"Near... Ayo kita pergi aku akan mengantarkanmu ke rumah"
"Baiklah"dengan wajah murung dia mengikuti Olivia masuk ke dalam mobil.
.
.
"Ada apa kamu terlihat murung ?"tanya Olivia sambil mengemudikan mobil.
"apa baik - baik saja kalau aku datang ke rumah ?"
"Tentu saja, orang tuamu pasti menghawatirkanmu bukan ?"
"Hmm..."Olivia lebih mempercepat mobilnya. Setibanya di halte yang kemarin.
"Jadi dimana tempatmu tinggal ?"tanya Olivia pada anak kecil bernama Near.
"Rumahku ada di sana"tunjuk Near pada sebuah gang kecil yang berjarak 10 meter dari mereka. Near menuntun Olivia menuju rumahnya."Sampai disini saja"ujar Near menghentikan langkah Olivia.
"Apa kau yakin ?"
"Ya"jawabnya pasti.
"Kalau begitu sampai jumpa jaga dirimu"Near memasuki rumahnya selagi Olivia pergi menuju mobilnya yang terparkir ditepi jalan.
"Ternyata dekat rupanya kenapa dia tidak memberitahuku kan aku bisa mengantarnya langsung"dengus Olivia kesal. Via langsung tancap gas, dia langsung pergi memasuki jalan tol.
"Apa dia akan baik baik saja ?
.
.
Lho ! Remnya ! Blong"seketika saja mobil yang dikendari Olivia menabrak mobil didepannya lalu menabrak pembatas jalan dan terguling beberapa kali.
"Apa yang terjadi ? Kepalaku pusing, kenapa ada darah !?"Kelopak mata Olivia lalu tertutup, para pengendara lain langsung turun dan mulai membantu Olivia.
Ambulance segera datang membawa Olivia yang terluka.
****
"Hallo dit, ada apa ?"tanya Haris santai.
"Via ris !"
"Kenapa memangnya ?"
"Via kecelakaan dia sekarang sedang dirawat di rumah sakit pusat kota Zesky"mendengar itu wajah Haris menampakkan ekspresi kagetnya."Ris ! Woi !"
"Maaf, bagaimana bisa ? Zesky ya, aku akan kesana nanti sore"
"Baguslah aku juga sama kalau begitu sampai jumpa""Ada apa ris ? Kau terlihat cemas begitu"tanya Rudi yang duduk disampingnya.
"Temanku kecelakaan pagi ini"jawab Haris sedih.****
Sore harinya, sesuai perkata-annya tadi Haris tiba di depan rumah sakit pusat kota.
"yo ! Ku kira kamu takkan datang"ujar Radit ketika meng-hampiri Haris di parkiran kendaraan."Hmm... Ayo kita harus menenggoknya"ucap Haris ketus.
"Kamu saja sendiri, aku sudah tadi sekarang aku ada keperluan lain, bye - bye""Dasar !"dengus Haris kesal, dia langsung menuju meja pelayanan.
"Permisi sus, kamar perawatan Olivia Fransisca ada dimana ya ?"tanya Haris santun.
"Tunggu sebentar.... Ah, Olivia berada di lantai tiga kamar nomer 7"
"Terima kasih"
"Tuan ini kartu kunjungan anda"
"Ah ya"Sesuai petunjuk suster tadi Haris berhasil menemukan kamar yang dimaksud. di samping pintu terdapat scanner yang digunakan untuk menscan kartu yang diberikan suster di lantai bawah.
Olivia masih terbaring di kasur rumah sakit.
"Syukurlah kau tidak terluka terlalu parah"desus Haris pelan.
"Apa itu kau ?"sebuah suara lemah mengejutkan Haris, rupanya suara itu berasal Olivia."Ya, aku khawatir tentangmu"
Olivia terdiam, Haris mengambil kursi dan meletakkannya di dekat Olivia."boleh aku bertanya, kenapa kamu bisa kecelakaan seperti ini ?"Olivia hanya mengelengkan kepalanya.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu"Haris pergi meninggalkan kamar perawatan.
.
..
.
.
Ditengah jalan Haris memberhentikan kendaraannya karena merasakan ada yang tidak beres dengan motornya.
"Ini ! Seseorang berniat mencelakakanku ya... Kalau begitu apa orang ini juga yang mencelakakan Via. Tapi siapa ?""Aku harus mencari tahunya !"
Haris dengan segera membetulkan motornya dan pergi meninggalkan tempat itu."Dia selamat ya, dia sangat berhati - hati aku harus waspada. Kalau saja Aktris itu meninggal ini akan mempermudah jalanku. Sepertinya aku harus berjuang keras"
****
"Tidak biasanya, bukankah kamu sibuk ?"
"aku tidak tenang bila temanku dirumah sakit"
"Ho...""Apa kamu tidak suka bila aku datang kemari, Via ?"
"Tidak, justru aku senang karenamu aku tidak bosan disini""Hei, Ris. Mengenai kecelakaanku ini aku harap kamu tidak perlu menyelidikinya anggap saja hanya kecelakaan biasa"
"Tidak, karena aku merasa ada yang janggal disini, jangan melarangku karena aku peduli padamu"kata Haris sembari pergi meninggalkan ruangan tersebut"
.
.
.
"hei ! Mau apa kau ?"teriak Haris, melihat seseorang mengotak - atik motornya.
Haris dengan segera mengejarnya, orang itu dengan segera lari secepat mungkin. Dia masuk kedalam sebuah bangunan tua, Haris juga ikut masuk tapi sayang jejaknya menghilang.
"Sial !"
.
.
.
"Dia! Hm... Menarik aku semakin tak sabar membunuhnya, sepertinya permainan ini sudah dimulai...."Haris pergi meninggalkan rumah tua tersebut tanpa disadari orang tadi berdiam di atas kepalanya.
****
Menyimpan tasnya lalu menjatuhkan diri di kasur yang empuk.
"Apa orang itu yang mencelakai Olivia ?"fikir Haris dibenaknya.
"sebaiknya ku cari tahu saja besok, huah.... Aku mengantuk...""Sepertinya aku tak perlu untuk mencarimu ya dasar jahil"ucap Haris didepan garasi rumahnya.
"Hmm... Sepertinya aku terlalu lama"
"Siapa kau ? Apa kau yang mencelakai Via ?"
"Via ? Ah, si idol itu ya, hmm... Kakak benar sekali. Ah ya aku belum memperkenalkan diri namaku Near adik dari teman kakak Dio !"Deg..!
Jantung Haris seolah berhenti berdetak ketika mendengar nama itu."Kau adikknya?"
"Ya, aku datang untuk membalas dendam pada kalian"
Near dengan cepat mengambil pisau dari sakunya dan menyerang Haris. Tapi... Itu tak seperti yang dipikirkannya."Kau adiknya ya ? Sayang sekali kau tidak perlu melakukan hal seperti ini sampai kapan pun kau takkan bisa mengenaiku bila kemampuanmu hanya segini"
"Hebat juga ya kakak, tapi apa kakak tau ? Aku ini orang paling jenius di negara ini!"tepat setelah mengatakan itu pisau di tangan kirinya dilepaskan dengan cepat tangan kanannya menangkap pisau tersebut sementara tangan kirinya mengambil pisau lainnya.
"Uwoh..."darah segar keluar dari mulut Haris begitu juga dengan di bagian perutnya.
Seketika Haris langsung jatuh tersungkur.
"Pisaunya! Begitu ya ada tombol rahasianya"
"Benar sekali bila ku tekan pisau ini akan memanjang dua kali lipat, hebat bukan ?. Oh ya aku lupa memberitahu pisaunya sudah kulumuri racun... Kalau begitu selamat tinggal"
"Sial ! Apa aku akan mati ?"
.
.
.
"Dengan begini seharusnya aku tinggal ke rumah sakit itu sekarang. Orang yang menhalangiku sudah tak ada, tapi kenapa perasaanku tidak enak?""Busur es : es pembeku"
"Kenapa ? Bagaimana bisa ?"
"Ku pikir aku akan mati tapi untung saja aku bisa menghentikan peredaran racunnya dan mengurangi pendarahan ini""Aku si jenius kalah. Hmm... Sepertinya inilah batasku. Maaf kakak aku gagal"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic Crystal II : To The Rescue (Ongoing)
RomanceFantasy - romance Setelah pertarungan melawan sahabatnya sendiri Haris dan kawan - kawannya berhasil menyelamatkan dunia. tapi ancaman lainnya masih akan datang. Yamori, seorang manusia dari luar bumi. dia datang untuk mencari seseorang...