Hari ini Ella bertekad untuk tidak terlambat bekerja. Jika terus-terusan terlambat ia bisa kehilangan gaji bahkan kehilangan pekerjaan. Ella masih butuh uang, kecuali jika sudah mendapat suami kaya yang baik hati dan bertanggung jawab.
Pukul 07.00, Ella keluar dari kamar. Di meja makan sudah ada roti dan juga susu kotak. Hal ini Ella siapkan agar menghemat waktu. Dia tidak mau gajinya dipotong lagi karena sering terlambat. Bisa-bisa gajinya sudah tidak ada lagi nantinya. Rumah memang kosong karena Ayah dan Ibunya tengah liburan dadakan di tempat sang Abang yang berada di Yogyakarta.
Ella melihat ponsel, ternyata grup keluarga yang mengheboh di pagi-pagi seperti ini. Alasan kehebohan tersebut bisa karena masalah keluarga atau karena pertandingan bola yang berlangsung dini hari. notif datang berulang-ulang kali.
WhatsApp Grup "Ganteng"
Afzal : Wah... keren banget Liverpool
Baizhan : Nggak bisa nonton Mas, Akila lagi sakit
Afzal : Kenapa bisa sakit?
Baizhan : Nggak tahu, tiba-tiba badannya panas
Fikri : ???
Fikri : Keponakan imut aku kok bisa sakit?
Afzal : Anak Mas nggak imut Fik?
Fikri : Baperan ih, udah tua juga wkwkwk.
Baizhan : Kecapekan Fik
Fikri : Read doang ya dek @Ella
Baizhan : @Ella kemaren ada yang curhat karena habis di omelin sama atasannya wkwk
Afzal : Serius? Siapa nama atasannya?
Fikri : Dia ceroboh si, kapan ya si Adek dewasanya
Ella : Pada sibuk bener, nggak pada kerja emangnya?
Afzal : Mas masuk jam 8
Fikri : Mas lagi ada di kota x lo dek
Ella : Serius? Ihh mau shopping wkwkwk
Baizhan : Kalau urusan begitu cepat banget , jangan mau Fik
Afzal : Mas lupa bilang, tadi malam Mas transfer uang ke rekening adek. Alhamdulillah Mas menang proyek
Fikri : Mau juga
Afzal : Kamu laki-laki Fik
Baizhan : Kasihan
Ella : Cup cup kasihan banget haha.
Ella : Makasih Mas Afzal muahhh
Ella : Aku berangkat kerja dulu ya abang-abangku yang baik hati dan tidak sombong. Takut telat lagi.
Ella menutup ponselnya. Dia segera beranjak untuk keluar rumah. Semuanya sesuai dengan apa yang direncanakan oleh Ella. Dia bisa datang tepat waktu ke kantor. Ella langsung saja menyapa rekan kerjanya baik senior maupun junior dengan senyum mengembang.
"Senang banget nggak telat lagi," ujar Pak Edo sambil memberikan beberapa dokumen.
"Iya dong Pak, malas banget kena marah tiap hari," balas Ella sedikit bercanda. Padahal itu memang karena kesalahan dirinya sendiri.
"Bilang jangan kuat-kuat, nanti kedengaran lo!"
Ella langsung membuat gerakan mengunci mulut.
***
Fikri : Dimana dek? Mas di halte depan kantor kamu.
Ella tersenyum membaca pesan dari abang kandungnya yang ketiga. Fikri memang belum menikah di banding yang abang-abang Ella yang lain. Menjadi abdi Negara membuat Fikri fokus pada karirnya. Umurnya 2 tahun di atas Ella, yang jadi pertanyaan kenapa sang abang tidak pernah ditanya kapan menikah. Hiks ingin rasanya Ella menangis. Ella membalas pesan dari sang abang.
YOU ARE READING
Please, Look At Me! [END]
Teen FictionTAHAP REVISI Satu jurusan dan satu kelas dimasa kuliah membuat Ella dan Zaki saling mengenal satu sama lain. Bahkan mereka berteman sebagaimana orang-orang pada umumnya. Tidak hanya sampai disitu, setelah lulus kuliah mereka ditakdirkan bekerja dipe...