Chap 29

59.1K 4.7K 343
                                    

Cepet ya updatenya? Iya dong hahaha. Karena aku updatenya cepet, mau dapet komen yang banyak juga hahaha tapi jgn minta lanjut yaa😝
Selamat Makan Siang ditemenin Serangga
♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥

Siapapun yang menggangu kebahagiaanmu, akan kusingkirkan. Siapapun.


Rangga mengalihkan pandangannya dari ponselnya saat mendengar kaca mobilnya diketuk dan melihat Seruni bersama Leo berdiri disamping mobilnya. Dia memuka kunci pintu itu dari bagian pintunya, lalu membukakan pintu untuk Seruni dari dalam mobil.

Seruni masuk dan melemparkan senyum sambil mengucapkan terima kasih tanpa suara. Leo mendengus melihat kemesraan pasangan yang ada dihadapannya.

"Ngga ikut?" tanya Rangga sambil membantu Seruni untuk memakai sabuk pengaman, dan meletakan tas tangan Seruni di kursi belakang.

Leo menutup pintu bagian depan dulu sebelum menjawab. Ia mengetok-ngetok kaca mobil untuk dibukakan. Lalu membungkukkan badannya setelah kaca itu terbuka. Membuat Rangga malas melihatnya. Bukannya menjawab dulu baru menutup pintu. Bikin repot.

"Titip Seruni, awas macem-macem," kata Leo sambil mengelus kepala Seruni sayang.

"Kenapa ngga ikut?" ulang Rangga karena merasa pertanyaannya tak mendapat jawaban.

Leo memutar bola matanya. Dia menutup pintu tadi untuk menghindari pertanyaan itu. Malah ditanyakan lagi. Menatap Seruni sebentar, lalu mengalihkan tatapannya dengan wajah malas pada Rangga sebelum menjawab. "Ada urusan, nanti nyusul kalo udah selesai."

Rangga mengangguk sebagai jawaban. "Gue pergi."

Rangga melajukan mobilnya membelah Kota Jakarta. Ia sengaja mengemudikan mobilnya dengan santai karena mereka tidak diburu-buru waktu, lagipula ia senang menghabiskan waktu bersama Seruni.

Dia belum melamar Seruni secara formal. Keluarga bertemu keluarga. Belum. Niatnya, dia akan melamar perempuannya itu besok lusa. Hari sabtu. Karena hari ini, Pak Sapri akan menjalankan operasi mata dulu. Dia tak ingin konsentrasi Seruni terpecah-pecah.

"Kamu udah makan?" tanya Rangga yang tangannya menggenggam stir namun matanya menoleh ke Seruni.

Seruni mengangguk pasti. "Udah, tadi sebelum Mas jemput."

"Operasinya jam 3, kan?" tanya Rangga memastikan, sambil memerhatikan jam yang melingkar di tangannya. Disana, jam masih menunjukan pukul satu lewat delapan belas menit.

"Iya, Mas," jawab Seruni. "Mas Rangga mau makan dulu?" tanya Seruni. Mengingat, jam istirahat kantor Rangga jam dua belas dan laki-laki itu langsung jalan ke kediamannya.

Seruni masih menuggu jawaban dari Rangga tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah laki-laki itu. Toh, masih ada waktu satu jam lebih sebelum operasi dan sekarang mobil mereka sudah dekat dengan rumah sakit itu. Jadi, menurutnya, taka pa untuk menemani Rangga makan dulu.

"Aku masih kenyang," jawab Rangga akhirnya setelah berdiam untuk menimbang-nimbang.

Sebenarnya, Rangga sedikit berbohong. Ia tidak sedang kenyang, tapi memang belum lapar. Selama di kantor tadi, sambil mengerjakan laporan-laporan dia ngemil keripik singkong. Padahal, dari tadi pagi belum ada nasi yang masuk ke dalam perutnya.

Seruni enggan membantah. Dia hanya menganggukan kepalanya.

Mobil sudah masuk ke pelataran parkir rumah sakit dan dengan cepat Rangga menemukan parkiran kosong untuk mobilnya.

Rangga membantu Seruni untuk mengambil tasnya yang tadi diletakkan di kursi belakang mobil karena ia tau perempuannya akan sulit memutar badannya karena perut besarnya.

TRS [1] : Night Accident ✅Where stories live. Discover now