6

1.9K 180 5
                                    

Sepuluh tahun kemudian....

Senja berjalan di sepanjang trotoar tempat ia memegang berkas dan menuju sebuah rumah sakit terdekat.

Berisi lamaran pekerjaan...

Swdangkan di tempat lain Cakra menyesap kopinya dan memegang bingkisan hadiah para perawat di rumah sakit tersebut.

Pria itu lumayan terkenal.  Dengan sebutan tangan dingin juga ketampanannya.

"kenapa kau tidak ingin memegang kendali perusahaan?" tanya seorang pria yang memiliki perawakan mirip dirinya

Tak lain adalah saudaranya sendiri Awan.

"gue kasih buat lo gratis bro"

"alasannya? "

"itu bukan warisan Wan,  itu kutukan"

Pria itu menatap Awan sekali lagi.

"yang dilakukan ayah adalah dosa,  dan teman2 nya sama sepertinya,  mereka membuat kutukan untuk diri mereka sendiri"

"dan..  Gue bakal mastiin hidup gue,  bahkab orang yang gue cintai kelak tidak ada sangkut pautnya dengan harta haram itu! "

"kutukan? "

"..." Cakra menatap Awan sekilas.

"kutukan yang kamu sebut itu yang ngasih kamu,  aku,  mama hidup yang jauh dari kata berlebihan"

"..."

"gue tahu itu Wan.  Tapi apa boleh buat,  toh sudah terlanjur,  gue cuma gak mau nerusin hal kotor itu Wan"

"dan kamu ninggalin hal kotor itu buat aku sendiri" ucap Awan sinis.

"kamu memberikan kutukan itu untukku sendiri" Awan meneguk habis kopinya kemudian berjalan lurus.

Menatap seorang gadis yang mengundang senyum setannya.

Karena dia yakin.  Yang dilahirkan dalam kubangan lumpur,  tak semudah itu meninggalkan tempat asalnya.

Kecuali jika ia bersedia memberishkan semua lumpur dan menjadikannya tempat yang layak..

Dan kutukan itu...

Semua manusia memang dikutuk..

Untuk itu mereka tinggal di bumi

Bukan di surga.

###

Haus gila!!!  Panas bingits!! 

Senja ngedumel dalam hati.

Gadis itu diterima bekerja di rumah sakit bagian kepala administrasi.

Ralat bukan diterima

Tapi sudah diterima sejak ia masih di rahim ibunya.

Rumah sakit yang ia tempati

Adalah rumah sakit Samudera. Teman baik ayahnya.

Milik keluarga pria yang ia cintai.

Tepat ketika Cakra berdiri,pria itu tertegun dengan penampakan seorang wanita.

Pria itu memeringkan kepalanya menatap Senja yang masih terdiam dan teraenyum menatapnya memberikannya sekaleng minuma. Soda.

"buat kamu" ujar Senja centil.

"siapa ya? " tanya Cakra menatap Senja.

"lo gak ingat gue?"

"penting ya? " tanya Cakra melihat Senja yang kini cemberut.

"penting.  Tapi gak apa2.. Gue bakalan buat lo ingat,  siapa gue"

Cakra dan SenjaOnde histórias criam vida. Descubra agora