part 24

242 3 0
                                    


Lima tahun kemudian.

***

Dea pov

Aku sekarang sudah bekerja di salah satu perusahaan ternama di America, perusahaan yang bergelut di bidang arsitektur, sedangkan Eza sudah mendapatkan gelar Dokter setelah melewati semuanya. Begitu panjang perjalanan kami 5 tahun Ldran sungguh membosankan, tak jarang Eza berlibur ke America untuk menemuiku, meskipun waktu 5 tahun tidak cepat kami sering bertengkar sampai salah satu diantara kami meminta maaf.

~~~

"Will you marry me?"
Pinta Eza dengan mengeluarkan cincin berlian lalu berjongkok di hadapanku. Mataku terbelalak, membuka mulutku perlahan, tak sangka ia mengucapkan 4 kata yang ku tunggu dari dulu, aku menyipitkan mataku tak sanggup menahan air mataku. Jatuh begitu saja. Tentu saja aku menjawabnya Ya.

"Yes i will"

Di langit Hollywood ia melamarku, sebelumnya ia mengajakku ke salah satu restoran untuk menikmati makan malam. Bernuansa putih menghiasi ruangan ini, disuguhkan dengan pemandangan indah dari lantai 24, pemandangan kota ini sungguh membuatku merasakan suasana romantis.

"Thanks sayang"
Ucap seseorang yang sangat ku cintai dengan caranya sendiri membuatku luluh. Diapun menarikku dengan kedua tangannya, mendekatkan wajahku ke wajahnya sampai jarak kami tak terhitung sama sekali, menciumku dengan begitu tulus. Ku rasakan air matanya mengenai pipiku, ia sangat bahagia dan aku lebih bahagia sekarang, bagaimana tidak jika wanita di lamar oleh seseorang yang sangat ia cintai pasti ia sangat merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Setelah menyantap makan malam kamipun bergegas kembali ke apartemen.

"Yuk kita pulang"
Ajaknya.

"Yupss"
Potongku lalu tanpa ku sadari Eza langsung mengangkatku dengan kedua tangannya. Akupun melingkari lehernya dengan tanganku, ku rasakan degup jantungnya yang seirama seakan tenggelam di dadanya.

ini tempat yang sangat nyaman

Akhirnya sampai di lantai dasar setelah menuruni lift, banyak orang yang melihat kami. Kami tidak peduli. Akhirnya iapun memasukanku ke dalam mobil Ezapun mengambil alih pengemudi lalu menginjakkan pedal gasnya menuju apartemenku.

"Minggu depan kita nikah yah sayang"
Ucapnya duduk sambil melihatku dari tadi yang sibuk membuatkan minum untuknya.

"Cepet amat"
Tanyaku.

"Itusih kamu yang nggak tau, sebelum aku kesini, aku sudah bicarain sama Papa kamu dan semua keluarga kita. Mereka yang urus disana. Aku mau kita nikah di Indonesia"
Lanjutnya.

Akupun memasang muka tak sangka atas persiapan calon suamiku yang satu ini. Dia sangat pandai mengurus semuanya.

"Akukan mau baby"
Lanjutnya lagi sambil menatapku mesum lalu tertawa tak bedosa.

"Ihh dasar"
Tepisku lalu tersenyum. Tak sadar iapun beranjak dari tempat duduknya ke dapur menghampiriku.

"Kamu cantik deh"
Ucapnya sambil meletakkan tangannya diatas meja lalu menopang kepalanya, tak henti-hentinya ia menatapku.

"Ish apaan sih"
Tepisku sekali lagi. Wajahku mulai memerah akibat gombalannya yang berhasil membuatku salah tingkah.

"Kamu tidur di sofa yah sayang, aku capek nih seharian perjalanan"
Ezapun langsung berjalan menuju kamarku lalu melentangkan badannya begitu saja.

"Ishh"
Gerutuku sendiri sambil meminum segelas orange jus yang ku buat.

pukul 23.00

Aku berbaring di sofa dengan TV di hadapanku, mencari acara TV untuk menghiburku tapi tak ku temukan satupun. Mataku mulai berat, ku pastikan melihat Eza sekali lagi. Ternyata ia sudah di alam mimpi dari tadi. Akupun mulai memejamkan mata tanpa mematikan Tv terlebih dahulu.

***

Aku terbangun mendengar suara dengkuran seseorang yang terus memaki telingaku dari tadi, akupun membuka mata perlahan memastikan semuanya baik-baik saja, dengan menyipitkan mata memastikan penglihatanku yang tadinya buram. Ku dapati Eza yang masih tertidur pulas sambil memegang tanganku, betapa indah pemandangan pagi ini. Sinar matahari yang terpampang di sudut kaca kamarku sepertinya sudah siang. Syukurlah ini hari sabtu, dan waktunya untuk berlibur. Aku bisa mengambil cuti untuk pernikahanku nanti.

"Zaa. bangun"
Pintaku sambil menepuk bahunya. Diapun merengek seperti anak kecil yang ingin melanjutkan tidurnya.

"Zaa, bangun. Ini sudah jam berapa tau"
Dia masih tak menggubrisku.

mungkin ia terlalu kecapean kali.

fikirku sejenak lalu bangkit dari sofa untuk memasak sesuatu di dapur, Akupun menuju kamar mandi untuk menyelesaikan ritual mandiku terlebih dahulu.

Akupun mengendus sambil tersenyum mengingat kejadian tadi malam.

Untunglah Eza masih tidur.

Akupun meraih kamarku lalu menguncinya setelah menyelesaikan ritual mandiku dan segera mengganti pakaianku, tak lupa aku juga membersihkan kamarku yang acak-acakkan. Setelah itu menuju dapur untuk memasak sesuatu.







please vote and comment yak.

TO BE CONTINUED.

kiss hug:*{}
Dari Penulis.

Silent [COMPLETED]Where stories live. Discover now