3༄

572 107 5
                                    

"Sawamura-senpai, apa Hitoka-chan ada didalam?"

Kapten voli Karasuno mematung. Ia tengah mencari potongan memori dalam kelapanya. "Ah, temannya Yachi-san?"

Jelita mengangguk cepat.

"Masuk saja. Dia ada di dalam kok."

Membungkuk sebagai tanda terimakasih. Lantas [name] berlalu memasuki gedung olahraga.

Teman sekelasnya tengah memunguti bola. Dilihat dari situasi saat ini, latihan voli memang akan segera berakhir. Wajar, mengingat sebentar lagi bel dimulainya kegiatan belajar akan segera berdenting.

"Hitoka-chan!" langkah ringan membawanya kehadapan Yachi. "Kau membawanya?"

"A-ah tentu saja." Yachi sedikit tergagap. Mendapati [name] di gedung olaharaha sepagi ini tak pernah ada dalam prediksanya. "[Name]-chan, apa kau langsung kesini begitu sampai ke sekolah?"

Yang ditanya mengangguk. "Aku takut kau lupa membawanya."

"Ma... kurasa aku tak sepelupa itu."

"Bukan maksudku meragukanmu. Hanya saja aku sedikit apayah... Panik. Kau tahulah."

"[surname]-san, pagi!"

Atensi kedua jelita berhasil dicuri pemuda berambut cerah. Senyum tak kalah cerah ia persembahkan untuk kedua jelita yang sudah ia anggap teman baiknya.

"Pagi, Hinata," balas [name]. Tentunya sambil tersenyum.

"Sudah lama sekali kau tidak mampir kesini."

"Ah... belakangan aku sibuk."

"Hari ini kenapa [surname]-san, kesini?"

"Itu, [name]-chan ingin menanyakan apa aku membawa laporan ilmiahnya," jelas Yachi.

"Eh kenapa laporannya ada di Yachi-san." Sambil memainkan bola voli dengan kedua tangan, Hinata tersenyum jahil. Matanya menatap penuh pada [name]. "Apa jangan-jangan, kau menyuruh Yachi-san untuk mengerjakan tugasmu?"

"Hey!" jelita menatap garang. Tangannya dilipat didepan dada. "Aku memang pemalas. Tapi aku bukan tipikal orang yang menyuruh teman untuk mengerjakan tugasku."

"Lalu kenapa tugasmu bisa ada di yachi-san?"

"Waktu itu, kami sempat melakukan revisi bersama-sama dirumahku. Dan jurnalnya tertinggal disana."

"Yacchan, jujur saja. Jangan membelanya."

"E-eh aku jujur kok."

"Kau diancam?"

Sementara Yachi dan Hinata sibuk berdebat. [Name] sibuk menyapukan pandangan keseluruh penjuru gedung olahraga.

Ada Yamaguchi dan Kageyama yang sedang membereskan net. Ada Ennoshita yang sibuk memarahi Nishinoya dan Tanaka yang terlalu asik bermain-main. Juga, ada Shimizu Kiyoko yang cantik.

Tidak ada.

Sosok yang ia cari tidak ada. Padahal alasannya datang kemari adala dia. Jurnal hanya alibi. Perasaan menggebu dalam sanubari untuk bersua dan menuntut jawab adalah yang utama.

 𝐓𝐬𝐮𝐤𝐢𝐬𝐡𝐢𝐦𝐚 𝐊𝐞𝐢 ❝ How to Say Goodbye❞ Where stories live. Discover now