Epilog

44.1K 1.9K 186
                                    

"LANOOOOOO!"

🐣🐣🐣

Nadine terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran serta jantungnya yang berdegup kencang. Abelano yang tidur disampingnyapun langsung bangun juga. Ia menatap Nadine khawatir

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Abelano khawatir.

Bukannya menjawab, Nadine malah menendang Abelano hingga ia jatuh dari kasur. "KYAAA KOK KAMU DI KAMAR AKU? KITA KAN BELOM NIKAH! POKOKNYA KAMU HARUS NIKAHIN AKU SEKARANG JUGA HUWAAAAA." Nadine berteriak histeris.

Abelano menatap datar Nadine, ia meringis sambil memegangi pinggangnya yang sakit akibat jatuh dari kasur. Walaupun tidak terlalu tinggi, tapi dia ditendang cukup keras oleh Nadine.

'Bini gue gilanya lagi kumat. Sabar, No, Sabar.'

Suara langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar nyaring. Dua orang remaja sedang berlari menuju kamar Nadine dan Abelano. Setelah sampai, mereka membuka, lebih tepatnya menendang pintu itu dengan keras hingga terbuka lebar.

Dan nampaklah dua sosok remaja kembar yang tidak identik tapi sama-sama memiliki tampang diatas rata-rata. Mereka terlihat sekali tengah terengah-engah.

Cklek

"MAMI KESAYANGAN VIGO KENAPA? PAPI APAIN? PAPI MAU VIGO SUNAT 20 KALI?" teriak remaja yang mengaku bernama Vigo, lebih tepatnya Alvigo Danar Vataro.

"YAK! LO BERDUA SIAPA? KOK BISA MASUK KAMAR GUE?!" Nadine berteriak sambil menunjuk kedua remaja itu.

"NAH LUH PAPI APAIN MAMI KOK JADI INSOMNIA GITU? VINO GAK RELA KALO MAMI LUPAIN ANAK MAMI YANG PALING TJAKEP INI!" Kali ini Vino, lebih tepatnya Alvino Danar Vataro yang berteriak.

Plak

Vigo menggeplak kepala Vino. "Amnesia, Bego. Bukan insomnia."

"Lah? Namanya udah ganti? Udah bubur merah bubur putih?" Vino memasang wajah yang amat sangat polos. Polos-polos bangsat maksudnya.

"Kayaknya sih udah, buktinya udah ganti nama kan." Jawab Vigo ikutan polos.

Abelano memandang kedua anaknya datar. Kenapa kedua anaknya tidak ada yang mengikuti otaknya. Jika masalah wajah, mereka cukup mirip dengan Abelano. Tapi sifat, mereka benar-benar duplikat Nadine.

"Anak?! KAPAN GUE BUNTINGNYA? KAWIN AJA BELOM MASA UDAH BROJOL, SEPAKET DUA LAGI!" teriak Nadine frustasi.

Abelano bangun dari lantai dan duduk disamping Nadine. Ia memegang pundak Nadine. "Kamu kenapa? Kamu beneran amnesia? Kita udah nikah 19 tahun lalu, dan mereka anak kita. Kamu jangan bikin aku khawatir." Abelano menarik Nadine ke dekapannya.

Vino dan Vigo menatap kedua orangtuanya dengan tatapan mupeng. Mereka saling berpelukan dan berlagak seperti orang menangis, dengan sangat lebay tentunya.

"Vig, jangan bikin gue khawatir. Gue gak mau kehilangan lo."

"Maafin gue, Vin. Gue gak akan bikin lo khawatir lagi. Gue sayang banget sama lo."

"Gue juga sayang sama lo, Vig huwaaaa."

Pluk

Abelano melempar Vigo dan Vino menggunakan bantal dan tepat mengenai wajah mereka. Bisakah kedua anaknya itu waras sedikit saja?

"Anak?" Tiba-tiba kilasan memori berkumpul di kepala Nadine.

Kilasan mereka pacaran, tunangan, menikah, dan sampai akhirnya memiliki tiga anak. Ia mengingatnya. Nadine bersyukur ternyata itu hanya mimpi buruk. Sontak saja ia langsung memeluk Abelano erat sambil menangis.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang