25. Never Take My Wings

5.6K 455 105
                                    

"Dari mana aja? Katanya sebentar malah sampai jam segini, ditelfon nggak aktif hapenya. Kamu kemana?" cecar Damar ketika Kristen memasuki rumahnya.

Kristen meringis.

"Nggak usah senyum-senyum nggak jelas!" bentar Damar, namun tidak membuat Kristen ciut.

"Tadi ada tugas, Paaa," ucapnya sedikit merayu dengan tidak langsung.

Kristen pun berjalan menuju kamarnya untuk segera tidur kembali.

"Mau kemana kamu?! Sini dulu!"

Kristen kembali tersenyum tidak jelas. "Pa, aku masih perawan. Hahahahaha," ucapnya mengelantur.

Damar mendatarkan bibirnya, "Bukan masalah itu! Sini!" suruhnya lagi.

Kristen pun menuju kepadanya.

"Papa nggak pa-pa kamu main sampai malem. Asal kamu ngasih tau di mana kamu!" ucapnya mulai serius.

Kristen langsung diam dan hanya berdehem. "Iya," ucapnya sambil merubah posisi duduknya mengarahkan ke arah papanya dengan kaki diangkat satu.

"Kris, tadi Tante Marta ke sini, Vivian mau sekolah tempat kamu," ucap Damar mengganti topik.

"Demi apa?"

"Iya. Dia suka sama orang, orang itu masuk sekolah sama kamu," jelasnya.

Kristen mengangguk paham.

"Pa, kapan Papa punya duit banyak lagi?" tanya Kristen dan menopangkan dagunya dengan tangannya.

Damar berdehem mendengar pertanyaan Kristen. "Kamu tidur gih sana," suruhnya mengalihkan perhatian. Mau tidak mau pun Kristen hanya menurutinya.

***

Esoknya, Audrey terbangun akibat goyangan kaki yang disebabkan oleh mamanya.

"Pulang jam berapa?" tanya Adrian setelah mereka berada di meja makan.

"Malem,"

"Audrey pulang jam..." ucap Arka terhenti karna kakinya langsung diinjak oleh Audrey.

"Jam berapa ya kemarin? Jam setengah sebelasan kayanya, Pa!" lanjutnya mengakali.

---

Audrey berjalan menaiki tangga untuk menuju kelasnya yang teramat atas. Bersamaan dengan Kristen yang dibelakangnya melihatnya.

Kristen berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Audrey. Dengan jail, dia mengambil jedai yang ada di rambut Audrey, sehingga rambutnya langsung terurai jatuh ke bawah dan dia mengeram kesal.

Kristen terkekeh dan langsung meluncur menuju kelasnya tanpa mengembalikan jedai tersebut. Sedangkan Audrey hanya tertawa pelan.

***

Sebulan berlalu, kini Kristen berada di tribun untuk menonton pertandingan basket terbesar untuk SMA. Menonton Dion sekaligus Audrey.

Terdengar riuhan suara membanjiri suasana gedung tersebut. Hari ini adalah final untuk mereka. Semuanya bersorak untuk mensuport sekolahnya.

Tak terkecuali dengan sekolah Kristen yang heboh dengan berbagai atribut untuk memperindah suport untuk tim basket putra sekolahnya tersebut.

Menuju pertengahan, tim dari SMA Strada masih tertinggal 2 bola. Karna waktu istirahat, tim dance pun mulai masuk untuk menunjukkan aksinya.

Kristen berdiri sambil bersedekap dada melihatnya. Entah fokusnya ke Julia, April, atau Audrey, dia masih bingung. Akhirnya dia beralih ke Flo. Tapi, itu pun gagal, dia lebih fokus ke Audrey yang menjadi center.

GravityWhere stories live. Discover now