Drama Duapuluh Satu

72.3K 2.7K 31
                                    

Pagi yang indah untuk malam yang hebat. Ya ampun, aku jadi merasa lelaki mesum karena kata-kataku sendiri. Tapi memang begitu adanya 'kan?

Untukku, pagi yang indah adalah ketika aku terbangun dan yang pertama kali kulihat adalah wajah tenang Saskia yang terlelap di sampingku. Kepala kami berada di satu bantal yang sama, menggunakan selimut yang sama. Selimut yang sudah kusut permukaannya.

Ini baru pukul setengah 4 shubuh, masih satu jam lagi sebelum waktu shalat shubuh tiba. Untuk terakhir kalinya kuperhatikan Saskia, dan mengecup kepalanya singkat sebelum bangkit ke kamar mandi. Aku harus bersih, ada kewajiban shalat yang harus kujalani. Ah, sudah kubilang 'kan? Ini pagi yang indah.

--

"Udah bangun?" tanyaku saat keluar kamar mandi dan melihat Saskia sudah duduk di atas ranjang sambil memeluk selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Masih ngantuk sih."

"Mau tidur lagi?" Saskia menggeleng mendengar pertanyaanku. Tangannya terangkat menyentuh rambutnya yang lebih acak-acakan dari biasanya saat bangun tidur, dan penyebabnya adalah... Aku. Haha.

"Udah shubuh belum, Dam?" tanya Saskia. Aku melirik jam dinding yang menempel manis di dinding kamar kami, dan berjalan menuju Saskia sambil tetap menggosok kepalaku dengan handuk kecil.

"15 menit lagi." mata Saskia membulat mendengar jawabanku, dengan cepat ia beringsut dari ranjang. Melupakan selimutnya begitu saja. Dan... Ugh, aku harus menahan diri.

"Sas," ia berhenti dan menoleh padaku.

"Apa? Entar dulu ya ngomongnya, bentar lagi shubuh. Aku 'kan kudu bersih-bersih dulu."

Dia tidak sadar? Ya, pasti tidak sadar. Kalau sadar, dia pasti sudah heboh dengan ke... Uh, oke kita perhalus bahasanya menjadi, kepolosan tubuhnya sekarang.

Aku menelan ludah, berusaha terlihat setenang mungkin, dan membawa selimut yang ada di atas ranjang menuju Saskia. Tanpa mengajakan apapun, aku membelitkan selimut tersebut ke tubuh Saskia.

"Terlalu menggoda, aku bisa nggak jadi shalat shubuh. Nanti aja, habis shalat."

Satu detik.

Dua detik.

Tiga--

"DASAR MESUM!"

Nice respon, Saskia. Aku menahan tawaku, melihat Saskia yang sudah buru-buru lari masuk ke dalam kamar mandi, dan menetup pintunya kencang.

"DAMAR MESUM!"

Kali ini aku tertawa mendengar teriakannya dari dalam kamar mandi. Well, dia dan kalian harus ingat; aku, tetaplah lelaki. Haha.

~~~

Hello~~~~~~~

Kitah berjumpah lagih cintah-cintahkuh~ aiaiaiaia~ xD

Sayang-sayangku, terimakasih atas vote dan komennya. Dan We Ouh We, aku gak nyangka angka vote bakal tembus angka 200 di Drama Duapuluh, terima kasih. Sungguh-sungguh terimakasih. :'D

Dan maaf ya, untuk komen-komen yang belum sempet aku bales di dua Drama ini, sembilanbelas dan duapuluh. Tapi aku baca ko, serius aku baca semua komen kalian, cinta-cintaku. :')

Nah, aku mau kasih tau mungkin tinggal beberapa Drama lagi untuk KAM sampai pada akhir. Terima kasih untuk selama ini yaa :*

Oh iya, kalau luang berminat sama cerita baruku? You and Me, This is Our World? Hehe.

Sudah dulu ya, aku lagi dalam waktu yang mepet nulis part ini. Semoga gak mengecewakan. :)

Pyong~ (kecup satu-satu)

Hana Akuma.

Karena Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang