Kalau cinta itu rumit, kenapa aku harus jatuh cinta?
♡♡♡
Carlos tidak tahu kenapa tiba-tiba dirinya merasa khawatir pada Silla. Apa gadis itu baik-baik saja setelah kejadian tadi pagi?
Dengan langkah cepat ia berjalan menuju ke kelas Silla untuk menemukan gadis itu. Namun, di tengah jalan ia harus bertemu dengan Echa.
"Lu mau kemana? Ini kan bukan jalan ke kelas dua belas."tanya Echa sambil menatap Carlos datar.
"Hah? Oh iya, gue salah jalan kayaknya."jawab Carlos, berniat untuk memutar arah tujuannya, tapi langsung dihentikan oleh Echa.
"Lu mau ke kelas Silla kan."tebak Echa yang benar-benar akurat.
"Engga kok, gue salah jalan aja, bukan mau ke kelas Silla."elak Carlos.
"Gue tau, pasti ada sesuatu yang kalian sembunyiin kan?"tanya Echa menyelidik.
"Maksud lu apa? Gue gak ngerti."tanya Carlos balik. Ia berusaha memasang muka yang tidak mengerti supaya Echa tidak curiga.
"Jadi gini," Echa mengambil napas terlebih dahulu sebelum mulai menjelaskan pada Carlos. "Tadi pagi keadaan Silla baik-baik aja, dan setelah balik dari ruang guru dia langsung jadi pendiem gitu, aneh kan."jelas Echa.
Carlos terdiam, ia memikirkan perkataan Echa barusan. Apa penyebab Silla jadi pendiam begini karena kejadian tadi pagi? Bodoh! Kenapa ia tidak memikirkan perasaan Silla tadi? Ya, Carlos memang benar-benar bodoh.
"Woi! Kenapa lu malah ngelamun sih?"tegur Echa sembari menjentikkan jarinya di depan wajah Carlos.
"Ha? Sorry, kayaknya gue masih ada urusan, gue duluan ya."pamit Carlos langsung meninggalkan Echa yang terdiam di tempatnya.
'Dari sikap Carlos barusan, gue yakin emang ada yang mereka sembunyiin.'batin Echa.
☆☆☆☆☆
"Sil, main ke rumah gue dulu yuk!"ajak Via semangat.
Sekarang mereka berlima sedang berjalan menuju ke gerbang untuk pulang.
"Hah? Kenapa Vi?"tanya Silla, ia tidak mendengarkan ucapan Via karena tadi ia sedang melamun.
"Astaga Silla! Lu kenapa sih? Dari tadi lu tuh engga fokus mulu tau gak!"omel Leta.
Silla tersenyum tipis, lalu ia membalas perkataan Leta, "Sorry, kurang minum air kayaknya."kata Silla.
"Lu sakit? Perasaan tadi pagi lu baik-baik aja tuh."balas Celia sambil memperhatikan Silla seksama. "Yaa.. Itu sebelum lu dipanggil ke ruang guru sih."tambahnya kemudian.
Baru saja Echa ingin menimpali, di depan mereka ada suara seseorang yang memanggil Silla.
"Silla! Apa kabar?"sapa orang yang tadi memanggil Silla.
Silla menoleh ke arah suara, lalu ia membesarkan bola matanya karena terkejut.
"Andra? Kok lu bisa disini?"tanya Silla heran.
Orang yang bernama Andra itu langsung mendekat ke arah Silla dan teman-temannya sambil memasang senyuman lebarnya.
"Hai, gue Andra, mantan pacar Silla."ucap Andra memperkenalkan diri.
"Mantan? Sejak kapan lu pacaran Sil?"tanya Leta.
"Apaan sih, ngaco deh lu."omel Silla sambil memukul pundak Andra.
"Hehehe, bercanda, tapi kalo mau beneran gapapa, gue bersedia kok."kekeh Andra, dihadiahi sebuah cubitan dari Silla di pinggangnya.
"Berani ngomong yang aneh-aneh lagi awas aja."ancam Silla memberikan tatapan mematikan pada Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories [SELESAI]
Teen FictionTidak semua harapan yang kita punya itu menjadi kenyataan. Terkadang keadaan mengharuskan kita untuk merasakan juga apa yang dinamakan dengan pahitnya kehidupan.