Chap 30

60.4K 4.2K 364
                                    

"Bersama mempelai dan kaum keluarganya yang berbahagia, kita berkumpul disini menghadap Hadirat Tuhan Allah, memohon berkat bagi kedua yang terkasih: Rangga Maulana Krisnayudha dan Marchia Piscesa Pandawa," kata Pendeta yang telah berdiri di depan mimbar.

Pendeta membacakan dasar-dasar pernikahan umat Kristiani untuk kedua mempelai. Suasana terasa begitu sakral, dan dalam hitungan detik suasana menjadi sangat sunyi. Tak ada satu suara pun yang terdengar, kecuali suara Pendeta yang akan meneguhkan janji iman mereka berdua.

Seruni dan Rangga dipersilahkan untuk berdiri, saling berhadap-hadapan.

Prosesi terus berjalan hikmat dengan tata urutan acara pernikahan kristiani. Semua tamu yang duduk di bangkunya masing-masing adalah keluarga mempelai. Pemberkatan pernikahan ini tertutup untuk sahabat-sahabat kedua mempelai dan kedua orang tua mempelai.

Di baris belakang, Leo duduk bersama Tio—sahabatnya—dia, Rangga dan Tio ini seperti tiga sekawan yang kemana=mana selalu bersama sejak SMA. Maka, di hari bahagia ini pun Tio hadir. Tio pun tersenyum bahagia karena melihat mempelai wanita yang bersanding dengan sahabatnya memang benar-benar wanita yang ia perkosa tujuh bulan yang lalu.

Sedangkanya, di sebelah Leo juga terdapat seorang perempuan yang duduk. Joan. Perempuan itu hanya bisa menahan sesak di dadanya saat melihat dua mempelai itu mengucapkan janji nikah di depan altar dan saling memasangkan cincin di jari manis. Ia sakit hati. Beberapa minggu dia menghilang, tiba-tiba pagi ini dia diajak Leo untuk pergi ke suatu tempat.

Dan disinilah dia berada sekarang. Duduk dengan gusar, di samping Leo—bos yang menemukan dirinya di rumah sakit setelah tiga hari ia kecelakaan di bus yang membawanya ke Jakarta.

Mereka memiliki perjanjian sendiri, sehingga Leo mengijinkan—memaksa Joan melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Rangga dan Seruni di altar sana.

Joan merutuki nasibnya. Tapi, dia mulai tau diri sekarang. Dia sudah cacat. Dia tak punya satu-pun keluarga, sehingga mau tak mau dia menyepakati perjanjiannya dengan laki-laki di sampingnya.

Pendeta memberikan Alkitab kepada kedua mempelai dan berkata, "Jadikanlah Firman Tuhan sebagai pelita bagi langkah dan terang dalam perjalanan kehidupan rumah tangga saudara berdua. Terimalah dengan sukacita."

Kalimat itulah yang menjadi tanda usainya acara peneguhan dan pemberkatan nikah Rangga dan Seruni.

Leo langsung berjalan ke depan bersama Tio setelah mengatakan sesuatu pada Joan, lal langsung meninggalkan gadis itu yang masih mematung di tempatnya.

Joan masih menatap ke depan. Resmi sudah laki-laki yang ia cintai terikat dalam pernikahan. Ia ingin merebut cintanya, tapi ia sadar, Tuhan memberikan pelajaran sehingga membuat ia lumpuh, maka ia tak mau menentang kuasa Tuhan lagi. Walau dalam hatinya, ia masih menyimpan dengki.

Lagi-lagi, hatinya mengatakan, gadis cacat sepertiku tak akan ada yang mau menerima.

Sedangkan, di depan sana, Rangga sudah merangkul Seruni yang ia kini sah menjadi istrinya. Tawa bahagia dan tangisan haru biru sepertinya menjadi satu dalam acara ini.

Seruni dan Rangga sedang berdiri bersebelahan untuk di foto oleh fotografer yang disewa. Mereka menghadap ke arah semua keluarga dan tersenyum bahagia.

Namun, senyum itu begitu saja sirna saat Seruni melihat Joan disana. Dengan kursi rodanya.

"Teh Joan!"

Rangga langsung menahan Seruni yang siap berlari saat melihat Joan sudah bergerak pergi keluar gereja, dengan memberi kode pada Leo untuk mengejar sebelum perempuannnya merusak acara mereka.

TRS [1] : Night Accident ✅Where stories live. Discover now