V

3.3K 292 81
                                    

"Tidak ada sesuatu, kamu masih sendiri. Meski banyak orang di sekitarmu, tapi tetap saja sepi. Ramai di sebelahmu itu semu. Kamu munafikkan hati dengan keramaian dan senyum palsu. Namun sebenarnya, sepi merenggut hati terdalam dirimu."

[*]

[*]

[*]

Keesokan harinya, Sakura dipaksa Temari untuk kembali ke akademi. Meski sempat berontak, namun dengan berat hati, Sakura akhirnya mengalah dan memutuskan untuk kembali rumah sakit nanti.

Di taman, Neji mendorong kursi roda Sasuke menuju kursi taman. Sasuke hanya diam, atau lebih tepatnya, dia merengut seharian. Tentu saja karena ia tidak bisa berjalan dengan bebas. Dan Neji dengan tegasnya tetap memaksa Sasuke agar selalu duduk di kursi roda.

"Kemarin Sakura ke sini," ujar Neji memulai percakapan.

Sasuke mengangguk pelan, ia sudah mengetahui hal itu kemarin. "Ya, aku tahu."

"Tapi kenapa?"

"Maksudmu?" Sasuke mengernyitkan alisnya keheranan. Ia tidak mengerti dengan ucapan Neji barusan.

Neji menatap ke arah Sasuke sama bingungnya. "Kenapa kau tidak menyambutnya kemarin? Kau masih kesal padanya?"

Sasuke mendengus kesal. Andai kakinya baik-baik saja, mungkin dia akan langsung pergi meninggalkan Neji di sini.

"Kesal? Iya. Seharusnya tidak. Aku tidak punya hak untuk itu." Sasuke memejamkan matanya seraya menikmati hembusan angin yang tiba-tiba menerpanya. "Tapi aku kesal dan itu sangat menyebalkan. Aku harus apa, Neji?"

Neji yang mendengar itu, ikut merasa sedih karena kebingungan yang Sasuke alami. Neji amat menyayangi Sasuke melebihi rasa sayang sebagai seorang sahabat. Ia menyayangi Sasuke, sampai-sampai ia ingin melindungi Sasuke dari apapun.

Maka dari itu, apabila Sasuke merasa kebingungan seperti ini, Neji tidak tega melihatnya.

"Ah, aku jadi teringat Hanabi," ujar Neji tiba-tiba, membuat Sasuke langsung mengeraskan rahangnya.

"Jangan mengingatnya, Bodoh!" ujar Sasuke geram. "Kau mau menyiksa dirimu sendiri lagi, hm!?"

Neji tertawa pelan melihat kekhawatiran sekaligus kekesalan Sasuke padanya barusan.

"Bodoh, tentu saja tidak," ucap Neji dengan tenang. "Hanabi meninggal, iya. Dan aku menerima itu."

"Neji-"

"Aku kesal, frustasi, dan semuanya bercampur jadi satu. Tapi aku bisa apa?" ujar Neji dengan tawa getirnya. "Sekarang, yang aku miliki hanya kau, Sasuke."

Sasuke langsung membulatkan matanya terkejut setelah mendengar pernyataan Neji barusan. "A-aku?"

"Haha, jangan kaget. Aku bukan penganut gay, kok. Tenang saja." Neji terkekeh pelan. "Kau sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Aku menyayangimu dan aku selalu ingin melindungimu."

Sasuke hanya bisa terdiam. Kemudian angin berhembus untuk kedua kalinya, menerpa wajahnya. Sasuke menundukkan wajahnya, ia tidak bisa menahan senyumannya setelah mendengar itu semua dari mulut Neji.

"Bodoh, kau terdengar amat menggelikan, Neji," celetuk Sasuke menimpali ucapan Neji dengan santai.

Sontak, Neji langsung mengacak-acak rambut Sasuke gemas. "Ya! Aku memang menggelikan, kau harus terbiasa akan hal itu!"

"Ck, Neji! Rambutku jadi berantakan, sial!" Sasuke menggerutu kesal seraya merapikan kembali rambutnya yang habis diacak-acak oleh Neji.

"Uchiha Sasuke, terimalah semuanya. Kalau nyatanya dia memang menolakmu, terimalah dengan lapang dada," ujar Neji memberi nasehat pada Sasuke. "Tapi ada satu hal yang pasti, Sasuke. Sakura sendiri belum memberikan jawaban mengenai perasaanmu itu. Jadi, jangan menyerah."

[*]

[*]

[*]

"Kau di sini rupanya. Aku mencarimu kemana-mana, Anak Nakal!" Suster Nana menjewer telinga Sasuke gemas.

"A-aduh! Jangan menyiksaku terus, Nana! Aku ini pasien, tahu. Bersikaplah yang manis di depan pasienmu!" pekik Sasuke sambil meringis kesakitan.

Suster Nana mendengus, kemudian ia melepaskan tangannya dari telinga Sasuke.

"Kau tidak mau mengunjunginya, hm? Padahal dia sudah bangun sejak kemarin," ujar Suster Nana membuat Sasuke kebingungan.

"Hm, memang siapa yang sudah bangun?"

"Karin."

[*]

[*]

[*]

Iya, Karin Novilda. Ngehehe :v

Btw, ada yg kangen gak sama dua curut itu? (Read: SaiIno)

Bentar lagi mau masuk ke puncak konflik, Gaes! Jadi siap2!

Sebentar lagi part L.O.V.E bakal selesai, habis itu baru klimaks.

Btw, ada yg nyadar gak sih sama ketiga judul part terakhir ini?😕

HIV-Love Where stories live. Discover now