Sujeong masih memikirkan kejadian tadi, di mana ia melihat Yein menusuk cicak dengan pisau dapurnya. Pemandangan yang mengerikan sekaligus menjijikkan bagi Sujeong. Bagian anehnya ada pada ekspresi Yein saat menusuk cicak itu. Sujeong yakin seratus persen kalau ia melihat ekspresi puas pada wajah Yein. Tidak tampak perasaan bersalah sama sekali pada mimik wajahnya. Mungkinkah..
Sujeong bergegas mengambil laptopnya. Ia mengetikan sesuatu pada laman pencarian.
Kelainan psikopat.
Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat berbeda dengan gila karena pelakunya sadar apa yang dilakukannya. Seorang psikopat biasanya antisosial, kurang memiliki rasa empati, bersikap acuh, pintar berkamuflase, dan tega merugikan orang-orang di sekitarnya demi kepuasannya. Orang psikopat biasanya mengakui apa yang dilakukannya tapi tidak merasa bersalah atas apa yang dilakukannya.
Sujeong pun berusaha mencocokkan apa yang dibacanya dengan Yein. Itu benar kalau Yein seorang antisosial. Kurang memiliki rasa empati, itu juga benar, dia terkesan tidak peduli dengan kematian tragis Choi Yuju. Ia juga tidak peduli dengan lingkungannya. Tentang rasa bersalahnya.. Ah entahlah! Sujeong menggelengkan kepalanya. Dia merasa berpikir terlalu jauh tentang Yein.
***
Hari ini adalah jadwal rutin pemeriksaan kesehatan Sujeong. Ia datang sendiri ke rumah sakit.
"Eonni?" ada seseorang yang menyapanya saat ia duduk di ruang tunggu.
"Yein?" Sujeong menampilkan wajah terkejutnya. Seketika adegan Yein menusuk cicak kembali berputar di benaknya.
"Sedang apa di sini?" tanya Yein.
"Hah? Aku? Aku hanya datang untuk pemeriksaan rutin," jawab Sujeong.
"Eonni sakit?"
"Tidak. Aku memang rutin melakukan pemeriksaan kesehatan enam bulan sekali."
"Oohh.." Yein mengangguk mengerti.
"Kau sendiri, sedang apa di sini?"
"Aku juga sedang melakukan pemeriksaan rutin di sini."
"Atas nama Jeong Yein?" seorang suster memanggil namanya.
"Aku duluan eonni," kata Yein sebelum ia memasuki sebuah ruangan ditemani Eunji.
Sujeong langsung tertegun saat membaca tulisan di samping pintu ruangan yang dimasuki oleh Yein tadi.
Dr. Kim Seokjin, Sp.K.J
Spesialis Kedokteran Jiwa
(authornya gak tahu apa istilahnya di Korea, jadi pake istilah di Indo aja)***
Sujeong masih duduk di ruang tunggu saat Yein menyelesaikan pemeriksaannya. Yein pun mendekati Sujeong setelah Eunji pergi meninggalkannya. Eunji akan kembali bertugas, ia adalah seorang psikiater di rumah sakit ini.
"Eonni tak ingin bertanya padaku?" Yein memulai pembicaraan.
"Bertanya soal apa?" Sujeong balik bertanya.
"Aku yakin eonni bertanya-tanya kenapa aku masuk ke ruang dokter spesialis jiwa."
Sujeong langsung menunduk malu. Tak disangka, Yein bisa membaca pikirannya.
"Aku mengalami trauma sejak aku kecil," Yein mulai menjelaskan.
"Trauma itu membuatku tak bisa bergaul dengan siapapun. Aku bahkan menjadi antisosial. Setiap hari yang ada di benakku hanyalah kejadian mengerikan yang pernah kualami saat kecil. Karena itu, aku menjalani terapi untuk menyembuhkan trauma ini. Aku bahkan harus mengambil homeschooling sampai dokter bilang kejiwaanku stabil dan siap untuk kembali bersosialisasi. Kakak perempuanku pun mendaftarkanku pada sekolah umum. Aku belum sepenuhnya sembuh, aku masih harus melakukan pemeriksaan rutin dan minum obat untuk menghindari aku berhalusinasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
P.S.Y.C.H.O [END]
FanfictionJeon Jungkook adalah murid SMA yang dijuluki Shinichi Kudo-nya Korea. Dia sangat cerdas dan punya daya analisis yang bagus sehingga sering membantu kepolisian Korea menyelesaikan berbagai kasus. Suatu saat Jungkook dimintai tolong untuk menyelesaika...