Ada yang Berubah

28.4K 1.2K 27
                                    

"Dek, bangun. Udah adzan."

Perlahan tubuh Ella bergerak karena mendengar suara Ibu dan ketukan pintu secara bersamaan. Ella juga mendengar suara azan berkumandang. Ibu kembali memanggil dari luar pintu. Ella langsung menjawab panggilan tersebut. "Iya, Bu. Aku udah bangun."

Respon yang Ella berikan membuat Ibu tidak bersuara lagi. Meskipun Ella sudah besar, bahkan alarm ponsel juga menyala tapi setiap hari Ibu akan membangunkannya untuk shalat subuh. Nikmat besar yang tidak ternilai sama sekali.

Tenang saja Ella tidak akan tidur lagi, ia mengambil ponsel yang berada di atas nakas yang berada di samping ranjang. Ternyata alarm yang dihidupkan pada pukul 5 kurang sepuluh menit dan juga pukul lima sudah berbunyi, tetapi Ella tidak mendengar suara itu. Mata Ella membulat saat mendapat notif pesan dari seseorang yang sudah mengisi hatinya 1 tahun ke belakang. Laki-laki itu bernama Hendra, ia berusia 26 tahun. Hendra memang lebih muda dari Ella, ia merupakan junior semasa kuliah. Entah bagaimana Ella bisa tertarik kepadanya padahal Ella tidak menyukai seseorang yang lebih muda dari dirinya.

Sekarang Hendra sedang berada di Yogyakarta, ia tengah menempuh pendidikan S2 di sana. Ella tidak tahu, ia sering berkata pada orang lain jika tidak ingin berpacaran namun ia dengan Hendra sering berkomunikasi layaknya orang yang berpacaran. Ella selalu menyembunyikan kedekatannya dengan Hendra kepada teman-temannya. Jika teman-temannya tahu, apalagi Diba pasti ia akan kena ceramah tujuh hari tujuh malam. Ya Ella tahu apa yang dikatakan Diba ataupun Abel tidaklah salah, hanya saja ia tidak mampu untuk mengontrol hatinya sendiri. Ia selalu berdalih di dalam pikiran bahwa ia hanya berkomunikasi dan tidak berjumpa secara langsung. Jadi menurutnya tidak masalah sama sekali, padahal bagaimanapun komunikasi kepada lawan jenis yang terlalu berlebihan sangat tidak baik apalagi jika rasa sudah bermain di sana. Diba selalu berpesan agar Ella tidak jatuh hati dan berharap kepada manusia yang belum halal. Pesan itu seperti angin lalu, kadang Ella sadar bahwa apa yang ia lakukan salah tetapi ia tidak mau meninggalkan Hendra.

Hendra : Maaf Dek, beberapa hari ini Mas ada penelitian penting.

Pesan singkat itu membuat Ella mengembangkan senyumnya beberapa senti, ia langsung melakukan panggilan suara tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Ella pikir Hendra sedang menunaikan ibadah shalat. Ella hanya membalas pesan singkat itu.

Ella : Nggak apa-apa Mas.

Ella : Mas Apa kabar?

Setelah mengirim pesan, Ella meletakkan ponsel di atas ranjang. Tentu saja Ella harus bergegas untuk berwudhu dan shalat. Jangan sampai Ella shalat ketika ayah sudah pulang dari masjid. Bisa-bisa ayah ceramah panjang lebar.

Selesai shalat, Ella memilih untuk melanjutkan tidur. Ella sangat-sangat mengantuk, apalagi ia lembur karena ada pekerjaan menumpuk di akhir bulan. Niat hati Ella hanya ingin tidur satu jam saja, tapi siapa sangka rasanya baru beberapa menit Ella memejamkan mata tetapi pintu sudah digedor-gedor dari luar dan ada suara laki-laki, "Ya Allah, anak gadis satu ini! Woi bangun."

Ella mengambil bantal guling untuk menutupi telinga. Apa yang Ella lakukan memang tidak pantas untuk ditiru. Bayangkan saja, Ella baru tidur pukul 3 pagi dan tentu saja Ella mengantuk berat. Ella kembali tidur, tapi tidak lama alarmnya terdengar sangat kuat. Ella mengacak rambut saking frustasinya. "Ngantuk," teriaknya.

"Woi, teriak aja!!!" ucap seseorang di luar kamar. Ella tidak lupa dengan suara itu, ia adalah kakak laki-laki kedua Ella. Namanya Baizhan, ia sudah menikah dan memiliki satu anak perempuan bernama Aqila. Entah kenapa suara itu ada, padahal ia sangat tahu sang abang juga bekerja.

"Bangun!"

Gedoran pintu membuat Ella melempar bantal.

"Sana bang, jangan ganggu aku!" Kakak laki-laki kedua Ella ini memang berbeda dengan yang lainnya. Ia memperlakukan Ella seperti teman tongkrongan. Tidak heran jika bahasanya sedikit tidak enak untuk didengar. Tetapi tenang saja, jika ada Ayah dan Ibu maka Baizhan akan berubah menjadi sosok kakak laki-laki yang baik dan patut untuk dicontoh.

Please, Look At Me! [END]Where stories live. Discover now