Sakit • 6

342 51 31
                                    

•Payung•
"Titip salam untuknya, semoga cepat sembuh. Nanti kalau sudah sembuh, aku ingin mengajaknya jalan-jalan."

•••

Hoseok melangkahkan kaki lincahnya masuk kedalam rumah. Sudah lebih dari tiga hari ia tidak pulang kerumahnya. Padahal ia tahu kalau adiknya sangat takut di rumah sendiri.

Rumah yang sudah Hoseok tinggali selama tiga hari ini nampak sepi. Lampu-lampu juga padam. Sekiranya, sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore.

Kemudian, kaki lincah Hoseok menuju kearah saklar rumah. Hoseok terkejut dikala ia menemukan Ga Young sedang tidur meringkuk di atas sofa.

Dengan cepat Hoseok belari kearah Ga Young. Ia memegang keningnya, "Sial, kau demam?" Ga Young mengangguk lemah.

"Kau demam dan tidak meneleponku? Apa ponselmu itu tidak bisa dipakai untuk menelepon, eoh?" omel Hoseok.

Merasa tidak mendapat jawaban, Hoseok pun berjalan kearah dapur. Ia mengambil mangkuk dan mengisinya dengan air dingin. Lalu, Hoseok berjalan kearah ruang yang berisikan baju dan mencari lap kering.

Tidak butuh waktu lama untuk Hoseok mencari lap tersebut. Kemudian, ia berjalan lagi kearah dapur dan mengambil mangkuk yang berisi air dingin tersebut.

Dimasukannya lap kering tersebut kemangkuk. Ia memeras lap yang sudah basah tersebut sambil berjalan ke tempat Ga Young.

Saat sudah sampai didepan Ga Young, Hoseok menaruh mangkuk berisi air tersebut keatas meja kopi. Terakhir, Hoseok menaruh lap yang sudah diperas ke kening Ga Young.

"Kenapa bisa sampai demam? Kau tidak tau, ya seberapa khawatirnya aku kalau kau demam?" Hoseok menyingkirkan anak-anak rambut yang menempel pada pipi Ga Young.

"Aku minta maaf, oppa. Lagipula, aku tidak tau dimana ponselku berada," jawab Ga Young dengan lemah.

"Dari kapan kau demam?" Kali ini, Hoseok menatap Ga Young dengan lembut.

"Sudah sekitar dua hari yang lalu," jawab Ga Young lagi, masih dengan lemah.

Hoseok membulatkan matanya, "Sudah dua hari?! Dan kau belum makan selama dua hari itu?!" Ga Young mengangguk lemah.

"Akan aku telepon Namjoon dan menyuruh dia untuk membawakan makanan untukmu. Tunggu sebentar." Hoseok sudah bersiap untuk mengeluarkan ponselnya namun ditahan oleh tangan Ga Young yang kecil.

"Andwaeyo oppa, gwenchana." (Tidak)

"Lalu? Atau kusuruh Yoongi hyung saja?" tawar Hoseok. Ga Young sempat bergeming sebentar.

"Terserah," tukas Ga Young sembari memalingkan wajahnya kearah samping. Hoseok tersenyum tipis melihat tingkah laku adiknya.

"Baiklah, tunggu sebentar, ne?" Ga Young mengangguk. Lalu, Hoseok menelepon Yoongi untuk membawakan makanan kerumahnya.
"Yeobseo, hyung? Kau mau bantu aku tidak? Tolong antarkan makanan kerumah. Ga Young sakit dan dia belum makan dari dua hari yang lalu," tanya Hoseok.

"Ne, tapi aku hanya bisa pesankan. Paling kalau mau Namjoon yang akan mengantar kerumah. Bagaimana? Aku sedang sibuk mengedit lagu."

"Aaaah, begitu. Apakah disana tidak ada Jimin?"

"Kau ini amnesia atau apa? Yang lain sedang ambil libur dan pergi sesuka hati mereka. 'Kan tadi mereka jalan bersama dengan kau. Sisa yang ada disini hanya aku dan Namjoon."

Hoseok mengusap tengkuknya, "Aku lupa, hyung. Yasudah, tidak apa-apa. Yang terpenting Ga Young bisa makan. Pesankan untuk aku juga, ya?" Hoseok terkekeh kecil.

"Kau punya uang sendiri. Beli saja sendiri. Sudah, aku mau pesankan makanan dulu, nanti akan kusuruh Namjoon mengantar. Salam untuk Ga Young, cepat sembuh."

"Ne, hyung. Kamsahabnida." (Terima kasih)

Sambungan pun terputus. Hoseok kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celana. Ia berjalan kembali kearah Ga Young. Ternyata Ga Young sudah tertidur.

Dengkuran halus dari bibir mungil Ga Young terdengar. Dengan pelan, Hoseok mengambil lap tersebut dan kembali menaruhnya didalam air. Ia memeras lap tersebut dan kembali ia taruh pada kening Ga Young.

"Apa kau menyukai Namjoon? Aku sarankan lebih baik kau tidak begitu menyukainya ya," ucap Hoseok.

"Karena Namjoon itu mesum," lanjut Hoseok sembari terkekeh geli. Ia mengelus pipi Ga Young dengan lembut.

Entah memang waktu yang berjalan dengan cepat atau bagaimana, Hoseok mendengar ada yang sedang mengetuk pintu rumahnya. Ia berdiri dan berjalan dengan santai kearah pintu utama.

Disaat ia membuka pintu, Hoseok melihat kalau Namjoon sedang berdiri disana sembari membawa dua kantung yang berisi makanan. Hoseok mengangkat satu alisnya.

"Kau yakin ini Yoongi hyung yang memesan semua?" Namjoon tersenyum manis yang membuat Hoseok curiga.

"Aku tau kalau Yoongi hyung hanya memesankan satu makanan untuk Ga Young, dan pasti yang ini kau membelinya sendiri untukku 'kan? Supaya dapat restu dariku?" tuduh Hoseok yang membuat Namjoon terkekeh.

"Kenapa kau bisa tau, sih? Ah sudahlah, nih ambil. Cepat berikan pada Ga Young, aku tidak ingin dia kelaparan." Namjoon menyerahkan dua kantung tersebut pada Hoseok.

Hoseok, sih, menerimanya dengan senang hati. Toh, kebetulan dia juga lapar. Mungkin memang Hoseok sedang beruntung, jadi ia tidak perlu repot-repot mengeluarkan uang.

"Titip salam untuknya, semoga cepat sembuh. Nanti kalau sudah sembuh, aku ingin mengajaknya jalan-jalan," ujar Namjoon.

Hoseok memutar kedua matanya, "Kenapa aku jadi geli melihatmu seperti ini, ya? Iya iya iya, akan aku sampaikan salammu dan juga salam Yoongi hyung. Sudah sana pergi," usir Hoseok.

Namjoon terkekeh dan mengangguk. Ia berbalik dan segera berjalan kearah sepeda motor miliknya. Disaat Namjoon ingin memberi salam pada Hoseok, ia melihat kalau pintu tersebut sudah ditutup oleh Hoseok.

"Haaah, dasar Hoseok. ANNYEONG HOSEOK!"

•••

A/n

Saia up setelah Monic selesai.
Jadi, mungkin payung akan lebih sering up.

Payung ✔Where stories live. Discover now