"Kaki ku mulai lelah Jeff," keluh Neo yang wajahnya penuh keringat di wajahnya.
"Sabarlah sedikit! Kita hanya tinggal mencari tempat untuk kita tinggali sementara dan mencari sedikit informasi di kota ini," ucap Jeff yang berjalan tanpa menoleh ke arah belakang.
Walaupun Neo sudah merasa kelelahan sekali. Tapi, tetap saja Jeff meneruskan perjalanan yang panjang ini. Perjalanan untuk mencari suatu benda yang berharga yaitu Kyouka.
Benda yang sangat di cari-cari oleh para pemburu atau mereka juga disebut Hunter Kyouka.
Mereka masih tetap berjalan hingga memasuki kota yang di sebut Desert Moodenar. Kota yang di kelilingi padang pasir yang gerbang dan cuaca sangat menyengat, seakan membakar kulit secara langsung.
"STOP! Sepertinya kalian bukan orang dari kota ini, apa tujuan kalian kemari?"
Langkah mereka berdua terhenti disaat mendekati gerbang akses menuju kota. Maklum saja penjagaan sangat ketat sekali dan tak sembarangan orang bisa memasuki wilayah ini.
"Aku pendatang yang sedang mencari keberadaan Kyouka. Apa kami berdua boleh masuk ke dalam?" Jeff mulai bernegosiasi dengan para penjaga gerbang akses di kota.
Setelah lama mereka berdua bernegosiasi akhirnya para penjaga membuka gerbang untuk memasuki ke dalam pusat kota.
"Silahkan masuk, sudah banyak orang yang berada di dalam pusat kota untuk mencari informasi yang sama seperti kalian berdua," ucap para penjaga yang memperbolehkan kami memasuki wilayah kota.
Yang benar saja tidak susah untuk mendapatkan akses untuk masuk ke dalam pusat kota yang sangat di jaga ketat sekali. Bahkan orang lain sudah terlebih dahulu sampai di tempat ini, dan sekarang tinggal mencari tempat tinggal untuk beristirahat memulihkan tenaga selama perjalanan panjang.
"Ayo Neo, kita cari penginapan di sekitar sini dan mencari makanan yang lezat. Aku tahu kau sudah sangat lapar," ucap Jeff yang sedikit tersenyum.
"Asiiiikk, kau memang yang terbaik Jeff," Neo melompat kegirangan, bahkan dia tidak sadar jika sedari tadi perutnya kosong dan belum di isi oleh makanan "Aww, sakit."
"Dasar kau ini, ada-ada saja tingkahmu," Jeff hanya tersenyum kecil dan melanjutkan langkah kaki nya.
***
-Edo POV-
"Ja-jangan bercanda kau! Hei jawab aku? Hallo, apa kau mendengar suara ku, hah!"
Aku mulai berteriak pada sumber suara yang tadi ku dengar, tapi semakin lama suara itu mulai menghilang perlahan.
"Sial aku dimana sih, kenapa sejauh mata memandang hanya ada pepohonan hijau terbentang luas," gerutuku saat itu sambil melihat sekitar.
Entah ini di tempat apa, sekarang aku mulai berjalan di dalam sunyi tanpa suara selain suara burung yang berkicauan. Semakin jauh aku berjalan untuk menemukan jalan keluar dari hutan ini "Ini kemana jalan keluarnya sih."
Langkah kaki ku mulai terhenti ketika mendengar suara gemericik air yang mengalir deras "Mungkin jalan keluarnya setelah aku menemukan aliran sungai itu sekarang. Siapa tahu aku bisa bertanya pada penduduk sekitar sini."
Ctak
Aku menginjak ranting kayu saat mendekati sungai dan terdengar suara "Siapa disana? Perlihatkan dirimu."
Syutt
Sebuah pisau kecil terlempar dengan kecepatan tak kasar oleh mata, hingga tertancap dalam di sebuah pohon besar. Bulu kuduk ku mulai berdiri, keringat dengan deras mengucur ke tanah, membuat hoodie yang aku kenakan sedikit basah oleh keringat.
"A-a...apa itu? Hampir sa...saja mengenai wajahku." tubuhku seakan membatu berdiri disana tanpa bergerak sedikit pun, untuk beranjak melangkah saja aku sedikit takut. Bisa saja tiba-tiba serangan lainnya akan mengancam "Untung nyawa ku masih selamat."
"Ohh, ternyata ada orang disini! Ku kira ada hewan yang buas tadi."
Pria dengan perawakan berbadan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, tapi tubuhnya lumayan di penuhi okeh otot. Wajahnya terlihat masih muda dan rambut panjang berwarna cokelat yang di kuncir ke arah belakang, dan sebagian matanya tertutup oleh rambut tebalnya.
"Ma-mafkan aku ya, kelihatannya kau sedikit kaget!" Aku sedikit terbata-bata berbicara di hadapan orang ini.
"Tidak apa-apa! Gwahahaha. Kelihatannya kau bukan orang di desa ini,ya? Apa kau baru pindah kemari?" tanya pria itu dengan melemparkan berbagai pertanyaan kepadaku.
"... Ehh, aku hanya orang yang sedang tersesat, Paman!"
".... Uweeeeehhh apa katamu Paman. Apa aku setua itu untuk di panggil, Paman!" ucap orang itu dengan sedikit ekspresi yang kaget tapi terlihat seperti seorang yang bodoh.
"Heh!"
Aku kaget mendengar teriakannya yang spontan saja. Orang itu semakin terlihat seperti seorang yang bodoh di depan mataku, walaupun tubuhnya kekar, padat dan berisi oleh otot-otot yang menghiasi seluruh bagian tubuhnya tapi tetap saja dia lebih terlihat bodoh.
"A-apa yang paman lakukan di tempat ini?" tanyaku yang saat itu memecahkan keheningan sesaat.
"....ohh itu, aku sedang memancing Ikan disekitar sini. Sepertinya kau bukan penduduk sini? Soalnya aku baru melihatmu di sekitar sini," lelaki itu coba bertanya padaku sembari dia sibuk dengan mata kail pancing nya.
"I-iya, aku sedang tersesat di tempat ini Paman! lalu aku bertemu denganmu di sini. Apa kau tahu jalan keluar dari tempat ini?"
Lelaki itu berdiri dan menunjukkan arah kemana jalan keluar dari hutan yang lebat ini "Dari sini kau lurus ke arah selatan dan disana akan kau temui sungai kecil dan pepohonan yang agak lebat dan jalan terus hingga terlihat sebuah cahaya. Nah, disana adalah jalan keluarnya."
"T-terima kasih banyak Paman. Kalau boleh tahu siapakah namamu, setidaknya aku harus membalas budimu," pintaku padanya saat itu.
"Panggil saja aku El, jika ada apa-apa kau bisa cari aku di tempat ini."
"Baiklah Paman. Terimakasih!"
Aku mulai berjalan meninggalkan dia sendirian di tepi muara sungai yang luas terbentang, sambil melambaikan tangan kepada Paman El yang aku ketahui namanya ini. Aku kembali berjalan mengikuti arahan yang sudah di berikan Paman El padaku, untuk kembali pulang ke pusat kota dan aku yakin pasti Arthur mencariku "Tunggulah disana Arthur, aku akan kembali lagi."
"Edo... Edo... Dimana kau!" suara teriakan seseorang memecah keheningan sunyi dalam rimbun nya pepohonan hijau.Zraaak
"Hei jawab aku! Apa kau berada disekitar sini?" suara itu sekali lagi terdengar, menanyakan keberadaan orang yang sedang yang di cari.
"....ada suara! Sepertinya aku mengenali suara itu. Baiknya aku bergegas segera," ucap Edo
Sementara itu...
"Apa benar ramalan itu benar-benar akan terjadi disini, di tempat ini!"
"Apa memang benar dialah orang yang selama ini ada dalam ramalan legenda naskah kuno para leluhur. Sepertinya tidak asing lagi, aura itu tidak salah lagi berasal dari orang itu! Apa aku harus mencari tahu kebenarannya atau malah sebaliknya dia adalah salah satu seorang Servant yang mewarisi sebuah senjata legenda itu... Kagutshuci"
-to be continued-
______________________________________
Author : Hai semuanya, apa kabar kalian. Maafkan diriku yang baru bisa Update sekarang, jadi nikmatilah pertulangan selanjutnya ya, see semua ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Genjitsu no Sekai: The Fantasy Of Real Life
FantasyPengalaman menulis Nurakami Edo sebagai penulis professional akan diuji! Bagaimana bisa ia masuk ke dalam ceritanya sendiri?? Apa itu masuk akal? Didunia yang ia ciptakan sendiri dengan dirinya menjadi main cast dari cerita tersebut. Akankah ia bern...