5

4.2K 284 22
                                    

Senyum Annala secerah matahari, mata cantiknya terus berkedip lucu, dan senandung riangnya membuat banyak pasang mata menatap kagum.

Keindahan yang tiada dua-nya.

Annala meninggalkan udara kebahagiaan di belakangnya. Dia terus melangkah dengan santai menuju ruang dosen. Menunggu Reynan yang masih dalam perjalanan.

Universitas ini menjadi salah satu pilihan Reynan, untuk memberi beberapa saran kepada calon pengusaha muda. Annala dengan senang hati menemani salah satu kegiatan prianya.

Kening Annala mengernyit, bibirnya mencebik kesal "salah arah.."

"Harusnya di sini, tapi kenapa toilet"

"Mungkin di sana"

"Eh, bukan"

"Kenapa pintunya sama semua"

"Namanya banyak"

"Oh god.."

Annala bergumam kesal saat berhenti di depan ruangan basket, suara teriakan terdengar di dalam sana. Tapi kakinya lebih memilih berjalan ke arah lain, matanya menyipit saat melihat ke bawah.

Annala berada di lantai tiga, tempat parkir terlihat dari sini.

"Kenapa bisa di sini ?" Bingung Annala.

Yang Annala ketahui, ruang dosen tidak ada di tingkat ini.

"Sweety, kau tidak ikut bersamaku ?"

"Aku bisa sendiri"

"Benarkah ?"

"Heem. Aku menunggu di ruang dosen"

"Perhatikan arahnya dengan benar"

"Siap, boss"

Annala berkedip bingung saat mengingat pembicaraan mereka tadi malam. Bibirnya berkedut gemas "lalu di mana itu ?"

Annala benar-benar tidak suka tempat yang besar dan luas. Apa lagi bangunan ini terlalu banyak pintu, di tambah masalah Annala yang lupa membaca nama di setiap ruangan.

Matanya menyipit tajam saat beberapa mobil menempati parkiran, Reynan sudah datang. Bibirnya kembali tersenyum cerah.

Dia cepat berbalik, tapi langsung berhenti saat melihat dua orang pria berkelahi di depan matanya. Kepalanya memiring dengan lucu.

Mereka masih asik beradu tinju dan mengeluarkan sumpah dan kutukan. Tidak ada orang lain selain Annala dan dua orang itu. Tidak akan ada yang menghentikan mereka.

"Stop.."

Dua orang itu menghentikan gerakan mereka.

"Minggir, menutupi jalan" ucap Annala.

Salah satu pria yang memakai seragam basket melihat sosok Annala penuh minat, bibirnya melengkung aneh.

Belum sempat Annala memahami apa yang terjadi, pria itu sudah berdiri di sampingnya dan merangkul bahunya. Refleks, si cantik itu langsung memberinya sikutan maut.

"Aw.. baby. Kau masih marah padaku ?"

Mata Annala melotot tajam.

Tapi, si pria mengabaikannya dan kembali merangkul bahunya, Matanya melirik sosok pria yang masih menatapnya marah.

"Sorry, bro. Kau bisa mengambil kembali sampah itu"

"Brengsek.."

"Sshh.. jangan mengumpat di depan wanita ku. Dan satu lagi, aku tidak pernah meminta itu, tapi pacarmu sendiri yang datang padaku"

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang