[23] MG : Well Done | END

5.4K 426 47
                                    

Keluar dari klinik kandungan, Neji membantu istrinya untuk duduk di kursi ruang tunggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keluar dari klinik kandungan, Neji membantu istrinya untuk duduk di kursi ruang tunggu. Pria itu sangat hati-hati karena ada bayi di dalam perut istrinya. Ia begitu senang karena mendengar kabar bahwa kondisi bayi begitu sehat, meskipun belum diketahui bayi itu berjenis kelamin perempuan atau laki-laki. Tapi baginya; kesehatan bayi adalah yang utama.

"Terimakasih karena sudah meluangkan waktu untukku," mengingat betapa sibuknya pria itu, Tenten merasa bahagia kalau hari ini dia ditemani langsung oleh sang suami. Biasanya ditemani oleh adik ipar atau dua pelayan rumah. "Aku akan lebih senang jika setiap kali melakukan pemeriksaan bersamamu." ia mengusap perutnya yang terlihat lumayan besar, senyuman tulus tidak henti-hentinya diperlihatkan.

"Mulai sekarang, aku akan menemanimu. Sebagi calon ayah, mungkin aku harus tahu kondisinya setiap bulan." bagaimanapun Tenten membutuhkan dirinya. Pria itu bahkan, tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan untuk yang satu ini.

Kedua pasangan suami-istri itu menolehkan pandangannya, ketika mendengar suara sepatu heels yang cukup menggema di koridor yang terbilang sunyi. Mengingat hari ini kunjungan tidak terlalu ramai.

"Kebetulan sekali," Dr. Tsunade mengambil langkah lebih dekat, beliau menyempatkan untuk mengusap perut Tenten di sana. "Ada hal penting yang harus aku bicarakan denganmu." tidak ingin menunggu waktu lama, karena masih memiliki jadwal penting. Dr. Tsunade ingin berbicara pada intinya, sorot matanya berubah menjadi serius.

Neji paham jika situasi saat ini apa yang ingin mereka bicarakan ̶ ̶ ̶ tidak lain adalah mengenai kondisi sang adik. Dr. Tsunade merupakan dokter yang bertanggung jawab mengenai adiknya.

"Untuk lebih jelas, Jiraiya akan mewakili. Mungkin kau akan lebih paham jika mendengarkan penjelasannya," arah pandang mereka beralih ke arah belakang, Jiraiya sedang berjalan menghampiri mereka. Pria tu itu memberikan senyuman tulus, sungguh kakek tua yang begitu ramah dan berbanding terbalik dengan istrinya. "Aku pergi lebih dulu, karena ada pasien yang harus ditangani." tentu pula Dr. Tsunade tidak akan meninggalkan kewajibannya sebagi seorang dokter. Bagaimanapun juga, ia lebih mempercayakan masalah ini pada suaminya.

Pria itu membungkuk lebih dulu, tidak bisa menahan juga kehadiran sang dokter untuk tetap tinggal. Mengingat jadwal yang selalu begitu padat, karena orang-orang selalu mengharapkan beliau.

Dia pun kemudian melirik sang istri, tidak mungkin membiarkan wanita itu menunggu sendirian di sini. Mereka juga tidak akan tahu berapa lama waktu yang akan dihabiskan untuk membahas mengenai sang adik. Tenten akan memahaminya dan Neji percaya itu. "Maafkan aku, tapi kau harus pulang lebih dulu." istrinya mengangguk setuju.

Tidak lama kemudian, ia menghubungi sopir untuk segera datang ke tempat yang dituju. Beruntung sopir datang bersama dua pelayan yang diperintahkan olehnya untuk menemani sang istri. Meskipun istrinya sempat marah karena terlalu berlebihan, namun Neji menghiraukan karena demi keselamatan.

Mute Girl [BELUM REVISI]Where stories live. Discover now