proker. Dia bahkan sampai lupa makan.

Tangan kanan Euna mengelus rambut Donghyun perlahan. Ia mengamati wajah pacarnya. Ganteng, ya? Apalagi kalau ia tersenyum atau sedang menatap Euna.

"Ddong ..." panggil Euna pelan.

"Hmm ..." sahut Donghyun dengan mata terpejam.

Tangan Euna masih mengelus rambut Donghyun. "Sejak kapan kamu suka sama aku lebih dari teman?"

"Sejak awal Youngmin Hyung ngasih tahu mana yang namanya Choi Euna," sahut Donghyun tanpa jeda. Seolah dia mengingat memori itu dengan baik.

Tentu Euna terkejut dengan jawabannya. Jadi selama ini Donghyun memendam perasaan? Semua ucapan terselubung, perhatian sampai menghabiskan waktu dengannya dilakukan dengan menutupi rasa suka.

"Kok, bisa?"

"Ya, bisa aja," jawab Donghyun enteng dengan suara mengantuk. "Kamu tertutup tapi sebenarnya perhatian. Kamu asyik dan nyambung sama aku. Kamu tahu, 'kan, Eun, perasaan klik gitu aja tanpa alasan sama seseorang?"

Ya, Euna tahu. Itulah sebabnya dulu ia bercerita mengenai keluarganya pada Donghyun tanpa menahan diri.

"Kenapa baru bilang sekarang?" tanyanya lagi.

"Takut ditikung Woojin," jawab Donghyun menyengir yang lalu didorong Euna dari pangkuannya dengan kesal.

"Dih, pulang sana!" Ia ngambek, tapi Donghyun malah tertawa dan menahannya agar tidak bergerak-gerak.

"Enggalah, Eun. Aku tunggu kita cukup lama sampai benar-benar dekat. Karena kalau dipaksa dan buru-buru, kamu malah bakal lari menjauh. Rugi di aku dong, kalau aku kehilangan kamu," sahut Donghyun mengeratkan genggaman tangannya. "Dulu aja aku mohon-mohon sampai seratus kali, baru deh kamu mau ikut makan bareng."

Euna tertawa menyentil jidat Donghyun pelan. "Lebay!"

Yang disentil hanya terkekeh. Masih memejamkan mata dan memeluk tangan Euna.

Hening sesaat. Euna pikir Donghyun sudah terlelap sampai ...

"Aku sayang kamu, Eun," bisik Donghyun tiba-tiba.

Euna malah cekikikan. "Kamu ngigau, ya?" tanyanya yang tidak dijawab oleh lelaki itu.

"Aku sayang kamu juga, Donghyun," balas Euna pelan, lalu membungkuk  dan mencium kening lelaki itu. "Sleep tight."

Donghyun tersenyum dalam tidurnya.

🎸🎸🎸

Bunyi ketukan di pintu kelas membuat Pak Jang, Euna serta teman-teman sekelasnya menoleh. Dari ambang pintu muncul Donghyun yang membuat Euna dan seisi kelas kaget. Donghyun mengucapkan permisi, lalu mendekati Pak Jang dan membisikkan sesuatu. Kelihatannya serius sekali karena ekspresi wajah Pak Jang langsung berubah muram.

"Choi Euna," panggil beliau.

"Ya, Pak?"

Ada apa ini?

"Kamu saya izinkan untuk keluar bersama Kim Donghyun," kata Pak Jang.

Euna malah menatap dosen itu kebingungan.

"Ayo, bergegaslah," kata beliau lagi.

Masih bingung, Euna menjejalkan barang-barangnya ke dalam ransel, mengucapkan permisi pada Pak Jang dan mengikuti Donghyun yang mengucapkan terima kasih keluar ruangan. Mata seisi kelas mengikuti pergerakannya.

Donghyun menuju parkiran mobil.

"Ddong, ada apa? Kita mau kemana? Kamu nggak kelas?" tanya Euna bertubi-tubi.

"Bolos," jawab Donghyun singkat. "Ayo, kita harus buru-buru."

Donghyun menyetir dengan mengebut. Sungguh bukan Donghyun sekali. Kerutana di kening Euna semakin dalam ketika mobil Donghyun berhenti di rumah sakit.

"Kenapa?" tanya Euna saat mereka berjalan di lorong. "Park aboenim sakit lagi?"

Donghyun tidak menjawab, masih terus berjalan sambil menggandeng Euna. Pemahaman baru datang saat mereka berbelok di lorong. Petunjuk lokasi bertuliskan ICU jantung dan paru tergantung. Langkah Euna langsung terhenti membuat tangan mereka yang bertautan terentang.

"Eun ... ayo," ajak Donghyun.

Euna menggeleng. "Nggak mau!"

Donghyun membujuknya lagi. "Euna, ayolah, Sayang. Eomma kamu kritis lagi dan Minho Hyung bilang kesempatannya selamat kali ini kecil."

Tapi, Euna tetap menggeleng. Ia menyentakkan tangannya dalam genggaman Donghyun hingga terlepas.

"AKU BILANG NGGAK MAU!!! KAMU TAHU SENDIRI AKU BENCI DIA?! KENAPA KAMU PAKSA AKU? KAMU SIAPA BISA PAKSA AKU, HAH?" teriaknya histeris sampai berjongkok  membenamkan kepala di lutut. Tidak peduli bahwa ia menarik perhatian orang yang lewat di lorong itu.

Donghyun memegang bahu Euna, namun ditepisnya tanpa ampun.

"Aku cuma nggak mau kamu menyesal," kata Donghyun pelan.

Euna menatapnya dengan airmata berlinang. "Kamu ternyata nggak paham apa-apa tentang aku."

Lalu, tiba-tiba ponsel Donghyun berdering. Sebuah panggilan masuk. Lelaki itu mengangkatnya, bicara dalam suara pelan, kemudian menyerahkan ponselnya pada Euna.

"Dari Minho Hyung ..."

Euna menerima ponsel itu dengan enggan. "Halo?"

"Eun ..." Suara Minho di seberang telepon bergetar. Ditambah isak tangis Sodam yang terdengar samar. Perasaan Euna langsung tidak enak. Dunianya seperti runtuh saat Minho melanjutkan ucapan.

"Eomma ... meninggal dunia."

-bersambung.-





An. Big fight will lead to something drastic.

Btw, yg komennya blm dibalas, mohon maaf ya ini notif wattpad  suka ngawur kadang ga muncul. Aku usahain dibalas semua kok.
Only two more chapter.
-Ki.

04:04Where stories live. Discover now