Marco - 06

18K 1.2K 33
                                    

Menulis sebuah naskah sambil ditemani sebuah frapuchino hangat saat hujan tengah mengguyur kota dengan derasnya adalah hal baru yang disukai Risa. Saat ini, ia sedang berada disebuah Cafe yang letaknya agak jauh dari rumah. Risa sengaja kesini sendirian, tanpa memberitahu siapapun. Ia hanya ingin bersantai agar lebih bisa fokus untuk menulis naskah tugas drama mereka.

Ponsel Risa sedari tadi bergetar menandakan ada pesan masuk, tetapi sama sekali tidak digubris oleh pemiliknya karena Risa terlalu fokus dengan laptopnya. Sesekali ia menghela nafas pelan, karena cape mengetik dan sesekali ia tersenyum, mengernyit atau bahkan sampai tertawa sendiri saat membaca ulang hasil yang diketiknya.

"The end." Gumam Risa.

Risa mendesah lega, Setelah tiga hari ia benar-benar fokus kepada naskah tugas drama, akhirnya selesai juga.

"Sekarang, Waktunya salin ke flasdisk. Dan Print serta fotocopy untuk memperbanyak." Risa tersenyum lega, "Tugas selesai." gumamnya, lalu membereskan semua barang yang ia bawa dan beranjak dari Cafe tersebut.

Selama perjalanan pulang menggunakan taksi, Risa bersenandung pelan sambil melihat pemandangan kota dikala sore hari saat hujan. Teringat sesuatu, Risa lansung menyalakan ponselnya lalu membuka Aplikasi chat, Kemudian mencari grup kelompok mereka setelah dapat Risa lansung mengirim pesan.

Risa: Besok mulai shooting ya guys, besok gue bagi naskah nya. Di inget, dipahami, dan jangan sampai banyak bermain. Waktu kita sisa seminggu lebih, We can do it.

MarcoD: YAHH, besok gue lagi ada pemotretan dan buat iklan dengan kyle jenner. Sorry ya guys.

Mark: SERIUS LO? DENGAN KYLE JENNER???ANJIR, MAU GUE!!

Aycan: mau aja ditipu sama bambang si jon ini-__-



"Pahami ya guys." ucap Risa sambil membagikan sebuah naskah.

Waktu istirahat mereka pergunakan untuk membaca naskah. Marco menatap naskah miliknya sambil menggaruk tengkuknya, "Kok dialog gue panjang ya?"

"Ck. Kan lo pemeran utamanya." jawab Yoland.

Mulut Marco terbuka lebar, Shock. Dan, baru saja Ia ingin berbicara namun suara Ayya sudah terdengar duluan. "Tutup mulut lo. Lalat aja najis masuk kedalam mulut lo, bau soalnya."

"Ayya, sinis mulu sama Marco. Lo suka ya sama temen gue ini?" celetuk Mark.

Seketika pandangan semua anggota kelompok satu —yang sedang fokus ke naskah— menatap Ayya. Yang ditatap pun lansung mendelik tak suka. "NA-JIS." ucap Ayya sambil menekan kata tersebut. Ia mengibaskan tangannya diudara lalu menatap Yoland, "Sebentar, lo lansung ke rumah gue ya. Bantu gue bawa beberapa pakaian dan properti yang di pake."

Yoland mengangguk.

Keadaan menjadi hening kembali, Marco sedari tadi berusaha keras untuk memahami naskah tersebut. Bunyi bel tanda istirahat pun telah selesai, Marco dan Mark terkejut. "Sudah masuk?!"

"Emang kenapa?"

"Yalord. Gue belum makan, gue ke kantin dulu." Marco bangkit dari duduknya, lalu menatap Risa—yang sedang menatapnya datar—sambil tersenyum kecil. "Tenang aja, gue bakal bawa nih naskah."

"Lo nggak niat bolos 'kan?" tanya Risa.

"Loh, itu lo tau. HE-HE"

Marco berlari keluar diikuti Mark, sedangkan Risa hanya mendesah kasar, berharap Marco tidak membuat suatu masalah hari ini.

MARCO [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now