2༄

747 111 15
                                    

Datang telat tidak pernah ada dalam kamusnya. Namun mulai hari ini dia harus menulis kata tersebut dikamusnya. Untuk kali pertama dalam hidupnya, [full name] terlambat berangkat ke sekolah.

Dengan tergesa ia berlari kencang. Rambut yang belum disisir rapih, seragam yang tampak berantakan tidak jelita itu pedulikan.

Berpacu dengan waktu, gadis itu berlari ditemani semilir udara sejuk khas Miyagi.

Kaki mungilnya terus berlari.

Terus berlari.

Kemudian berhenti.

Gerbang sekolah masih terbuka lebar. Siswa-siswi masih tampak lenggang.

Jelita menengok jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Sudah lewat sepuluh menit dari jam masuk sekolah.Tapi kenapa gerbang masih dibuka lebar. Kenapa para pelajar masih berjalan dengan santai sambil berbincang mengenai kencan buta yang mereka lakukan kemarin.

"Wah, ada orang gila."

Jelita menoleh kesumber suara. "Tsukishima, kau tidak latihan?"

"Hari ini libur." Dengan santai kaki jangkungnya berjalan melewati si jelita Yang masih kebingungan.

"Tsuskihima!" kaki [name] mulai berjalan mengekori Tsukishima Yang nampak acuh. "Tsukishima, sebenarnya hari ini kenapa? Kok gerbang masih terbuka lebar di jam segini."

Si kacamata acuh.

"Tsukishima, jawab dong!"

Masih diam.

"Tsukishima Kei!"

Masih dengan diamnya.

"Shittyshima!"

Cukup sudah, kesabaran [name] sudah habis. Tangan kanan terkepal erat. Saatnya melayangkan bogem mentah ke kepala Tsukishima.

Dan...

"[name]-chan!"

Kepalan tangan kembali tersimpan di samping tubuh. Gadis manis dengan tinggi badan hampir sama dengan [name] menghampiri mereka.

"Ah pagi Tsukishima-san!" Sapanya canggung tat kala sudah mendekat.

Yang disapa hanya mengangguk singkat. Kemudian kembali berjalan.

[Name] tidak lagi mengejar Tsukishima. Ia memilih berdiam ditempat sambil menjulurkan lidah pada punggung tegap lelaki jangkung itu.

"A-anu, [name]-chan?" Jelita menoleh pada rekan sejawat. "Kenapa kau tampak berantakan sekali?"

"Ah ini. Aku berangkat terburu-buru karena terlambat datang. Lihat!" Ia menyodorkan jam tangannya pada jelita bersurai blonde. "Aku bingung Hitoka-chan. Ini sudah lewat jam masuk, tapi kenapa gerbang masih terbuka lebar. Orang-orang juga tampak santai. Apa jam masuk sekolah kita diubah?"

Yachi Hitoka, gadis manis yang menjabat sebagaia manajer tim voli Karasuno yang juga menjabat sebagai teman sekelas [name] tersenyum canggung sambil menggaruk pipinya.

Putri keluarga [surname] nampak kebingungan. Dahinya mengerut. Sepatu mengetuk-ngetuk tanah. Ia tak ingin memaksa kawannya untuk segera menjelaskan.

Sementara itu, sorotan mata dari siswa-siswi Yang lewat tak ia gubris.

"Itu... sebenarnya masih ada sekita 25 menit sebelum bel jam pertama berbunyi."

"Hah?!"

"Kurasa jam [name]-chan rusak."

"Hah?!"

*

"[name]-chan."

 𝐓𝐬𝐮𝐤𝐢𝐬𝐡𝐢𝐦𝐚 𝐊𝐞𝐢 ❝ How to Say Goodbye❞ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang