Masa remaja

24 2 0
                                    

     Semenjak aksi penyelamatan bagai superhero yang ariyo lakukan terhadap nadin keduanya menjadi dekat.

mereka saling bertukar nomor handphone, setiap malam chating walau sekedar mengucapkan selamat malam tak pernah absen mendarat di handphone nadin.
Satu hari nadin hendak mendaftar di universitas negeri di kotanya, saat sedang melampirkan berkas tiba tiba seorang lelaki menepuk bahunya

" eh copot " spontan nadin berteriak
saat ia menengok ternyata itu sosok ariyo yang sedang menertawakan kelatahannya
" wakaka ga nyangka loh cw seanggun kamu latah"
" engga, kaget aja tadi, ngapain lo disini? Ngebuntutin gw? Seru nadin
" dih udah latah kepedan pula, jadi lo ndaftar disini?"
" yakali gw disini mau nyapu, iyalah ndaftar disini lo sendiri ngapain? "
" emm sama "
" ko bisa?"
" ya bisa dong siapa aja boleh ko kuliah disini"
" ngeselin ya lo awas aja kalo.."
" kalo apa?"
" em apa yaa? gatau ah terserah lo aja"
" kalo gw naksir sama lo? Ya ga mungkin lah sory beda level " ariyo terkekeh melihat ekspresi nadin memanas
" siapa juga yang mau sama lo " sebuah buku mendarat di kepala ariyo lumayan keras
Nadin rupanya menepoknya saat ariyo menjulurkan lidah

Sontak ariyopun berlari menjauhi nadin sementara ia mengejarnya seperti anak kecil yang tengah bermain gerobak sodor.

***
Tes tertulispun serentak dilakukan di convention hall kampus
Sekian banyak bangku yang disediakan entah kenapa bangku ariyo dan nadin berdampingan
dalam hal ini ariyo ingin sejenak meredakan usilnya pada nadin demi bisa fokus mengerjakan soal namun fikiran itu hanya berlangsung sesaat karena 5 menit kemudian
berkali kali suaranya terdengar menyauti nadin seakan meminta pertolongan agar diberi jawaban

Nadin yang sedang serius tak ingin menggubris cuitan ariyo, ia pura pura tak mendengar
" ehm" seorang pengawas berdehem dibalik kacamata tebal yang di lengserkan di hidung mekarnya
" sst sst"
ariyo melempar secarik kertas di bangku nadin, dengan rasa takut nadin memungutnya ia membaca dengan gemetar
" bagi jawaban nomor 1-5 ntar gw traktir permen foxs di kantin "
nadin geli membacanya, bagaimana mungkin ia disogok hanya dengan permen foxs, dasar cowo ga modal " fikirnya"

lalu ia teringat sesuatu, bukannya ariyo murrid yang pintar kenapa soal semudah ini tak bisa ia kerjakan, ah sial nadin benci dengan fikirannya
Bukan waktu yang tepat memikirkan cowo ga jelas itu..

#Lanjut tidak ya?

Sekejap memandangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang