VI

2.4K 307 84
                                    

Chapter ini akan lebih banyak menampilkan adegan Tae dan Bass

Enjoy Reading ^^

.

.

.

Bass melemparkan asal tasnya di meja kampus, mendudukan dirinya dan menangkupkan kepalanya dimeja. Masih jam 8 pagi, kelasnya juga masih sepi. Tentu saja, karena hari ini mereka mulai kelas pukul 10. Tapi Bass berangkat lebih cepat, sengaja menghindari God. Ia tidak mau satu mobil dengan pria tinggi itu.

Bass benar-benar tidak ingin menemui God terlebih dahulu, haruskah ia meningalkan asrama dan pulang kerumah? Jarak rumah dan kampus tidak terlalu jauh sebenarnya, terlebih Bass mempunyai sopir pribadi yang siap mengantarnya kemanapun.

Ponselnya bergetar, nama God muncul sebagai si penelepon. Bass menghela nafas jengah.

"Ya?" jawab Bass malas

"Bass! Kau dimana? Phi sudah ada didepan kamarmu. Buka pintunya" ujar God cepat, nada memerintahnya menjadi menjengkelkan di telinga Bass.

"Aku sudah dikampus" jawab Bass sekenanya

Beberapa detik God tidak merespon "Memang ini hari apa?" tanyanya

"Selasa"

"Bukannya kau masuk jam 10?" God benar-benar tau jadwal Bass

Tentu saja Bass sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan ini "Aku ada kelas pengganti"

"Benarkah?"

"Hum"

"Kenapa tidak bilang? Phi bisa mengantar Bass lebih pagi" ujar God lembut

Bass mengigit bibir bawahnya, perhatian ini membuatnya melayang . Kumohon Phi, berhentilah.

"Aku baru mendapat kabar pukul 5 tadi" balas Bass, berusaha kuat menjaga nada suaranya agar tetap normal.

"Baiklah, Bass sudah sarapan?" tanya God, tidak mau lagi adiknya itu sakit seperti kemarin

"Sudah"

Sementara God bingung, biasanya jika ditanya sudah makan atau belum, Bass akan balik bertanya kepadanya. Mengingatkannya dengan suara menggemaskan.

"Jangan lupa makan siang, Phi akan ke fakultas mu nanti"

"Tidak usah!" Bass tidak menyangka akan menjawab dengan nada tinggi seperti itu, benar-benar hanya refleks

"K-kenapa?" suara God terdengar ragu

Bass memutar otak, mencari jawaban yang masuk diakal "Hari ini ada praktik dilab, jadi waktu makan siang akan terpong lama" tentu saja ini bohong

"Hemm oke, tapi pastikan tetap makan" ingat God lagi

"Ya, Phi"

"Phi tutup ya?"

"Ya"

Bass menutup sambungan telepon itu. Rasanya sangat sulit untuk berbicara sedikit pada God, tapi ia harus tetap melakukannya. Bass harus menciptakan jarak hingga perasaannya tidak berkembang dengan liar.

Ah! Bass lupa, ia belum sarapan sebenarnya. Bocah gemuk itu membuka tasnya, mengeluarkan roti dan sekotak susu rasa strawberry pemberian Tae. Melihat makanan itu membuatnya teringat pada seniornya, si preman yang baik hati. Tanpa sadar Bass tersenyum senang.

.

.

God menatap pintu kamar Bass murung. Akhir-akhir ini ia merasa ada yang aneh dari Bass. Bocah imut itu terkesan menghindarinya. Apa dirinya pernah melakukan kesalahan? Ya mungkin sering, tapi Bass tidak seperti ini.

A Blessing in DisguiseWhere stories live. Discover now