My Best Best Friend

6.8K 71 21
                                    


MY BEST BEST FRIEND

"selamat pagi" terdengar sapaan mama ketika aku berjalan menuju ruang makan. Dengan segera aku menyantap sarapan kemudian berangkat sekolah seperti kebiasaan disetiap hari. Tak pernah lupa dengan salam dan kecupan. Hari begitu cerah hingga aku pun ikut tersenyum memandangi suasana pagi ini melalui kaca jendela mobilku. Suasana hati ini ikut cerah mengingat hari ini adalah hari ulangtahun sahabatku dan kejutan sudap siap sesuai rencana.

Mobil hitamku memasuki parkiran sekolah dan sudah terlihat banyak teman-teman yang sudah menungguku di samping sekolah, sesuai perjanjian. Aku memarkirkan mobilku dan mengambil barang istimewa yang kuletakkan di bagasi belakang. Aku segera berjalan menuju segerombolan teman-teman yang terlihat membawa begitu banyak balon warna-warni, se-ember air, trompet, dan tepung yang siap disiramkan pada Genta.

Namaku adalah Gita. Aku tinggal bersama mama dan adik perempuanku, Rasta. Sedangkan papa telah berpulang sejak aku kelas 2 smp. Sekarang aku duduk dikelas 2 SMA. Genta adalah sahabatku sejak kecil, orang tua kami bersahabat sejak mereka SMP. Kami terbiasa melakukan hal bersama, bahkan Genta dan keluarganya memutuskan untuk pindah rumah agar kami menjadi tetangga yang dekat. Genta sudah seperti kakak sendiri bagiku dan adikku.

Aku dan Genta sudah bersahabat sejak kami masih balita. Sebelum balita kami belum pernah bertemu dikarenakan ia dan keluarganya yang sempat tinggal di luar negeri. Kami selalu menghabiskan waktu libur bersama, dalam setiap kegiatan Genta selalu ada. Ia adalah sahabat terbaik, bahkan ia sudah seperti kakak bagiku. Bahkan ia ada untuk menemaniku saat di pemakaman papa. Aku bersyukur Tuhan memberikan sahabat seperti Genta, ia adalah orang yang penyayang tapi juga suka bercanda, ia juga orang yang cerdas tapi mudah ditipu, dan yang paling diingat oleh setiap orang yang mengenalnya yaitu Genta adalah orang yang paling susah untuk memaafkan.

"gimana? Genta udah dateng?"

"palingan telat seperti biasa."

Terdengar deruman motor khas Genta yang juga terlihat memasuki daerah parkiran. Aku dan teman-teman menanti kedatangannya. Begitu ia datang, kami dengan kompak meneriaki dan bernyanyi, aku menghampirinya sambil membawa kue yang cantik dengan lilin 17 diatasnya. Teman-teman yang lain pun ikut bersorak 'happy birthday' sambil menyiramkan air juga tepung. Terukir senyum bahagia di bibirnya.

"thanks a lot Git."

"sama-sama Ta, make a wish dulu."

Genta memejamkan mata sebentar kemudian meniup lilin tersebut. Setelah selesai acara kejutan tersebut, mereka melanjutkan kegiatan biasanya, kembali ke kelas dan belajar. Waktu belajar selesai dan waktunya bel istirahat berbunyi yang dilanjutkan suara kegaduhan murid yang bergegas keluar kelas. Aku menemui Genta di kantin saat istirahat, kami berbeda kelas, ia di kelas jurusan ips dan aku kelas jurusan ipa. Tak pernah bosan meski bertemu setiap hari.

"By the way, tadi wish lo apaan?"

"Dih kepo."

"Yaudah, sabtu malem gue pergi bareng Sinta aja ah gamau sama lo."

"Lah main ngancem. Tadi gue wish tentang kita, semoga aja ga ada perpisahan."

"Bukannya doa biar lulus atau apaan malah gapenting gitu." Kataku bercanda

"Kita itu penting Git."

Aku hanya mengabaikan nya. Tapi tanpa ia tau aku pun berharap begitu.

25CERPENWhere stories live. Discover now