Found You

846 90 17
                                    

Di chapter ini bahasanya sedikit EYD jadi maaf sebelumnya bahasanya ganti2 🙏
______________________________________
*Rumah seulgi*

Setelah 15 menit berjalan, akhirnya Seulgi dan Irene sampai dirumah. Seulgi langsung menuju kamar dan menurunkan Irene dikasur. "Hah sampe juga." Seulgi merenggangkan badannya yang pegal akibat menggendong Irene.

Lalu seulgi melepaskan sepatu yang dipakai Irene dan menyelimuti Irene. Seulgi menuju dapur dan mengambil segelas air. Saking kehausannya, ia meminum 2 gelas air. Ketika Seulgi sedang minum, tiba-tiba ia mendengar suara seperti benda terjatuh. Suaranya seperti terdengar dari halaman belakang.

Karena Seulgi penasaran, ia menuju halaman belakang. Seulgi pun keluar dan memeriksa apakah ada seseorang atau Seulgi hanya salah dengar. Ketika seulgi sedang memeriksa, ada sesuatu yang lewat diantara pepohonan. Gerakannya sangat cepat.

"Ah paling itu hanya tupai". Dari belakang tiba-tiba ada yang memegang pundaknya. "Kamjagiya!!" lalu Seulgi menoleh dan ternyata itu Irene. "Ah kau mengagetkanku saja". " Sedang apa kau disini?" tanya Irene. "Aku hanya memeriksa tadi terdengar suara benda jatuh dan tadi aku melihat sesuatu melewati pohon yang disana gerakannya sangat cepat" cerita Seulgi.

"Sudahlah kita masuk saja" ajak Seulgi. Seulgi masuk duluan tetapi Irene masih terdiam disitu sambil menatap pohon yang seulgi maksud. 'Aku seperti merasakan aura yang sangat kuat' batin Irene. "Irene cepat masuk sedang apa kau disitu?" teriak seulgi. "Iya iya" Irene pun masuk.

*Keesokan paginya*

Seulgi terbangun duluan dan siap-siap untuk kuliah. Ketika Seulgi sedang memasak sarapan, Irene muncul dari kamar "Morning" sapa seulgi. "Morning" sapa Irene sambil menguap. "Kenapa kau belum berangkat?" tanya Irene. "Kelas ku dimulai jam 9". "Ah begitu".

"Mmmm Seulgi?". "Hhmm?". "Apa aku boleh ikut kekampus mu? Aku bosan dirumah". "Boleh saja tapi kau tidak boleh masuk ke kelas ku gimana?". " jinjja? Baiklah tidak apa-apa yang peting aku tidak dirumah" jawab Irene sambil tersenyum lebar. "Yasudah sana siap-siap". "Baiklah" Irene menuju kamar.

Sementara Irene sedang mandi, Seulgi menyiapkan pakaian untuk Irene. Ia mencari bajunya yang sudah kekecilan. "Semoga saja ini pas". Ketika Seulgi mau keluar kamar, Irene keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk. Tampak lah kulit Irene yang seputih susu. Seulgi hanya terdiam melihat pemandangan yang indah itu (eeaa 😂) Lalu Irene melihat seulgi yang terdiam. Irene langsung lari kekamar mandi lagi.

"YAAK APA YANG KAU LIHAT!". Seulgi tersadar "Ti..tidak aku tidak melihat apa-apa". "Dasar mesum sana keluar". Seulgi pun langsung keluar kamar dan menuju meja makan. Pipi Seulgi mulai memerah "Tadi itu... Tidak-tidak Kang Seulgi sadarlah" ia menepuk-nepuk pipinya.

Seulgi memakan sarapannya, tiba-tiba hpnya bergetar. Terdapat panggilan masuk dari Wendy. "Halo Wan ada apa?". "Seulgi hari ini aku tidak masuk kampus". " Wae? Tumben sekali". "Yeri demam, aku harus merawatnya". "Ah begitu baiklah". "Bye". "Bye".

Setelah itu datanglah irene "Siapa yang menelpon?" tanya Irene. "Wendy yang menelpon, dia bilang Yeri adiknya demam jadi dia tidak bisa masuk kampus karena harus merawatnya". "Ah begitu". " Kau sudah siap?" tanya Seulgi. "Sudah". Seulgi menuju garasi, Irene menunggu Seulgi didepan gerbang. "Ayo naik, ini pakai helmnya". "Sudah?". "Sudah". "Pegangan padaku". Irene malu-malu lalu berpegangan pada baju seulgi. "Jangan seperti itu nanti kau bisa terjatuh". Seulgi memegang tangan Irene lalu diposisikan didepan perut Seulgi. Posisinya seperti 'back hug'. "Seperti ini". Irene hanya mengangguk. Akhirnya mereka berangkat.

*Campus*


Beberapa orang memperhatikan mereka berdua yang baru sampai. Ntahlah karena apa. "Seulgi kenapa mereka melihat kita?" bisik Irene. "Sudahlah biarkan saja". "Apa kau sudah biasa seperti ini?". "Hhmm".

Irene terus berjalan mengikuti Seulgi. Tiba-tiba "Hei" sapa seorang namja bernama Jimin. "Mau apa kau?" tanya Seulgi dengan dinginnya. "Tidak aku hanya menyapa saja dan siapa gadis cantik ini? Apa dia mahasiswi baru disini?" tanya Jimin sambil mencolek dagu Irene. Melihat itu Seulgi marah "Jangan sentuh dia dengan tangan kotormu!". "Wowow kenapa kau yang marah". Karena Seulgi sudah sangat kesal, ia mengandeng tangan Irene dan lanjut berjalan.

Sambil berjalan, Irene melirik Seulgi. "Kau tidak apa-apa?" tanya Irene. Seulgi tidak menjawab karena masih kesal. Mereka berdua duduk dikantin. "Kau mau tau kenapa aku tidak suka dengan namja sialan tadi?" Seulgi memulai pembicaraan. "Dia namja yang sudah membunuh sahabat ku, namanya Rose. Dia menghamili Rose dan namja sialan tadi tidak mau bertanggung jawab. Rose tidak mau keluarga dan teman-temannya tahu. Dia berusaha menggugurkan kandungannya tapi tidak bisa. Sampai dimana dia putus asa dan bunuh diri dengan lompat ke sungai". Tanpa sadar Seulgi meneteskan air mata.

Melihat seulgi menangis, Irene langsung mendekat dan mengelus punggung Seulgi. "Aku turut berduka". Irene menangkup wajah Seulgi "Sudahlah jangan bersedih nanti sahabatmu ikut bersedih melihat kamu begini" ucap Irene sambil menyeka air mata Seulgi dengan ibu jarinya. Seulgi langsung berhenti menangis.

"Oh ya bukannya kau ada kelas hari ini?" tanya Irene. Seulgi melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 09.45. "Ah iya aku hampir saja terlambat". "Yasudah sana". "Kau tidak apa-apa ku tinggal sendiri?". " Iya tenang aja". "Ah ini pegang hp ku, kalau kau kenapa-kenapa hubungi saja nomor yang bernama Taeyeon sunbaenim". "Ok". Setelah itu Seulgi bergegas ke kelasnya.

Irene menyusuri lingkungan kampus. Ketika Irene sedang berjalan, ia seperti merasakan ada yang mengikutinya. Irene menoleh kebelakang. Dia tau siapa yang mengikutinya. Irene melanjutkan perjalanannya, tiba-tiba tidak sengaja bertabrakan dengan Sooyoung. Makanan Sooyoung semuanya terjatuh. "TIDAAAK MAKANANKUU". " Ah maafkan aku" Irene mengumpulkan makanan Sooyoung yang terjatuh. Sooyoung memperhatikan Irene yang sedang mengumpulkan makannya. 'Aku mencium bau serigala, apa dia werewolf?'. "Ini makanannya sekali lagi maafkan aku". Irene membukukan badannya berkali-kali.

Sooyoung terus memperhatikan Irene. "Permisi apa ada yang salah?" Irene menyadarkan Sooyoung. "Bolehkan aku bertanya?". " Tanya apa?". "Apa kamu-". Belum selesai ngomong datanglah yuri. "Yow sob". "Yak! Kau mengagetkan ku saja". "Kau sedang apa disini? Dan siapa dia?". "Tidak bukan siapa-siapa". "Ah begitu. Kau tadi dicariin sama Sunny bunny mu tuh". Sooyoung langsung berlari. "Woy tunggu aku".

Irene lalu melanjutkan perjalanannya. Ia sampai dihalaman belakang kampus yang sepi. Dengan santainya ia berkata "Mau apa kau mengikutiku?". "Bagaimana kau tau aku mengikutimu?". "Karena bau busuk mu". "Hahaha". Jimin mendekat ke Irene. "Kau mau tau kenapa aku mengikutimu?". Tangan nakalnya mulai beraksi. Mengelus lengan Irene lalu berbisik "Karena aku mau tubuhmu".

Irene berbalik menghadap jimin. "Kau mau tubuhku?". Mata Irene berubah menjadi merah warna khas werewolf alpha. "Tidak segampang itu". Jimin terkejut "K-kau Aakkhh!". Jimin seperti dicekik padahal Irene hanya menatap Jimin. "Apa kau masih menginginkan tubuh ku?". Tubuh jimin melayang lalu terhempas sangat jauh. Irene menghampiri Jimin dan menatap matanya. "Ingat jangan kau mendekati atau mengganggu Seulgi lagi dan satu lagi jangan kasih tau siapapun tentang ini" Irene seperti menghipnotis Jimin. "Baiklah" jawab Jimin. Lalu Irene meninggalkan Jimin begitu saja.

"Ternyata benar itu kau" Irene terkejut seperti suara yang ia kenal. Ketika Irene berbalik terlihatlah seorang namja. "Sudah lama tidak berjumpa.... Baejoohyun-ssi"

TBC

.
.
.
.
Cim beeeeeek *dun tang dung dung tang dung* Udah lama cim gak update 😭 Maafkan cim ya reader semua 😘 Maklum cim masih pelajar yang tak luput dari tugas sekolah apalagi dah calon2 lulus 😄 Semoga kalian masih setia membaca karya cim yang tak seberapa ini 🙏
-Cim-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang