1

4.5K 331 19
                                    

Annala keluar dari penthouse baru miliknya. Dia bergegas turun, decakan kesal dari bibir itu membuat lift tidak terasa sepi.

"Beraninya Dia.." Annala kembali menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Ting!

Annala berlari keluar dari lift, beberapa pasang mata melihat kearahnya dengan berminat.

Baju tipis lengan pendek melekat indah di tubuh ideal miliknya. Celana pendek di atas lutut di padukan sepatu olahraga dan rambut di ikat acak-acakan membuat wanita itu masih terlihat seperti anak SMA.

Cantik.

Annala selalu mendengar kata tersebut. Tapi, sikap biasa Annala membuat orang lain semakin penasaran.

Dia berlari kecil mengelilingi bangunan tinggi itu. Dimana.

Annala kesal karena prianya itu tidak membangunkan Annala. Dia sudah menunggu hari minggu hanya untuk lari pagi bersama-sama.

Annala berhenti sebentar di bawah pohon. Matanya menatap nyalang setiap orang yang lewat. Penthouse Annala tidak jauh dari taman kota.

Banyak orang yang juga melakukan lari pagi berhenti di taman. Ada yang berpasangan dan semua itu membuat Annala kembali kesal.

Dia kembali berjalan pelan sambil mencari-cari keberadaan prianya. Telinga Annala panas mendengar siulan dan godaan dari beberapa pria yang dia lewati.

"Ya tuhan. Kemana pria tampan itu" Annala duduk di bangku yang tepat berada di bawah pohon besar.

Kernyitan di dahi Annala berubah menjadi guratan kesal saat seorang pria dengan nekat mengajaknya bicara.

"Menunggu siapa, cantik ?" Pria itu ikut duduk di samping Annala.

Annala langsung berdiri "Bukan urusanmu"

"Wah.. aku menyukai wanita galak sepertimu"

"Pergi dari hadapanku"

"Aku tidak ingin"

"Sialan.."

"Mulutmu sangat manis"

"Pergi"

"Jangan jual mahal"

Annala mengabaikannya dan kembali mencari seseorang. Pria yang di abaikan Annala tersenyum sinis, melihat wanita itu tidak memperhatikannya.

Pria itu berniat meremas bokong Annala tapi sebelum tangan itu menyentuhnya. Tangan seseorang menampiknya kasar.

"Pergi.."

Senyum Annala refleks mengembang saat mendengar suara dari belakangnya. Dia langsung berbalik "sayang.."

"Pulang"

"Tunggu" tolak Annala "kau meninggalkanku dan sekarang kau menyuruh ku pulang ? Tidak. Tidak. Aku tidak mau"

Annala berbalik menjauh tapi si tampan itu langsung membopongnya seperti karung beras.

"Turunkan aku, mesum"

Dia diam.

Annala mencubit kecil pinggang berotot itu "kau dengar. Turunkan aku"

Pria tampan itu menurunkan Annala dan menyuruh gadis itu duduk diam di sana. Bangku di bawah pohon besar ini lebih terasa sejuk. Annala baru sadar saat ini peluh sudah membanjiri bajunya.

Mata Annala mengikuti kemana Dia pergi "meninggalkanku lagi"

Senyum Annala terbit melihat pria tampan itu membawa satu botol air mineral.

My AngelWhere stories live. Discover now